Telat

27 2 0
                                    




  " GAVEN! GAVENDRA! "
Lelaki dengan suara tegasnya yang cukup keras mengisi rumah besarnya, Memanggil Gavendra yang menggunakan seragam putih abu nya baru saja menuruni tangga rumahnya.
Gavendra tak acuh dengan panggilan itu. 

" GAVENDRA!! LIHAT SAYA! " Dia memanggil lagi

" Ada apa? " Sahut Gavendra tanpa menoleh sedikit pun

" Kamu yang menghapus berkas-berkas yang ada di Flashdisk saya!!? "

" Iya, kenapa pi? Papi keberatan? Saya salah?."  Gavendra menoleh pada lelaki yang dia sebut papi itu.

PLAKK

Satu tamparan mengenai pipi Gavendra, luka merah membekas di pipinya. Dia hanya diam melihat Walden, papi nya.

" Jelas! Kamu punya otak tidak berpikir?! Flashdisk itu sangat penting untuk saya!." Bentak Walden

" Ck, emang ya bagi papi itu Flashdisk lebih penting dari keluarga! Mana tanggung jawab papi sebagai kepala keluarga pi?! Gara-gara papi juga kan mami men- "

PLAK

Perkataan Gavendra terpotong karena Walden sudah menamparnya lagi untuk yang kedua kalinya.

" Lancang sekali kamu! Berani beraninya menyalahkan saya?!." Bentak Walden disertai dengan tatapannya.

Baru saja Gavendra ingin membalas omongan papi nya itu, tetapi diganggu oleh getaran di saku celananya yang berasal dari ponselnya. Dia memeriksa ponsel nya

Whatsapp dari temen perbegoan nya, Gavendra membaca pesan lalu memasukan ponselnya ke saku celana lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Whatsapp dari temen perbegoan nya, Gavendra membaca pesan lalu memasukan ponselnya ke saku celana lagi.

" Terserah papi! saya tidak ada waktu untuk berbicara kepada orang seperti anda!." Gavendra keluar dari rumahnya dan menyalakan mesin motornya, tanpa memperdulikan panggilan Weldan.
               
                                ***

" Pak Nono ayo dongg bukain gerbangnya, saya kan cuman terlambat 2 menit doang pakk."

Gadis yang berperawakan rapi, rambut dikepang satu, memakai kacamata untuk membatu penglihatan matanya yang kurang jelas. Gheavira Sedang memohon pada satpam sekolahnya untuk diizinkan masuk.

" Aduh maaf neng Ghea, tau kan ini udah jadi peraturan." Ucap Pak Nono dengan rasa kasihan.

" Aduhh gimana dongg nanti bisa-bisa dihukum." Gheavira menggerutu sambil menghentakan kakinya ke tanah. Gheavira pasrah menunggu didepan gerbang sekolah sampai ada guru yang datang untuk menghukumnya.

Suara motor mendekat ke arahnya.

" Ahh sialan udah di tutup ae gerbangnya!." seru Gavendra yang masih menaiki motornya.

" Woi." Gavendra melihat Gheavira yang sedang menongkrong di depan gerbang.

" Apa?." Singkat Gheavira.

" Kenapa gerbangnya udah di tutup?."

" Ha? Ya mana gua tau lu kira gua penjaga gerbang!. " Ketus Gheavira.

" Kali aja ada Bu Satpam baru, keknye lu pasrah amat ye, mending ikut gua yok lewat gerbang belakang." Gavendra membuka kaca helm nya, dan melihat cewek yang dari tadi hanya memainkan jari jarinya saja.

" Ga."

" Dih sombong amat lu."

" Ya."

" Woi ayo naik cepetan! ikut gua! Itu ada Bu Emes lagi mau ke sini!." Gavendra memaksa Gheavira agar mengikuti apa yang dia suruh.

" Bu Emes siapa deh?."

" Itu Bu Tina! Gemes kan dia gendut. Udah ayo dah itu lagi mau kesini!." Gavendra menyalakan mesin motornya.

" Bego, mana sih mana ga ada juga boong mulu." Gheavira mencari cari bu tina.

" Gimana sih lu, kacamata nya kurang tebel! Tebelin dulu gih kaca nya!."

" Bacot."

" Yaudah kalo lu kga mau, selamat kena hukuman geeky girl!." Gevandra melajukan motornya pergi.

" Sial-"

" Heii kamu! Sini!." Gerutu an Gheavira terpotong oleh teriakan yang menggelegar dari seorang bu tina.

Mampus lu Ghea - Batin Gheavira.

                               ***

" Kenapa kamu telat Gheaa!." Tanya Bu tina agak sedikit membentak pada murid kesayangan nya itu.

" Maaf Bu. Ghea Kesiangan, semalem belajar sampai larut malam, Maaf ibu."  Gheavira menunduk tanda meminta maaf.

" Ya sudah, lain kali jangan tidur larut malam ghea! Sana masuk ke kelas kamu."

" I-iya bu terima kasih." Gheavira mencium pundak tangan Bu Tina. Belum jauh Ghea melangkah Bu Tina kembali memanggil nya.

" Eh Ghea sebentar sini dulu."

" Ada apa bu??." Gheavira menghampiri Bu Tina lagi.

" Tadi ada orang yang telat selain kamu kan?."

" Eh I-iya tadi ada bu cowok."

" Siapa??."

" Emm nggak tau Bu, Nggak kenal, pokonya tuh baju nya dikeluarin, nggak pake dasi, nggak tau apa lagi." Gheavira mencoba mengingat cowok yang tadi bertemu dengannya di depan gerbang tadi.

" Haduhh, yaudah Ghea san-."

" Ehh bu itu bu." Gheavira menunjuk cowok yang sedang mengendap-endap menaiki tangga.

" Ohh dia, Yaudah Terimakasih Ghea, kembali ke kelas kamu ya."

" Iya bu." Ghea berlari kecil meninggalkan Bu Tina.

" GAVENDRAA!! SINI KAMU! " Teriakan Bu Tina membuat Ghea ikut kaget dan menoleh pada cowok yang di panggil Bu Tina. Lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju kelas.

Gavendra melihat sekilas Gheavira yang sedang tergesa-gesa menaiki tangga.

" Iya buu kenapa?." Gavendra menghampiri Bu Tina.

" Kamu telat kan! Lewat gerbang belakang?!." Bu Tina Membentak dan menjewer telinga Gavendra.

" Aduh duh Bu sakit jangan keras-keras, Ibu nih fitnah aja, Fitnah itu lebih kejam daripada nggak Fit-, AAADUH BU!." Bu Tina mengeraskan jewerannya

" Jangan banyak ngeles kamu! Jujur aja ada yang tau!."

" Paling dia nya yang sok tau bu, aduh bu pelan-pelan dong sakit." Gavendra masih mencari cara untuk mengeles.

" Udah kamu jangan bohong! Kamu banyak bohong jadi ibu nggak percaya sama kamu Gaven!!.

Cewek culun tadi nih pasti yang ngadu ke Bu Emes - Batin Gavendra.

*
*
*
*
*
*

segini aja dulu guys!!

Jangan lupa vote yaa, jangan baca nya doang:v

SEE YOU~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY RUSUH GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang