Bingung mau ngapain, akhirnya gak ngapa-ngapain biar gak bingung. - Alvira Queen Syera.
Pagi yang cerah mengawali hari seorang Era yang akan melaksanakan tugasnya sebagai pelajar kelas sepuluh. Dengan semangat 45' Era mulai merapihkan semua barang-barang nya mulai dari bekal, air minum, tikar, dan bantal.
Jangan salah kenapa dia membawa tikar dan bantal ya untuk tidur di kelas lah jika jam kosong tiba. Dia adalah tipikal orang yang pelor, tempel dikit molor. Tidur di kelas adalah rutinitas seorang Era berbagai skil tidur agar tidak ketahuan guru sudah dia kuasai.
Sekarang baru jam setengah enam namun dia sudah siap untuk berangkat sekolah. Berhubung hari ini pembagian kelas jadilah Era berangkat pagi-pagi agar kebagian kursi paling depan.
"Busett pagi-pagi gini udah mau berangkat aja. Merangkap jadi satpam sekarang kak" Ucap Bagas comel.
"Berisik lo kutil badak. Masih kecil kerjaannya nyinyir mulu. Kena azab mampus lo" Ucap Era.
"Kamu ini sama adiknya ngomong nya gak sopan" Omel bu Finda yang mendengar perdebatan antara kedua anaknya.
"Kapokk diomelin" Ucap Bagas dengan nada lirih sembari menjulurkan lidahnya guna mengejek kakaknya itu.
Dengan perasaan dongkol Era menuju dapur untuk sarapan terlebih dahulu.
"Kamu kenapa ra. Pagi-pagi kok udah cemberut?" Tanya pak Fandi melihat tingkah putrinya.
"Gak papa" Ucap Era dalam mode ngambek.
"Yaudah kalo gak mau cerita. Gak usah papa kasih uang jajan" Ancam pak Fandi dengan mengeluarkan dompetnya yang tebal.
"Ihh papa lhoo. Bikin tambah badmood aja" Ucap Era bertambah kesal.
"Makanya cerita" Ucap pak Fandi.
"Itu anak kesayangan papa ngeselinnya minta ampun" Ucap Era.
"Kamu berantem lagi sama Bagas" Ucap pak Fandi.
"Enggakk nyinden bareng" Ucap Era.
Seketika ucapan Era memancing gelak tawa papanya yang sedang memakan nasi goreng kesukaannya.
"Udah lah aku mau berangkat" Ucap Era.
"Iyaa hati-hati di jalan" Ucap pak Fandi menyalami anaknya.
Era berjalan keluar rumah dengan terburu-buru, setelah memastikan semua pakaiannya rapih Era berancang-ancang untuk berlari.
Ingat bahwa ada sesuatu yang tertinggal Era pun memutar balik laju larinya untuk kembali ke rumah.
"Duit duit" Ucap Era pada papanya.
"Kamu ini urusan duit aja gak pernah lupa" Ucap pak Fandi.
"Kalo urusan duit mah gak bisa pa. Itukan salah satu alasan aku mau sekolah" Ucap Era setelah menerima uang dari papanya.
"APA KAMU BILANG!!" Teriak pak Fandi.
***
Sampai di depan gerbang sekolah Era dan Riska mulai berjalan menelusuri lorong sekolah Smk Cendrawasi yang masih belum ada satu manusia pun yang datang.
"Is the love shot nanananana" Ucap Era menyanyikan lagu yang dia putar di handphone.
Riska hanya bisa terheran-heran dengan tingkah sahabatnya yang sedang menarikan tarian dari lagu yang dia putar. Dengan percaya dirinya Era menari sambil berjalan menuju kelasnya yang ada di ujung lorong.
"Raa kamu itu ngapain sihh" Ucap Riska mulai jengah dengan tingkah sahabatnya.
"Berak" Ucap Era.
"Kamu berak kok joget-joget. Oh aku tau jadi kamu kebelet berak jadi joget-joget biar gak jadi berak ya" Ucap Riska yang membuat Era cengo.
Ya cengo se cengo-cengonya.
Seketika Era mengusap dada istifar dia lontarkan beberapa kali, agar dia tidak mengucapkan kata-kata hujatan.
"Entah apa yang merasuki mu, hingga kau tega menghianatiku yang tulus mencintaimu" Nyanyi Era dengan suara cemprengnya dan menirukan gerakan yang biasa di peragakan teman-temannya.
"Kamu masih kebelet raa. Ayo aku anterin ke kamar mandi daripada berak di celana" Ucap Riska.
"Salah apa diriku padamu~" Nyanyi Era bertambah kencang.
"Ihh Era kesurupan apa ya" Ucap Riska bingung dengan tingkah sahabatnya.
Tiba di depan pintu kelas Era memulai ritual sebelum memasuki kelas yaitu menghirup dalam-dalam udara yang ada di kelasnya.
"Saya mencium aroma-aroma.... Kok bau yaa" Ucap Era mulai mengendus-endus bau di sekitarnya.
"Maaf ra kelepasan" Ucap Riska jujur bahwa dia kelepasan kentut.
"Busett bau bener. Makaan apa loo. Bangke ayam dimakanin apa. Baunya ngalahin ketiak gue" Ucap Era menutup hidungnya.
Sahabatnya itu hanya bisa menyengir bak kuda yang tak bersalah apa-apa.
"Mau duduk dimana?" Tanya Riska pada Era.
"Belakang aja gimana" Usul Era semangat.
"Kamu berangkat sepagi ini cuma mau duduk di bangku paling belakang. Kamu sehat kan" Ucap Riska mengecek suhu badan temannya.
"Kalo kita duduk di belakang bisa tidur-tidur kaa" Ucap Era memberi penjelasan.
"Gak-gak aku gak mau. Pokoknya kita duduk di bangku paling depan" Ucap Riska.
"Kalo kaya gitu ngapa tadi tanya soimah!" Ucap Era kesal dengan tingkah sahabatnya.
"Hehe" Cengir Riska.
Sepakat untuk duduk di bangku depan kini Riska dan Era memulai rutinitasnya lagi, yaitu Riska selalu membaca buku dan Era tidur.
Yaa karna bangun pagi-pagi sekali menjadikan Era sekarang lebih memilih tidur daripada membaca buku seperti yang dilakukan temannya.
Banyak orang yang bingung dengan tingkah Era pintar-pintar tapi kerjaannya tidur. Bahkan dia tidak pernah sekalipun belajar namun setiap ulangan dia selalu mendapatkan nilai paling besar dibandingkan temannya.
Jika ditanya Era akan menjawab "Orang sukses adalah orang yang suka tidur" Yaaa itu lah alasan yang akan dia berikan.
Tbc
Jangan lupa vote, comment, and follow karna itu semua gak bayar. 🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
After Effect
Novela JuvenilAkan aku tunggu kau sampai kapan pun. Aku tidak perduli dengan siapa kini kau bersama. Tapi dimasa depan kelak akan ku pastikan kau menjadi ibu dari anak-anakku kelak. - Afiq Avandi Dirgantara Aku mencintai orang yang ada sekarang dalam hidupku. Ja...