Aku Harus Pergi

3K 221 63
                                    

Warning⚠
16+ untuk jaga - jaga

cie dikasih warning nih
.
.
.
.
Sesuai janjinya tadi malam kalau mau ajakin kamu refreshing setelah dibantai soal ujian, sore ini Seokjin jemput kamu. Sekalian ganti yang waktu itu gagal ngedate katanya. Semoga aja hari ini gak ada sesuatu apapun yang bikin kalian batal nge date lagi.

Kamu yang udah siap sedari tadi, duduk disofa nungguin dia. Sambil liat - liat majalah baru punya Bunda. Seperti biasanya, Ayah dan Bunda kerja. Tapi kamu gak sendiri dirumah karena Bi Inem udah datang.

"Bi, aku mau keluar sebentar ya" Kamu liat Bi Inem yang baru aja masuk kedalam rumah, menenteng tas belanjaan yang isinya bahan makanan.

"Oh iya, Non. Hati - hati ya" Jawab Bi Inem. Kamu cuma mengangguk.

Selang beberapa menit, bel rumah berbunyi Sebelum membuka pintu, kamu sempat merapikan rambutmu dulu.

'Clekk'

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam"

Kamu terkekeh liat reaksi Seokjin yang kaget. Lihat kamu dengan tatapan intensnya.

"Kenapa? Rambutku ga cantik lagi ya?" Kamu memainkan rambutmu.

Seokjin menggeleng cepat, "Seperti ini lebih cantik" Katanya.

Kamu langsung ketawa malu - malu anjing-eh kucing deh.

"Kenapa di potong?" Tanya Seokjin pas kalian udah didalam mobil.

Kamu kayak yang mikir gitu, "Mm kenapa ya? Pengin aja. Udah lama gak rambut pendek, lagian ini gak banyak kok dipotongnya" Kamu megangin rambutmu lagi.

Iya. Kamu potong tambut. Kemaren sore ditemani Bunda. Rambutmu udah sepanjang pinggang, terus kamu potong jadi sebahu. Kayaknya drastis banget sampai Seokjin sekaget tadi.

"Jadi gimana?" Tanyamu sambil ngeliatin dia yang fokus nyetir mobil.

"Gimana apanya?" Tanyanya balik sambil sekilas liatin kamu juga.

"Aku bagus rambutnya panjang atau pendek?" Tanyamu lagi memperjelas pertanyaan sebelumnya.

Seokjin sekarang liatin kamu agak lama, tapi dia diam aja dan kembali fokus nyetir mobil. Eh? Kenapa? Dia gak suka ya ditanya seperti itu?

Kamu jadi ikutan diam. Ih ini ada apa lagi?

"Terserah kamu mengekspresikan dirimu, (Y/n)" Akhirnya jawaban keluar dari mulut Seokjin.

"Kalau ak-"

"Kamu sudah cantik. Ga perlu dipercantik lagi, nanti banyak yang suka"

Kamu langsung salah tingkah, gila deh kamu lama - lama kalau diginiin mulu. Mana mukanya serius banget lagi, tau gitu kamu gak tanya - tanya tadi.

"Kita kemana?" Kamu mengalihkan pembicaraan.

"Kamu maunya kemana?" Seokjin balik tanyain kamu. Lagi. Dia gak punya tempat tujuan. Dia cuma ajakin kamu dan gak tau mau pergi kemana. Asal sama kamu dulu aja.

"Masih mau ke sungai han?" Belum sempat kamu menjawab, Seokjin udah buka suara lagi.

"Aku mau kesananya malam, ga mau sore" Ucapanmu bikin Seokjin ngeliat ke kamu. Sekarang lama banget.

"Liat depan!" Teriakmu. Kamu kaget soalnya dia hampir aja nerobos lampu merah. Seokjin juga gak kalah kaget. Dia langsung rem mendadak.

"Kalau lagi nyetir bisa fokus dulu kan? Kalau kita mati gimana? Oppa sama aja kayak Bang Chanyeol ya, susah dibilangin" Kamu mulai ngomel - ngomel.

My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang