Uluran mukena bernuansa merah muda serta tengadah tangan yang dibasahi air mata menjadi saksi betapa pilu perasaan Deta saat ini. Bibirnya bergetar tak henti mengucap Istigfar dan memohon dibukakan pintu petunjuk yang terbaik.
Deta tahu betul semua ini adalah akibat dari ulahnya juga yang begitu mengharapkan Ali sehingga saat Ali menjadi milik orang lain hatinya tidak tenang. Selama satu tahun ini Deta menyiksa dirinya sendiri dengan tidak mencari tahu kebenaran dari semuanya.
Hati yang mengkhianati Allah memang akan selalu patah.
Deta menangis sejadi-jadinya diatas sejadah indah yang selalu menjadi saksi bisu akan keresahannya kepada Allah. Dia menyadari semua kesalahannya sehingga ikhlas dengan rasa sakit yang kini dia terima.
Satu hal yang kini menjadi fokus utamanya, khitbahan Ali.
Takdir Allah memang luar biasa indahnya. Saat dia mengharapkan cinta pemuda itu, Allah menjauhkannya. Namun saat dia memasrahkan dan mengikhlaskan semuanya, Allah membawa pemuda itu kepadanya.
Deta memang mencintai Ali, itu fitrah. Hanya saja, apakah selama ini memang fitrah yang Deta rasakan atau justru nafsu semata? Dia sendiri tidak tahu. Inilah yang menjadi alasan mengapa Deta tidak serta merta langsung menerima pinangan Ali, dia ingin memastikan perasaannya dan meminta petunjuk kepada Sang Pemilik Hati.
Kringg.. Kringg..
Kringg.. Kringg..
Kringg.. Kringg..
Sepertinya ada yang memaksa untuk bicara dibalik telepon, setelah membereskan alat sholatnya Deta melihat ponselnya itu.
Alfan 25 panggilan tak terjawab.
"Astagfirullah, ini Alfan kenapa?" tanya Deta pada dirinya sendiri.
Kringg.. Kringg..
Telepon ke-26 sampai saat Deta sedang melihat layar ponselnya.
"Assalamu'alaikum, Deta? Ah akhirnya kamu angkat juga" suara dari seberang sana langsung menyerbu ke telinga.
"Wa'alaikumsalam. Ada apa?"
"Aku mau nanyain jawaban kamu soal pertanyaan aku waktu itu"
"Kamu bilang seumur hidupmu pun akan kamu berikan, kenapa baru dua hari udah heboh minta jawaban?"
Tidak salah memang jika Alfan meminta jawaban kepada gadis pujaannya, karena dia juga tidak ingin menunggu lama-lama dengan niat baik yang sudah dia pikirkan sejak lama.
"Hehehe.. Kapanpun kamu siap Deta, aku tunggu jawabannya. Maaf ganggu waktu istirahat kamu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Tutt.. Tutt..
Satu lagi beban pikiran yang harus segera Deta selesaikan, ya Alfan. Dia bahkan lupa jika Alfan melamarnya lebih dulu sebelum Ali. Oh iya, Ali. Deta kembali teringat Ali dan membuka WhatsApp nya, benar saja pemuda itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya.
Kak Ali :
Assalamu'alaikum
De..
Deta..
Ngga jawab salam nih?
Jawab salam itu wajib loh hukumnya
De?
Maafin Kakak ya
Kamu semarah ini sama Kakak?
Kasih Kakak hukuman deh, biar kamu seneng
Yah kaki Kakak kepentok kursi, kamu ya yang nyuruh kursinya?
De ayolah
Kakak nyeselSenyuman indah terbit diwajah Deta begitu saja, bahkan hanya dengan pesan tidak jelas seperti itu saja bisa mengusir rasa kesalnya kepada Ali.
Kak Ali :
Alhamdulillah Ya Allah, Deta udah bisa belajar membaca
De?
Udah dibaca kok ngga dibales?
Ya Allah ajarkan Deta membalas pesan
De ini bukan novel loh ya yang cuma bisa dibaca
Ada orang yang nungguin nih
Bales dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Cinta Dalam Do'a
Spiritual[UPDATE SETIAP HARI!] Level tertinggi dari CINTA adalah MENGIKHLASKAN. وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8) Me...