BAB 8: Part 4 "a Game beetwen?"

141 7 0
                                    

Hari demi hari yang dilalui Hyeri rasanya semakin bertambah berat. Kini ia terlalu takut karena rahasia miliknya ada pada orang yang tak dapat dipercaya. Walau sudah lewat tiga hari semenjak kejadian malam itu, pikirannya tak pernah berhenti untuk menuduh Taehyung, ia penuh curiga terhadap lelaki itu. Telebih kini Taehyung memanggilnya secara pribadi untuk merundingkan sesuatu.

Gema musik yang menusuk telinga amat mengganggu. Hyeri begitu kesulitan untuk mencari Taehyung. Pun laki-laki itu sungguh tidak mengerti jika gadis seperti Hyeri sangat anti dengan club yang disebut diskotik ini. Kali ini pun ia datang sendirian, benar-benar menantang bahaya.

"Aish, kenapa aku harus menuruti permintaannya. Ah, sungguh keterlaluan sampai kapan aku harus terjebak dengannya. Jika Ibuku tahu, aku akan habis digunduli. Ayah, kau melihatku dari surga kan? Tolong ampuni aku, kali ini aku terpaksa, ini pun demi kebahagian Ibu," batin Hyeri khawatir.

"Ikut aku."

Seorang perempuan tiba-tiba saja menarik lengan Hyeri, lalu menyeretnya paksa entah ke mana. Hyeri ingin berteriak tapi suaranya kalah telak dari gema musik yang dimainkan DJ.

"Wangja, wanita ini benar yang kau cari?"

"Yah, dia wanitaku. Lepaskan dia." Taehyung tersenyum.

Apa yang dilakukan Taehyung di tempat seperti ini. Yah, dia menyewa sebuah ruangan yang tak jelas fungsinya. Di sampingnya duduk beberapa wanita yang melihat sinis pada Hyeri, mungkin mereka merasa kalah karena Taehyung memanggil Hyeri sebagai wanitanya.

"Kalian semua pergilah." Usir Taehyung.

"Oppa!" rengek perempuan-perempuan itu manja.

"Aku hanya butuh dia. Cepat!" Mereka pun pergi buru-buru. "Kau duduk di sampingku!" suruh Taehyung.

"Apa-apaan ini?" protes Hyeri.

"Huh, hanya kau satu-satunya yang selalu membantahku. Meski kau tahu jika nasibmu itu ada di tanganku."

Hyeri menunduk lalu duduk di samping Taehyung.

"Bisakah kita pergi dari sini? Aku tidak nyaman dengan tempat seperti ini. Lagi pula kita masih di bawah umur, kalau ketahuan guru bagaimana?" ujar Hyeri khawatir.

"Jika di tanganku, semuanya adalah hal yang gampang, kau tak perlu khawatir." Taehyung tersenyum, terkesan sombong.

Hyeri sangat asing dengan suasana seperti ini, dulu ia bersumpah serapah mengutuk tempat seperti ini sebagai ladang maksiat. Kini ia menelan semua omongannya hanya demi menemui Taehyung, lelaki ini sungguh ajaib karena selalu berhasil membawanya pada masalah-masalah baru.

"Langsung intinya saja. Kau menyuruhku datang ke sini untuk mengatakan sesuatu benarkan? Tentang rahasiaku. Cepat berikan jawabannya. Kalaupun kau menolak tawaranku waktu itu, aku siap berperang denganmu." Tantang Hyeri.

Walau sedikit takut Hyeri tetap berusaha untuk dapat membalas tatapan Taehyung, pada keadaan seperti ini ia lebih memilih untuk menjadi seorang perempuan angkuh, kalau tidak Taehyung akan terus merendahkannya.

"Aku akan membuktikan padamu jika aku adalah wanita yang tidak lemah, aku tidak akan begitu saja menyerah padamu," jelas Hyeri.

"Kau yakin ingin berperang denganku? Bagaimana caranya? Heh, lagi pula aku tidak akan melepaskanmu."

Hyeri mengerutkan dahinya bingung.

"Aku tidak akan melepaskan permainan ini begitu saja. Heh, tidak lemah? Waktu itu kau memohon padaku. Kau telah memperlihatkan banyak kelemahan padaku."

"Yah, tapi pun aku belum menunjukan bagaimana sisi kuatku padamu." Hyeri menatap Taehyung kesal. Lelaki itu selalu tak mau kalah saat berdebat. "Jika kau tak mau melepasku, berarti kau setuju dengan penawaranku kemarin kan? Lalu kita buat perjanjian sekarang."

"Yah, kau tetap akan menjadi pacarku."

"Kenapa harus jadi pacarmu? aku tawarkan sebagai sanderamu."

"Itu demi melindungi rahasiamu. Setidaknya, menjadi pacarku lebih menguntungkan dibanding dengan menjadi sanderaku."

Hyeri kembali mengerutkan dahinya.

Taehyung kemudian menoleh pada Hyeri dan menatapnya dekat.

"Heh, kau memang bodoh," cacinya.

"Kalau begitu jelaskan."

"Akan ada banyak keuntungan yang kau dapatkan ketika kau menjadi pacarku. Pertama, Ibu dan Ayah Tirimu tidak akan curiga tentang hubungan masa lalumu bersama Suga. Kedua, kau akan terhindar dari bulian fans-fansku, mereka sangat baik dan penurut."

"Penurut, huh kau bercanda."

"Yah, begitulah masih banyak lagi keuntungan yang kau dapatkan dan rahasiamu akan aman di tanganku."

"Jika semua menguntungkan untukku, lalu apa keuntungan untukmu?"

"Membuat Min Yoongi kesal."

"Mwo?"

Taehyung menyeringai.

"Ah, aku lupa menjelaskan satu hal padamu." Taehyung berdiri dan kemudian duduk lebih dekat dengan Hyeri.

"A-apa?" tanya Hyeri gugup. Taehyung terlalu dekat dengannya saat ini.

"Yah, status kita akan berpacaran di depan umum nantinya, tapi tidak ketika kita berdua saja." Taehyung mengelus-elus rambut Hyeri pelan. Lalu berbisik lagi pada Hyeri. "Karena ketika kita berdua saja, kau adalah pelayanku, peliharaanku dan manian milikku. Kau tidak bisa kabur dariku, karena aku tuanmu saat ini."

Hyeri spontan menutup mulutnya, dan kini tubuhnya gemetaran. Ini memang keputusan yang telah dipikirkan matang-matang olehnya. Tapi memliki Tuan seperti Taehyung sungguh tak ada dalam daftar kehidupannya.

"Ah, kita berdua saat ini, jadi permainannya sudah dimulai." Taehyung menaruh tangannya di pundak Hyeri, gadis itu hanya tertunduk lesu. Tubuhnya begitu lemah untuk digerakkan.

"Ingat, jangan mencoba untuk kabur dariku karena aku akan menghancurkanmu. Kau tidak boleh memiliki Tuan yang lainnya karena hanya aku pemilikmu. Jangan berpikir untuk kembali pada Suga, jika itu terjadi perjanjian ini akan berakhir dan aku akan menghancurkanmu dengan sekali injak."

"Yah, baiklah." Pasrahnya.

Hyeri menatap Taehyung, dia sempat terkejut karena posisi mereka terlalu dekat. Entah apa yang tengah direncanakan oleh lelaki licik ini.

"Tapi aku akan mencoba menjinakkan tuanku yang kejam ini. Kau tidak tahu kan? Jika sekali tuannya mencintai pelayan, peliharaan ataupun mainan mereka, maka Sang Tuan akan melakukan apa pun itu untuk melindunginya. Aku akan menjadi hal yang berharga untukmu. Jadi, kau tidak akan berani menghancurkanku. Itu kesepakatannya."

Taehyung tersenyum, penawaran Hyeri nampaknya berhasil menarik perhatiannya.

"Baiklah, itu menyenangkan. Heh, hal berharga dalam hidupku hanyalah satu, itu tidak akan pernah tergantikan. Kau tidak akan pernah berhasil memasukinya."

"Kita sama-sama lihat perkembangannya. Kau harus menepati janjimu." Hyeri mencoba tersenyum, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Taehyung meskipun kakinya tak bisa menyembunyikannya.

Mereka pun saling berjabat tangan.

***

My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang