27

138 12 1
                                    

Laura terbangun dari tidurnya, ia melihat kearah jam dinding.
Ia melotot saat ia kesiangan, dengan buru buru ia melakukan ritual paginya.

Ia menuruni tangga, Laura melihat semua orang sedang santai menonton televisi, Laura memutar bola matanya malas, ia mendumel ngga jelas.

"Udah tau gue kesiangan! Ngga pada ngebangunin! Salah apa coba gue! Ampe segininya!, Motor dirampas! Udah tau pake mobil itu lelet! Mana macet lagi" Laura terus mendumel sambil memakai sepatunya.

"Kurang keras Ra ngedumelnya" Sindir Rey.

"Ribet banget si hidup Lo" Laura bangkit karena sudah selesai menalikan sepatunya.

"Rara berangkat dulu mah!" Pamit Laura, ia langsung keluar dari rumah tanpa memberi salam ataupun berpamitan kepada kedua lelaki yg sudah menyiapkan tangannya untuk disalami oleh Laura.

"Anak siapa sih tuh mah?" Kesal Rey.

"Mama sengaja ngga bangunin dia, Laura harusnya istirahat mana lukanya belum sempat mamah obatin, kamu tau sendiri ia ngga bisa nyoba luka".

"Anak siapa sih tuh" Rey menggelengkan kepalanya.

***

Mobil putih Laura sampai di parkiran sekolah, ia menuruni mobilnya banyak orang yg memperhatikannya, mereka semua heran karena Laura sekolah padahal ia telah mengikuti tawuran.

Laura balas menatap orang yg menatapnya itu dengan tatapan tajamnya, sekali lirik langsung saja mereka mencari kesibukan masing-masing.

Laura berdecih lalu ia melangkahkan kakinya menuju kelasnya, dijalan banyak orang yg menyapanya tetapi Laura membalas dengan lirikan datar, yah seperti itulah kehidupan Laura.
Tetapi meski sikap Laura menyebalkan tetapi tidak sedikit pula yg menyukainya Laura, terutama kaum Adam.

***

Matahari mulai menampakkan sinarnya, dan guru didepan masih berbicara panjang lebar, sehingga banyak orang yg mengeluh kepanasan.
Yap mereka sedang upacara, tetapi tidak dengan Laura, ia sengaja berbaris di paling belakang karena ia mempunyai piling kalau kepala sekolah yg akan menjadi pembina upacara, dan 100% dugaan Laura benar.

Saat Laura sedang mendengarkan ocehan kepala sekolah itu tiba-tiba seseorang menghampiri dirinya.

"Hai Ra" sapa orang itu, Laura melirik sekilas lalu kembali menghadap kedepan.

"Mampus Lo dikacangin" ucap seseorangnya lagi.

"Diem lu, Ra Lo kepanasan ngga?" Sambungannya lagi.

"Lo kalau mau ganggu gue, mendingan pergi gue ngga lagi pengen diganggu" balas Laura tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ye Ra ko Lo sinis amat sih, gue saranin jangan galak galak amat, nanti Lo ngga ada yg suka. Dan jika Lo ngga laku Lo dateng aja sama gue, gue akan terima Lo" cerocos Kevin.

"Mulut Lo ngga pernah disekolahin ya, berisik amat melebihi mulut perempuan tau ngga!" kini Laura merasa terganggu.

"Yeh Lo mah gi-

"Ngomong sejak lagi gue pisahin tuh mulut" potong Laura, mendengar itu kevin dan Liam diam merasa takut.

Laura memutar bola matanya jengah, mood nya sedang buruk ditambah lagi kevin yg mengganggu dirinya, sekarang moodnya semakin memburuk.

"LAURA LARISA AYODHYA DAN REGAN ALDEBARAN KELAS 11 IPA 1" teriak kepala sekolah itu menggunakan mix.

Merasa dipanggil Laura memgangkat tangannya ke atas.

"Iya silahkan kedepan Laura dan Regan!" Perintah kepala sekolah itu lagi.

Dengan malas Laura melangkahkan kakinya menuju depan.

"Selamat Ra!" Ucap Ghina dan Aca bersamaan, Laura hanya tersenyum singkat menanggapinya.

