RINAI: 11

42 1 0
                                    

Tak terasa, bahkan sekarang kita seperti dua orang yang tidak saling mengenal.

***

"Ayy! Bangun! Hari ini pemotretan! " teriak Malvin dikamar hotel Rinai.

Rinai menguap sembari mengerjapkan matanya.

"Emang jam berapa sih bang? " ujarnya khas orang bangun tidur.

Malvin berkacak pinggang. "Jam 8!!!"

Dengan sigap Rinai terlonjak dari tidurnya, "WHAT?! JAM DELAPAN?!! OMAY OMAYYYY!!! "

malvin mengusap telinganya yang panas, "Ay! Ini hotel bukan mansion! " balas Malvin.

Rinai menyengir, "Hehe gak masalah kali bang, hotel sendiri juga, " balas Rinai.

Malvin memutar bola matanya malas, mulai deh songongnya. "Iya tau, tapi kan bisa mengganggu customer lain Ay! "

"Bang Malvin yang gantengnya kaya park chanyeol, hotel Ay ini dibuat istimewa, masa hotel bintang tujuh tereak aja nyampe kamar lain! Kedap suara kali! " omel Rinai.

"Ck, banyak omong, buruan mandi!" suruh Malvin.

"Iya iya ajudan! " Ujar Rinai sembari berlari ke arah kamar mandi dan tertawa.

Malvin menggelengkan kepalanya mendnegarnya, dasar Queen.

Beberapa menit kemudian Rinai keluar dari walk in closet sudah dengan mengenakan hot pants dan baju berlengan pendek dengan bagian perut diikat. Ia berjalan menuju cermin. Memakai choker di leher jenjangnya, menekuk rambutnya asal membuat kecantikannya terpancar.

Rinai mulai menaburkan bedak bayi seperti biasa, dan cukup menambahkan liptint. Perfect! Natural tetapi terlihat sangat cantik.

"Emang gue itu udah cantik dari sononya, mau make up apa ngga ya tetep cantik hahaha, " pujinya sendiri. Bilang makasih sama author Ay!

Rinai meraih tasnya dan tak lupa juga memasukkan ponselnya. Baru saja membuka pintu kamar hotel, didepan sudah ada Malvin dengan balutan jaket hitam.

"SELAMAT PAGI BANG MALVIN! ! " sapanya. Itu mah bukan nyapa, orang suaranya menggelegar gitu

Karena merasa percuma jika mengingatkan Rinai, akhirnya Malvin hanya berdehem. "Cepat, lima belas menit lagi harus sampai, "

"Ay ay captain! " Rinai hormat dan mengikuti langkah Malvin.

***

"Mi Pi, kak Arka dikamar nggak ada," ujar Seril menuruni anak tangga.

"Kakak kamu udah berangkat barusan sayang, kamu sarapan dulu sini, " balas Lisa.

"Hah? Kak Arka? Berangkat se pagi itu? Masa iya? "

Lisa terkekeh dengan pertanyaan anak gadisnya itu. "Bagus dong, jadi kamu nggak perlu bangunin dia lagi,"

"Tapi tumben loh Mi, dia pamitnya gimana emang? " Seril mulai mendudukkan dirinya di kursi ruang makan.

"Nggak ada, cuma pamit ke sekolah doang, " jawab Lisa.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang