6 bulan berlalu..
Kata orang, cukup untuk saling mengenal dan memperdalam rasa bukan?
Tapi kadang manusia lupa,
Bahwa seiring waktu berjalan, ada banyak hal yang baru terungkap.
Mengundang tangis, amarah dan kecewa.
Lalu apakah ia sanggup untuk bertahan?
-------
"Seok, jangan dianggurin gitu dong nasi gorengnya. Punya gue udah habis dari sejam yang lalu lho ya," Jinhyuk mencoba mengalihkan perhatian Wooseok yang duduk di depannya. Wooseok hanya menggumam pelan sebagai balasan, membuat Jinhyuk menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Sedari tadi Wooseok enggan untuk menghentikan aktivitas membuat proposal tesis di kantin kampus hanya untuk mengisi perutnya yang masih kosong, bahkan sejak pagi tadi.
"Seok, ntar loe bisa makin kurus kalo susah makan kayak gini," kini nada bicara Jinhyuk terdengar memelas, berharap Wooseok mau mendengar rengekannya. Karena demi Tuhan, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore tapi temannya itu masih betah untuk berpuasa.
"Iya hyuk, bentar lagi deh. Dikit lagi kok, nanggung banget nih," Wooseok melempar senyuman tipis pada sahabatnya, lalu menyempatkan diri untuk menyesap teh hangat yang tersaji di mejanya (yang sudah mulai mendingin tentunya karena terlalu lama dianggurkan).
Jinhyuk menghempaskan tubuhnya untuk bersandar pada kursi, ia sudah menyerah untuk membujuk Wooseok. Tangannya kemudian beralih untuk memainkan ponselnya, mengamati postingan di twitter. Baru beberapa menit berlalu, netranya menangkap sosok pria tinggi dengan balutan jeans hitam dan kemeja berwarna putih-hitam, seolah memang sudah ada sinyal khusus untuk menyadari kedatangan pria tersebut. Siapa lagi kalau bukan Kim Yohan, pria yang 6 bulan lalu bertegur sapa dengan Wooseok di pemakaman. Jinhyuk tampak lebih bersemangat ketika Yohan melambaikan tangan, menampilkan gigi kelincinya saat tersenyum.
"Nah bagus, pawangnya udah dateng," Jinhyuk terkekeh pelan saat Yohan mengambil posisi duduk di sebelah Wooseok. Wooseok menolehkan kepalanya, lalu segera menyenderkan kepalanya pada bahu Yohan sambil menghela nafas panjang. Jinhyuk terkikik gemas melihat tingkah Wooseok yang sangat manja pada Yohan. Seakan dunia milik berdua, padahal suasana kantin saat itu sangat ramai karena memang sedang musim ujian dan menjelang deadline pengajuan proposal tesis.
"Ya udah kalian pacaran aja dulu ya, kebetulan pacar gue juga udah nanyain nih dari tadi. Kasian dia kelamaan nunggu. Eh ya Han, tolong dong pacarnya disuruh makan biar nanti nggak ngerengek, nangis-nangis kalo maagnya kambuh," Jinhyuk berucap dengan lantang dan santai sambil bersiap-siap untuk meninggalkan keduanya. Yohan hanya mengangguk sambil terkekeh pelan. Sementara Wooseok langsung menegakkan kepalanya, lalu melemparkan tatapan kesal pada Jinhyuk.
"Eh nggak ada ya aku pacar-pacaran sama Yohan. Cuma kamu disini yang udah punya pacar! Sana pergi jauh-jauh, nyebelin!," Wooseok mendengus sebal karena Jinhyuk malah mencebikkan bibirnya setelah mendengar ucapannya.
"Ih nggik idi yi iki picir-picirin simi Yihin. Mboh, terserah loe aja lah mau nyebutnya gimana. Nggak pacaran tapi kemana-mana nempel. Kalo capek, selalu nanya Yohan mana ya? Ih Yohan kok nggak ngangkat telpon sih? Ih Yohann blablabla. Terserah Seok, capek gue ngurusin kepala batu kayak lo. Han, titip dia ya, tolong pastiin dia makan karena gue nggak mau nanti atau kapanpun diganggu sama dia cuma perihal sakit perut atau apalah itu. Bye!," Jinhyuk menoyor kepala Wooseok dengan menggunakan tangannya sambil melemparkan senyumannya yang tampak terlalu lebar kepada Yohan. Ia melenggang pergi, tanpa mempedulikan Wooseok yang sudah sibuk mengeluarkan sumpah serapah padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Time Lapse || Yocat FF - One shoot
FanfictionHanya sekumpulan short stories yang dipakai sebagai sarana belajar nulis. Haha. Mainly oneshoot, only about Yocat. Mungkin akan ditambah karakter lainnya sesuai kebutuhan masing-masing chapter. Please enjoy and don't hesitate to leave your comment :)