"Memangnya jika Mommy hamil bagaimana?""TIDAK MAU!"
•
•
•
•
•
•
•
•
•Soobin's Side
"Yeonjunie"
Soobin menarik kaus biru yang dikenakan Yeonjun, sahabat karibnya."Hm? Ada apa Binnie?"
Yeonjun menaruh crayon yang ia gunakan untuk mewarnai awan."Yeonjunie kan punya adik, bagaimana rasanya?"
Tanpa basa-basi, Soobin langsung menanyakan hal yang dari tadi memenuhi pikirannya."Rasanya... ada enaknya ada tidak enaknya"
Yeonjun mengambil crayon hijau untuk mewarnai pohon dan juga tanahnya, tapi ditahan oleh Soobin."Yeonjunie! Tanahnya coklat, bukan hijau"
Soobin mengambilkan crayon coklat untuk Yeonjun, dan Yeonjun hanya menyengir.
"Tidak enaknya punya adik gimana?""Eh? Kau kan punya adik juga? Kenapa bertanya padaku? Adikku saja umurnya baru... berapa ya umurnya?"
Yeonjun menaruh jari telunjuknya didagu, bergaya seperti orang yang sedang berfikir keras.
"10 bulan? Mungkin""Itukan laki-laki, kalau perempuan bagaimana?"
Soobin menaruh kepalanya diatas lipatan tangannya.
"Enak tidak?""Bagiku mau perempuan atau laki-laki itu sama saja, sama saja adik kita, bagimu punya adik seperti Taehyun bagaimana?"
"Taehyun itu usil, tapi jika diusili balik dia akan menangis, cengeng sekali"
Soobin mencoret-coret kertas kosong dengan pensil warna, Yeonjun hanya memperhatikannya saja.
"Tapi jika tidak ada Taehyun aku akan sendirian dirumah, tidak ada teman bermain, mungkin karena aku dan Taehyun sama-sama laki-laki jadi kita bisa menjadi seperti teman bermain""Bagiku kalau perempuan itu lebih kalem, dan aku pikir lebih enak punya adik perempuan"
"Apa enaknya?"
"Sepertinya, karena aku melihat kakak sepupuku memiliki adik perempuan, adiknya begitu perhatian dan lembut karena perempuan"
Yeonjun menatap adiknya yang tertidur di kereta bayinya.
"Aku ingin adikku seperti adiknya sepupuku"Soobin hanya mendengarkan saja apa yang dikatakan Yeonjun. Benar kata Yeonjun, adik laki-laki atau perempuan itu sama saja, yang membedakan mungkin hanya sifat. Dan mungkin menyenangkan sekali punya adik laki-laki dan perempuan.
"Aku tidak sabar menunggu adikku besar, aku ingin mengerjainya sampai menangis, lalu setelah itu aku akan memanjakannya seperti tidak punya dosa, pasti menyenangkan"
Yeonjun terkikik geli membayangkannya. Pikiran anak kecil memang random."Jika begitu kau jahat sekali, Yeonjun"
Soobin melirik Yeonjun yang masih tertawa."Kau pernah melakukan hal yang sama dengan Taehyun kan? Bagaimana perasaanmu?"
"Menyenangkan sih"
Soobin meringis."Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?"
Yeonjun merubah duduknya supaya berhadapan dengan Soobin."Tadi pagi Mommy pingsan, Daddy kira Mommy hamil tapi ternyata tidak, Daddy terlihat sedih"
"Daddymu ingin anak perempuan ya?"
"Sepertinya"
Soobin mengangkat bahunya sekilas."Kasihan juga Mommymu tidak memiliki teman jika dirumah"
Yeonjun menyelonjorkan kakinya dan diikuti oleh Soobin."Teman?"
"Kata ibuku, anak perempuan itu teman bagi seorang ibu, disaat ayahku bekerja, aku sekolah dan akan bekerja suatu hari nanti, yang akan menemani ibuku adalah adik perempuanku, yang akan membantu ibu membereskan rumah adik perempuanku, yang akan membantu ibu memasak adik perempuanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
stammi piu vicino [Namjoon × Jisoo]
Fiksi PenggemarStammi piu vicino (baca: Sta-me pyoo vee-chee-noh) Yang artinya, jangan pergi, tetap di sini dekatku. Rasanya memang selalu saja ingin dekat dengannya dan tak ingin berjauhan setiap bertemu. Melihatnya tertawa, berbicara, berjalan, membenarkan rambu...