Dan kini Laura dan Regan berada di depan, keduanya menampilkan ekspresi datar, jika orang yg belum mengenal keduanya. Maka mereka akan merasa ingin menampol wajah datar itu.

"Saya selaku kepala sekolah ini ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian berdua, terutama pada Laura meski kamu murid baru disekolah ini tapi kamu sudah membuat prestasi di sekolah ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada kalian berdua.
Dan penghargaan akan diberikan oleh bapak Rendi selaku pemilik sekolah ini" kepala sekolah itu mempersilahkan pemilik sekolah itu untuk memberikan penghargaan.

Regan menerima piala dan piagam serta penghargaan lainnya, dan kini Rendi memberikan penghargaan kepada Laura-anaknya.

Rendi memberitahu penghargaan lalu setelah itu ia mengecup kening anaknya itu, sontak hal itu membuat riuh seluruh murid yg sedang upacara.

"Wah si bapak mencari kesempatan ini" dumel Ucup.

"Coba aja gue yg nyium Laura, beh enak banget ini apaan udah tua, pake cium cium segala" Aldi menambahkan.

"Ayah bangga sama kamu Laura" sambung Rendi, Laura hanya tersenyum singkat. Ada rasa kesal karena seluruh orang mengetahui kalau dirinya anak dari pemilik sekolah.

"Perkenalkan anak saya Laura Larisa Ayodhya Pratama, anak perempuan saya dan satu satunya. Saya sangat menyayanginya, dan saya tidak ingin kehilangannya. Tetapi dia anak yg membuat saya khawatir" jelas Rendi.

"Yah" peringat Laura. Rendi terkekeh lalu ia merangkul pundak Laura dan Regan bersamaan.

"Semoga kalian sukses kedepannya!" Laura sedikit meringis karena tangan ayahnya mengenai lukanya yg belum sembuh.

"Baiklah cukup sekian yg dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Sekarang kalian boleh kembali ke kelas kalian masing-masing" lalu seluruh murid berhamburan berlomba-lomba untuk masuk kedalam kelasnya.

Laura dan Regan melangkahkan kakinya menuju kelasnya, tetapi seseorang memanggil nama mereka.

"Laura Regan?" Lalu keduanya membalikan badannya, dan itu adalah guru BK.

"Ada apa Bu?" Tanya Regan.

"Kalian bisa ikut ibu ke ruang BK?" Tanya guru itu.

"Emang kita buat kesalahan ya Bu?" Kini Laura merasa bingung.

"Ah tidak, ibu hanya ingin membahas masalah kemarin".

"Bu waktu ini saya tidak ingin membahas hal itu lagi, tunggu waktu yg tepat aja ya Bu" ujar Laura yg diangguki oleh Regan.

"Kalau begitu baik, nanti ibu panggil kalian lagi" lalu guru itu pergi.

"Aneh banget dah tuh guru, udah tau gue ngga mau bahas kayak begitu eh malah nyosor nyosor. Nih juga piala bunga buku segala dikasih udah tau ribet" Laura terus marah marah tak jelas, hal itu membuat Regan tertawa.

"Apa Lo tertawa" Laura menatap Regan sinis. Detik kemudian ia ikut tertawa. " gue emang udah gila ya Gan?" Tanya Laura polos.

"Pake banget malah Ra" Regan terus tertawa, Laura berhenti tertawa lalu ia menatap tajam pada Regan, Laura memajukan beberapa Senti bibirnya.

"Lo jahat Gan gue ngga suka, sebagai gantinya Lo bawain ini semua" Laura memberikan semua barang yg ada ditangannya ke tangan Regan yg membuat Regan kewalahan membawanya.

Melihat itu Laura tersenyum. " Makasih yg babu, gratis kan" Laura tersenyum manis lalu ia berlari mendahului Regan.

" Ra! Laura bantuin gue! Ra! Elah" Regan berteriak memanggil Laura, tetapi Laura tidak memperindah Teriakan Regan, ia berjalan dengan santai menuju kamarnya.

"Untung Cantik" bisik Regan, dan seketika tubuh Regan menegang, ia baru menyadari apa yg ia ucapkan.

"Bodoh" Regan menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju kelasnya.

AKU UPDATE JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN, DAN SHARE YA.

BUBAY😈

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang