"Udah sampe mana Al?". Jawabnya dengan nada lemas dan begitu serak. Sepertinya dia hanya memejamkan matanya sedari tadi.
"Sampe jalan Garuda".
"Lurus aja Al, rumah gue jalan Merpati no. 22". Jawabnya masih dengan suara serak. Kepalanya dengan setia ia sandarkan pada bahu Al.
"Oke" hening untuk seterusnya.Ccciiiiiiiiittttttt......
"Oh...Shit....". Umpat Al karena hampir saja menabrak seekor anak anjing yang hendak menyeberang ke tepi jalan.
"Aduuuuhhh, Al. Ngapain ngerem dadak sih". Reflek saja Syeira langsung memukul bahu Al yang ia buat senderan sedari tadi.
"Sorry, Ra. Gue ga sengaja tadi ada anak anjing mau lewat. Lo gpp kan?". Dengan cepat Al turun dari si merah untuk memastikan kondisi Syeira yang mungkin tadi kepentok helm yang ia pakai. Dengan pelan ia mengusap lembut rambut pirang Syeira untuk mencari barang kali ada luka yang disebabkan karena ulahnya. 'Duuhh...Ngapain pake deg degan segala sih gue... mana muka Al deket banget lagi'. Syeira dibuat salting karena ulah Al tersebut.
"G..gue gpp Al, ayo buruan anterin pulang. gue cuma pusing dikit". Ucap Syeira tergagap karena rasa malu yang dialaminya berkat sentuhan lembut dari Al.
"Oke, Ra. Pengangan ya". Tak ada pembicaraan lagi setelah itu hening. 'Aduhh....kenapa kepala gue pusing banget sih. Bodo amat deh gue senderan aja kali ya sama Al'. Tidak ada penolakan dari Al mungkin ia juga khawatir dengan kondisi Syeira saat ini. 'Kenapa gue jadi khawatir gini sih sama nih cewek.... padahal kenal aja baru tadi pagi'. Al memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang karena ia takut ngerem dadak lagi, kasian Syeira. Akhirnya sampai juga mereka di depan sebuah rumah mewah kawasan perumahan elit. Al mengamati sekilas wajah pucat Syeira dari kaca spion miliknya. 'Cantik' pikirnya.
"Bangun, Ra. Kita udah sampe". Al menepuk pelan pipi pucat Syeira.
"Thanks, Al" ucapnya tulus tak lupa ia memberikan senyuman manis miliknya.
"Iya sama-sama. Lo Istirahat ya". Dengan sigap ia mengacak pelan rambut pirang milik Syeira yang membuat sang empunya melotot karena terkejut.
"Alvaaaroooo......". Kesalnya tak terima diperlakukan seperti itu dan dengan memasang wajah yang sudah memerah seperti ingin makan orang. Sedangkan Alvaro segera pergi meninggalkan rumah Syeira sebelum emosi Syeira semakin memuncak.
'Untung aja bisa lolos gue, Hihihi....lucu juga tuh cewek kalau lagi Marah' gumamnya sambil terus terkekeh dibalik helm full facenya karena berhasil buat Syeira marah.
Syeira pov.....
Gue melangkahkan kaki gue dengan sekuat tenaga menuju kamar. Jujur saja rasanya seperti mau ambruk. Akhirnya sampe juga kekamar. Tak butuh waktu lama gue langsung menjatuhkan diri di atas bed kesayangan gue.Tookk..ttookk....toookk......
Terdengar suara ketukan dari luar kamar, pasti itu si mbok. Gue lihat jam weker masih menujuk ke angka 17:00 ternyata gue udah tidur selama 2 jam.
"Sebentar, mbok". Dengan langkah berat gue melangkah keluar.
"Ada apa?". Tanya gue yang lebih memilih menyandarkan kepala ke daun pintu.
"Itu non, diluar ada yang nyariin". Sambil senyum gak jelas.
"Siapa mbok?". Gue tambah pusing jika terus terusan berdiri.
"Itu n...".
"Suruh masuk aja mbok. Saya tunggu diruang keluarga". Belum sempat si mbok menjawab langsung gue potong karena ya gue sudah tak tahan berdiri dan lebih memilih untuk duduk ke sofa yang ada diruang keluarga dilantai atas. Dan kebetulan itu jaraknya sangat dekat dengan kamar. Tak lama kemudian gue mendengar langkah kaki yang mendekat kearah gue duduk sekarang. Pasti si mbok.
"Ini non orangnya". Ternyata benar itu Si mbok.
"Yasudah, mbok bisa pergi". Gue masih belum tau dia siapa karena posisi gue saat ini membelakanginya dengan posisi tangan yang selalu gue gunakan untuk menekan kepala gue 'biar sakitnya ilang dikit'.
"Hai, Ra. Gimana kondisi lo?". Sepertinya suara cowok, tapi bukan bang Satria deh kayaknya. Terus siapa. Gue memutar posisi untuk melihat siapa dia, ternyata Alvaro. Ngapain dia kemari coba.Alvaro pov.....
"Masih pusing dikit. Lo ngapain kesini?" Ucap Syeira yang heran dengan kehadiran gue dirumahnya.
"Emang gak boleh gitu gue kesini? Lagian pasti lo belum makan kan dari tadi?" Gue mengedipkan sebelah mata kearahnya. Syeira?? Sepertinya dia jyjyk melihat tingkah gue. Bodo amat lah.
"Sok tau banget lo". Dengan cemberut ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ehh kok lo ngambek sih? Gue salah apa coba?". Udah bagus gue jenguk, nih cewek malah nyebelin banget.
"Kenapa lo gak bilang kalo mau kesini?" Syeira tetap tidak mengalihkan pandangannya kearah Al.
"Yaelah, Ra. Mau bilang darimana coba?? Gue kan gk punya kontak lo?". 'Dasar cewek aneh'
"Ehehe... iya juga sih. Sini hp lo". Tanpa babibu lagi Syeira merebut ponsel yang sedari tadi gue pegang. 'What, dia udah gila kali ya... gak sopan amat'. Gue lihat dia tengah mengetikkan sesuatu di ponsel gue.
"Nih...udah". Ucapnya enteng dan menyodorkan benda pipih itu ke tangan gue. Cewek aneh.
"Btw.... bonyok lo kemana, Ra? Kok rumah lo sepi amat?" Gue terus celingak celinguk mencari keberadaan orang lain dirumah ini.
"Papa di kantor, kalo mama lagi kerja di Rumah sakit. Abang gue pasti habis ini pulang". Ternyata Syeira punya kakak. Pantesan aja nih rumah sepi amat ternyata pada pergi.
"Ehh ya, Ra. Gue tadi bawain lo bubur ayam loh. Tenang aja gak gue racunin kok". Gue menyodorkan kotak makan yang berisi bubur ayam.
"Lo bikin sendiri?". Dia tersenyum senang setelah membuka kotak tersebut.
"Ya bukan lah. Itu bundaku yang buat. Spesial buat temen baru katanya".
"Terus yang itu apaan Al?". Syeira menunjuk bungkusan berwarna putih disamping gue.
"Oh, ini martabak tadi gue beli didepan". Gue membuka isi bungkusan tersebut dan menunjukkan padanya.
"Kayaknya enak deh, aku mau dong Al".
"Gak, ini buat gue. Orang sakit gak boleh makan sembarangan". Gue merebut kembali martabak tersebut.
"Ya ampun Al, pelit banget sih". Jujur gue gak tega karena dia memasang puppy eyes kearah gue. 'Ah, sial kenapa imut banget sih'
"Oke, tapi setelah lo habisin bubur ayam itu. Kasian bunda gue udah capek capek masakin buat lo".
"Oke...setuju" dengan lahap dia makan bubur yang gue kasih tadi. 'Nih... cewek kaya gak makan sebulan aja'. Gue meneguk saliva secara paksa melihat cara makannya yang jauh dari kata cantik.
"Ehh tapi kok lo perhatian banget sama gue?" Dia menghentikan makannya dan menoleh kearah gue.
"Jangan kegeeran lo. Ini juga terpaksa karena bunda maksa gue buat jenguk lo".
"Maksud lo?" Sambungnya dengan wajah cengo.
"Gue bilang ke bunda habis nganterin pulang temen sakit karena gue pulang telat". Jawabku kesal.
"Oh...". What..??? Cuma Oh? Ya ampun nih cewek resek banget'.
.........
"Assalamu'alaikum, Abang pulang". Teriak seorang laki laki dari arah pintu utama.
"Itu abang lo, Ra?" Gue bertanya disela sela makannya.
"Iya dia abang gue. Dia emang suka teriak gak jelas gitu". Jawabnya setelah menelan suapan terakhirnya.
"Nih udah abis. Thanks ya, Al". Dengan entengnya ia menyodorkan kotak makan berwarna biru tersebut.
"Al, gue masih laper nih... mau itu dong". Lagi dan lagi dia menunjuk martabak yang gue taruh dimeja.
"Ambil dah". Terpaksa gue mengiyakan maunya. 'Sabar, Al. Cewek emang gitu'.
"Disini ternyata lo dek. Ehh siapa lo?" Cowok tersebut menunjuk kearah gue.
"Nama gue Alvaro. Panggil aja Al ganteng, gue temen baru Syeira". Tanpa malu gue mengulurkan tangan kepadanya. Karena gue lihat dia kayaknya hanya terpaut usia 3 tahun dari gue.
"Gue Satria, abangnya dia". Setelah melihat kearah Syeira, spontan saja dia merebut makanan yang nyaris saja masuk ke dalam mulutnya.
"Wahhh.... jahat lo dek. Makan gak bagi-bagi".
"Ihhh... abang apaan sih. Aku kan masih laper".
"Yaelah dek cuma dikit kok." Tanpa pikir panjang Satria mengambil martabak terakhir yang masih tersisa.
........
Ttookk...ttookk...ttookk....
Pandangan kita sontak mengarah ke pintu utama.
...........==============/\=============
KAMU SEDANG MEMBACA
°ALVA~SYEIRA°
Ficção Adolescente"Meskipun banyak cewek diluar sana yg cantik tapi masih cantikan bundaku dong". Alvaro "Jadi aku gak cantik gitu maksud kamu?". Syeira "Kamu juga cantik kok dimata aku". (yaelah gitu aja mau ngambek dasar cewek,untung sayang) Alvaro. "Gitu dong :)"...