Daun Terakhir

1.5K 97 24
                                    

Daun terakhir adalah akhir hidupnya.

~~~

"Lukisanmu bagus, Thorn." Taufan yang sedang mengangkat beberapa barang yang berisi alat alat melukis, Tidak sengaja melihat Sahabatnya sedang melukis sesuatu dengan wajah tersenyum.

"Iyakah?" Thorn melirik arah Sahabatnya hanya tersenyum mengangguk ucapannya. "Aku tidak merasakan jika lukisanku bagus."

"Kau sendiri yang merasa kurang bagus." Dirinya meletakan kardus yang ia akui cukup berat isinya, Sambil dia mengerakan tangannya yang cukup berotot hingga menimbulkan suara tulang. Membuat Thorn hanya menatap datar.

"Jangan pamer ototmu didepan orang yang ngak punya otot," Degus Thorn iri dengan Taufan yang berotot itu akibat keseringan olahraga, Dibandingkan dirinya hanyalah melukis dan menjaga kebunnya.

Mereka berdua yang sudah sejak dulu hidup bersama, Tidak ada siapapun yang tau alasannya. Mereka bukan saudara kandung bahkan sepupunya namun sahabat.

Hidup yang cukup sederhana dengan keuangan cukup menghidupi mereka hingga kini sampai Thorn mulai berencana menjual lukisannya walaupun baginya tidak terlalu bagus, Dia membutuhkan uang membeli pupuk untuk tanamannya.

Taufan sudah dari dulu menawarin Thorn beli pupuk memakai uangnya, Namun Thorn menolak secara halus.

"Makanya ikut denganku, Olahraga pagi."

"Aku cukup olahraga tanaman aja(?)"

"Maksud? Barbel jadi pot bunga?" Kuas yang mendarat pada kepala Taufan namun tidak ada rasa sakit sama sekali jika pukulan itu cukup lembut seperti hatinya... Ralat tidak cukup kuat. "Kepalaku kayak dielus elus aja."

"Katakan jika kau ngak sadar ada cat di rambutmu" Thorn tertawa melihat hasil lukisan terbagus baginya melihat rambut sahabatnya yang biasanya coklat tua menjadi warna warni, Hingga Taufan melotot horror arahnya sembari memegang rambutnya.

"Astaga! Thornnnnn!!!" Tangannya yang menyentuh rambut dan saat dilihat telapat tangannya berwarna warni, Dengan mengambil jurusan langkah kaki seribunya melesat arah kamar mandi. Membiarkan Thorn tertawa terbahak bahak melihat Dirinya.

.

.

.

"Taufan! Lukisanku laku juga dijual." Thorn memekik senang yang barusan balik kerumah mereka, Taufan yang barusan mandi sedang mengelap rambutnya dengan handuk hingga tidak ada persiapan atau aba aba Sahabatnya langsung menerjangnya tanpa ampun. "Kata mereka sangat bagus lukisanku!"

"Kan sudah ku bilang, Thorn." Taufan tersenyum melihat sahabatnya yang terlalu senang dengan posisi Thorn yang menidihnya dibawah sinaran cahaya lampu, Hingga dia bisa terpesona dengan senyuman sahabatnya. "Kau menidihku."

"Ah!... Perlu sampai ngak pakai baju?" Seketika tersadar jika Taufan yang barusan mandi tidak memakai baju memamerkan tubuhnya yang berbentuk itu, Apalagi dirinya langsung merona merah jika melihat tubuh sahabat dengan jarak dekat. "Untung ngak ada orang."

"Jadi aku hantu?"

"Eh?" Lelaki beriris warna hijau tua itu langsung berkedip kedip bingung melirik sekitar jika ada suara asing. "Siapa?"

Daun Terakhir[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang