22. Daftar Keinginan

751 89 23
                                    

"Yohan... Yohan... bangun, apa kau tidak bekerja hari ini?" Yena menepuk tangan Yohan.

"Tidak."

"Tapi Nona Kim dan Managermu terus menelfon sejak tadi."

"Huh?"

Yohan langsung mengecek ponselnya, dan benar saja ponselnya kini di penuhi dengan panggilan dari Nona Kim dan Managernya.

Drrrrttttt...

Ponsel Yohan kembali bergetar dan kini Nona Kim Yang memanggilnya.

"Hm, ada apa?"

"Yaaaak!" Teriak Nona Kim membuat Yohan menjauhkan Ponselnya.

"Kemana saja kau semalaman hah? Kenapa tidak pulang?"

"Aku tidur di tempat Yena." Jawab Yohan dengan santainya.

"Ya, apa kau gila?" Omel Yena dengan suara pelan. Yena takut kalau-kalau Nona Kim marah besar setelah tahu kalau Yohan telah melibatkan perasaanya dalam bekerja.

"Apa? Ya, apa kau sudah bosan bekerja di industri ini? Jangan membuat masalah lagi Kim Yohan."

"Kami tidak melakukan apapun. Aku hanya ingin terus di samping Yena seperti pacar pada umumnya. Apa ada yang salah? Lagipula aku sudah mengumumkanya ke publik tidak ada yang perlu di takutkan."

"Itu untukmu, tapi perusahaan menanggung semuanya."

"Kita bahas nanti saja ya. Ini hari liburku, aku tidak ingin berurusan dengan pekerjaan." Ucap Yohan lalu dengan santainya memutuskan sambungan teleponnya.

"Nona Kim marah?" Tanya Yena khawatir.

"Sssst... Itu sudah biasa." Yohan meletakan kembali ponselnya. "Ya, peluk aku. Tubuhku sakit semalaman tidur di sofa." Yohan mengangkat tangannya.

"Eh benarkah? Hm... Kupikir ini sofa mahal seharusnya ini sangat nyaman."

"Tidak, sofa ini sangat jelek dan dingin. Makanya beri aku pelukan hangat sekarang Hm? Hm? Hm?" Yohan terus merengek seperti anak kecil.

Yena akhirnya mengalah dan memeluk Yohan yang sudah duduk.

"Sudah senang?" Tanya Yena.

"Hm..." Yohan semakin mengeratkan pelukannya dan menjatuhkan tubuhnya dan tubuh Yena ke sofa.

Yohan mencium puncak kepala Yena beberapa kali, "hari ini kita bermalas-malasan saja ya. Aku juga akan terus menempel padamu seperti perangko."

"Tidak mau, aku ingin keluar."

"Untuk apa? Kau ingin menghabiskan uang ayahmu lagi? Sudahlah cutimu sudah hampir berakhir kau tidak perlu berusaha terlalu keras." Ucap Yohan.

"Hm... Kau benar juga." Yena mengangguk. "Ahh... Begini saja aku akan melakukan semua yang ingin ku lakukan hari ini."

"Di luar dingin. Kita bermalas-malasan saja ya."

"Ah tidak mau. Minggir aku mau bersiap." Yena berusaha melepaskan dirinya dari Yohan. Tapi laki-laki itu malah mengeratkan pelukanya. "Eoh? Kau tidak mau melepaskanku?"

"Cium aku dulu." Yohan mempoutkan bibirnya.

"Kau mulai lagi."

"Aaah... Cepat lakukan." Yohan sudah bersiap menutup matanya.

Cup

Yena hanya mencium dagu Yohan.

"Yaaa, apa-apaan ini? Hanya ini yang kudapatkan?" Protes Yohan.

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang