Our

8.4K 445 52
                                    

Sepulang kerja Beomgyu hanya mengharapkan satu hal. Yaitu istrinya, Taehyun. Seorang pria manis yang sejak pertama kali mereka diperkenalkan, Beomgyu sudah jatuh hati terlalu dalam.

Ingin merengkuhnya, mendengarkan ocehannya tentang hari ini, dan yang tak kalah penting adalah memastikan perkembangan kondisi Taehyun.

Ia tersenyum dan membungkuk sekilas pada para suster yang ditemuinya dalam perjalanan. Hingga sampailah dia di ruang VIP, tersenyum makin lebar saat melihat istrinya duduk di atas ranjang menggendong bayi mereka.

Cklek.

"Sayang," panggilnya dengan selembut mungkin yang langsung dibalas dengan 'ssst' dari istrinya.

"Seonie lagi tidur, jangan berisik."

Beomgyu mengangguk maklum. Dia lantas menutup pintu kamar, lalu beranjak mendekati ranjang tersebut.

"Seonie sudah tidur?" tanyanya, berbisik di telinga Taehyun setelah mengecup gemas pipi tirus itu.

Taehyun manggut-manggut lucu dia kemudian memperlihatkan bayi di gendongannya yang sedang terpejam.

"Dari tadi nunggu papa nggak pulang-pulang, jadi dia tidur deh setelah kukasih asi."

Beomgyu tersenyum dengan bibir bergetar samar. Dia mengecup bayi itu, hanya untuk melihat senyum di wajah kekasih hidupnya.

"Maafkan papa ya, Seonie. Papa harus menyelesaikan urusan perusahaan dulu tadi. Demi masa depanmu, masa depan mamamu juga."

Beomgyu pun beralih mengelus rambut Taehyun dan mengecupnya penuh kasih.

"Ini sudah malam, Ma. Tidak tidur?"

"Nunggu Papa pulang~" jawab Taehyun dengan manjanya setelah dia menaruh bayinya di ranjang bayi yang sengaja disediakan di sebelah ranjangnya.

Beomgyu pun naik ke ranjang itu. Sengaja memilih ranjang untuk dua orang, karena mereka resmi tinggal di rumah sakit itu selama beberapa waktu.

Masuk ke dalam selimut lalu mendekap Taehyun untuk berbaring bersamanya.

"Hyungie sudah mandi ya? Papa Seonie wangi~"

Beomgyu terkekeh sambil memilin rambut istrinya yang sedang ngusel di dadanya.

"Iya, biar ke sini langsung tidur sambil peluk Taehyunie."

"Hari ini Seonie tidak rewel. Dia benar-benar jadi anak laki-laki yang penurut. Mungkin karena kuberi asi total, hehe, makanya dia tidak banyak merengek."

"Wah, bagus dong. Sebentar lagi Seonie pasti sudah bisa memanggil mama papanya."

Taehyun mengangguk riang, anehnya malah bikin hati Beomgyu terluka.

"Ah aku jadi makin tidak sabar mendengarnya memanggil kita dengan mama papa. Pokoknya kita harus merayakan itu ya, Hyungie?"

Beomgyu mengangguk, lalu mengecup dahi Taehyun. "Iya, pasti akan dirayakan."

Taehyun memekik girang lalu memeluk Beomgyu lebih erat. Tapi tiba-tiba dia diam, menoleh ke belakang, lalu tertawa geli pada Beomgyu.

"Lupa kalau Seonie lagi tidur."

Beomgyu hanya tersenyum mendengarnya. Dia tak berkutik, saat Taehyun menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka sekian detik.

"Sayang Beomgyu Hyung."

"Sayang Taehyunie juga."

Taehyun pun mencari posisi nyaman memeluk Beomgyu. Beomgyu sendiri mengatur letak selimut supaya menutupi bahu istrinya ke bawah. Menepuk-nepuk lembut punggung Taehyun hingga kekasih hidupnya mendengkur halus di dadanya.

Beomgyu menghela napas. Memandang nanar ranjang bayi di sebelah Taehyun. Di dalamnya adalah boneka bayi, yang Taehyun anggap sebagai Seonie, bayi mereka yang gugur dalam kandungan.

Mata Beomgyu sudah berkaca-kaca. Ini kenyataan yang sulit bagi Taehyun, termasuk bagi dirinya.

Mereka kehilangan seorang anak yang mereka idam-idamkan sejak masa perkenalan dulu. Anak satu-satunya, kesempatan satu-satunya bagi keduanya.

Sejak awal mereka tahu bahwa rahim Taehyun lemah. Kalau toh hamil, itu sebuah keajaiban. Dan Seonie adalah keajaiban itu. Kesempatan mereka punya anak hanya 1 kali seumur hidup. Dan mereka kehilangan kesempatan itu.

Salah siapa?

Salah mereka sendiri.

lostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang