😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚
Vina masih berusaha melepaskan diri dari Leo yang menguncinya. Namun semakin di berusaha semakin kuat juga tekanan yang di berikan Leo. Leo lawan yang tak seimbang. Disisi lain terdengar suara isakan tangis Gita, belum lagi ucapan sumbang tentang Leo. Leo di buat kalap.
"Lee udah lee. Lepasin Vina." ucap Riska memisahkan.
"Lo mau ngebunuh dia?" timpal Jeni ikut serta.
"Kalau perlu kenapa enggak! Dia itu sampah sama kayak Bokapnya!" ucap Leo dengan nada dingin namun menusuk.
Wajah Vina mulai pucat dan lemas, mungkin dia kekurangan oksegen. Gita menyadari itu, ia sadar kalau Leo masih dalam pengaruh narkoba. Bisa mati beneran jika tidak segera di hentikan. Gita mendekati Leo perlahan.
"Lee lepasin Vina," Gita mulai bersuara khas seorang menangis. Leo lantas menoleh ke arah nya yang sekarang memegang bahu Leo lembut. Cengkraman lengan Leo semakin mengerat dan akhirnya mengendur lalu lepas .
Vina terduduk dan terbatuk, lalu Ghea dan Ayu menghampiri Vina. Ia masih mengatur nafasnya yang membutuhkan banyak oksigen. Wajahnya masih pucat pasi.
"Dasar orang gila!" seru Ayu menatap Leo sengit di ikuti Ghea.
Leo menatap Vina marah dan kedua temannya. Rasanya ingin menghabisi mereka sekarang juga. Menjengkelkan.
"Sakit kan!? Itu belum seberapa, lo salah cari lawan!" tandas Leo lalu melangkahkan kakinya menjauhi Vina.
Mata Vina masih menatap Leo penuh dendam.
Leo berbalik, ia baru sadar jika ia di lingkari oleh siswa siswi yang menonton kejadian itu, namun ia tidak perduli. Yang ia perdulikan nama baiknya yang sudah dirusak Vina. Leo akui dia bukan orang baik, tapi bukan hal seperti ini yang di maksud, Leo benar-benar marah.
Leo pergi ke kelasnya dan di ekori Riska dan Jeni.
"Lo gak pa-pakan Vin? Keterlaluan emang si muka pucet itu," umpat Ayu sembari memapah Vina berdiri.
"BUBAR! BUBAR!!" usir Ghea ke semua orang. Mereka lantas masuk ke kelasnya kembali.
"Gimana kalau kita lapor ke pak Edo aja biar Leo di hukum," usul Ayu.
"Gak perlu. Biar gue nanti kasih pelajaran buat Leo," balas Vina sembari memegangi lehernya yang memerah dan masih terasa sakit.
.
"Lee, lo mau kemana?" tanya Jeni heran mendapati temannya itu keluar kelas membawa tasnya.
"PULANG!"
"Bentar lagi kelas mulai," Tambah Riska. Mereka sangat cemas jika Leo mulai marah seperti itu. Kadang Leo suka kalap.
Leo menadahkan tangan kananannya ke arah Riska. "Ris, mana kunci mobil lo?"
"Tapi lo gak aneh-aneh kan?" Riska mengernyitkan kening khawatir.
"Menurut lo?" saut Leo tegas.
Riska memberikan kunci mobilnya. Terpaksa.
"Minta duit lo?" pinta Leo serius.
"Ha?"
"Ha?"
"Bercanda." ujar Leo lalu pergi.
*
Gita kembali ke rooftop, disana ia menangis sendirian tak ada seorangpun yang tau. Mengapa selalu Vina yang membuatnya menangis? Vinalah juga yang membuat orang-orang memandang Gita rendah. semua itu berawal dari Vina. Andai saja Vina tidak menghinanya mungkin orang-orang tidak ikut ikutan. Padahal dulu Vina adalah orang yang baik, namun ia berubah setelah mengetahui kalau ia bukan anak kandung dari ayahnya. Dan Gita mengetahui fakta itu. Gita selalu mendapat ancaman darinya, di tambah lagi ia juga anak panti asuhan yang donaturnya adalah ayah Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku si pecandu [END]
Teen Fiction😁Follow dulu sebelum membaca😀 Leo adalah seorang gadis pecandu Narkoba dan sosok yang TEMPRAMEN suka main pukul. "Kamu sangat menakutkan Leo? kamu sangat mengerikan!! berhentilah bersikap kasar."