SEBUAH mobil sport yang melaju kencang memasuki gerbang SMA Dazzle. Si pengendara mobil mengelakson semua orang yang menghalangi jalan mobilnya. Semua siswa hanya bisa mengumpat dalam hati, tetapi berbeda dengan para siswi, mungkin mereka akan berdiri menepi sambil menatap mobil Regan dengan semringah.
"Lo bisa baik-baik nggak sih bawa mobilnya?" gadis disebelah Regan memperingati.
"Udah lo diem! Lo ngga usah ngomong kalau ngga gue suruh, oke?" pinta Regan dengan smirk khasnya.
"Bodo!" umpat gadis itu yang tak lain adalah Keira.
Keira dengan sebelah tangannya membuka pintu mobil. Semua pasang mata yang berada di parkiran melihat ke titik yang sama, dimana Regan telah berdiri di samping Keira dengan sebelah tangan merangkul bahu Keira. Semua orang memberikan tatapan kaget di tambah bingung. Beberapa dari mereka saling berbisik-bisik.
"Itu cewek siapa sih? Gatel banget!"
"Sejak kapan Regan deket ama cewek?"
"Beneran Regan kan?"
"Dia Keira, anak kelas 12 IPA 1 kah?"
"kok bisa sih? Tuh cewekkan buriq"
"Huhu, potek-potek hati aku tuh!"
"Miriki jidiin hih?"
"Auk, pokoknya gue nggak mau makan! Ah sebel!!"
Telinga Keira panas ketika mendengar semua bisikan itu. Dengan sekuat tenaga Keira menyiku perut Regan, membuat cowok itu meringis kesakitan sambil melepaskan rangkulan tangannya dari pundak Keira.
"Apaan sih lo! Sakit nih," ujar Regan tak mengerti dengan isyarat yang di tunjukkan oleh Keira, ia malah mengelus perutnya.
"Jadi cowok tuh nggak usah alay!" ujar Keira mempelototi Regan sebelum melangkah pergi menuju kelas.
Regan menatap aneh Keira, "Alay? Maksud lo?" tanya Regan dilanda kebingungan. Perasaan Regan biasa aja, dia tidak pernah pamer di sosial media, foto-fotonya juga tidak alay malahan cool, tapi kenapa Keira menyebut Regan alay?
Baru saja gadis itu duduk pada bangku, Metha datang memasuki kelas sembari berteriak-teriak tidak jelas menghampiri Keira yang tengah menutup sepasang telinganya dari suara cempreng Metha.
"WHAT? WHAT? WHAT?! Lo ke sekolah bareng Regan? Kok bisa?!! Huhu, gue iri banget! Kei, lo harus jelasin ke kita!! Kenapa lo bisa sama Regan? Rumornya lo bakalan jadi pasangannya Regan di pesta dansa ya? Trus kenapa bisa Keira?! Dan jangan bilang lo jadian sama dia?" tanya Metha bertubi-tubi, tanpa memberi celah untuk Keira menjawab semua pertanyaan itu.
Nadya yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa terdiam, tanpa ingin tahu sedikitpun apa yang sedang di perbincangkan oleh kedua temannya.
"Lo nanyanya bisa satu-satu dulu nggak?" pinta Olin yang sejak tadi menyaksikan Metha yang datang lalu bertanya tanpa tarikan nafas.
"Nggak bisalah Olin! Rasa penasaran gue itu udah memuncak," Metha menarik bangku kosong untuk duduk mendekati Keira.
Keira menopang dagu pada kedua tangannya. "Gue emang udah jadian sama Regan si cowok manja itu-" belum selesai Keira berbicara, Metha sudah langsung memotongnya.
"Tuh kan, udah gue duga! Tapi-"
"Metha! Dengerin Keira dulu, nggak usah potong pembicaraan deh," Olin memperingati.
"Tapi gue dan Regan itu cuma pacaran pura-pura doang!" lanjut Keira.
"APA??" ujar Metha dan Olin berbarengan, membuat semua orang yang berada di kelas mengalihkan pandangan ke arah mereka.
"Kei, lo udah gila ya? Ngapain pake nerima dia jadi pacar pura-pura lo segala? Ini sama aja lo mau dipermainkan sama si Regan itu!" Olin tak menyetujui.
"Ah, mau pacar asli kek, pacar pura-pura kek, kan sama aja pacar! Dan lo Lin, nggak usah terlalu ikut campur sama keputusan Keira. Gue aja penggemar beratnya Regan setuju kok, masa lo enggak sih?"ujar Metha.
"Metha diem deh! Lo tu nggak ngerti masalahnya," ujar Olin tak suka.
"Iya, iya gue diem! Heh!" ujar Metha sambil mengembalikan bangku tadi, lalu ia memilih untuk duduk di bangkunya sendiri.
"Kei, gue tahu ini semua keputusan lo tapi untuk kali ini gue ngga setuju lo jadi mainan Regan, lo tuh temen gue," ujar Olin sedikit berbisik.
"Gue juga terpaksa Lin! Awalnya gue juga ngga mau, tapi" ujar Keira menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa? Lo dipaksa-paksa? Heh, sekarang terserah lo deh. Semuanya lo yang jalanin, gue cuma bisa dukung."
Keira tersenyum menatap sahabatnya,"Makasih ya Lin, lo selalu ada buat gue! Gue janji, habis pesta dansa itu gue udah nggak ada hubungan lagi sama Regan."
Olin membalas semua ucapan Keira dengan senyuman dan berkata,"Kalau nantinya lo jatuh cinta sama dia gimana?"
Keira diam. "Nggak akan, kan Kafka selalu dihati," ujar Keira lalu tersenyum jail. Mereka berdua tertawa.
"Kalau lo jatuh cinta lagi, tandanya lo udah move on dari Kafka dan artinya lo nggak akan galau-galauan teruskan?"
Di waktu yang sama, Regan bersama keempat temannya berkumpul di atap sekolah sambil menikmati hembusan angin.
"Jadi, lo udah dapetin pasangan untuk pesta dansa itu?" tanya Justin penasaran karena ia hanya mendengar gosip yang telah tersebar merata di seluruh penjuru sekolah.
Regan mengangguk sambil mengisap sebatang rokok, dengan pakaian yang tidak rapi seperti biasanya, kancing baju yang terbuka membuat kaos hitam yang ia kenakan terekspos.
"Kok cepet banget?" tanya Justin lagi.
"Iyalah cepet, Regan kan ganteng ngga kaya lo!" ujar Alan membuat yang lainnya tertawa.
Justin merasa tak terima dengan perkataan Alan yang mengejek wajah tampannya yang bahkan mengalahkan ketampanan Shawn Mendes, "Gue ganteng kok, buktinya Melona mau ama gue," ujar Justin membanggakan diri.
"Melona kepaksa jadi pacar lo"
"Dia kasihan ngeliat lo yang ngemis cinta, huh dasar bucin!"
Regan hanya bisa terkekeh mendengar penuturan dari kedua temannya.
"Diem lo pada! Kalian iri kan liat ketamapanan gue?" ujar Justin percaya diri namun dalam hatinya ia malu pada dirinya sendiri yang mengemis cinta pada Melona.
Regan beruntung karena Justin tidak terlalu kepo untuk hari ini. Jadi, Regan aman teman-temannya tidak akan mengetahui bahwa dia dan Keira hanyalah pura-pura.
To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Love
Dla nastolatków"Karena ada banyak rasa yang tak perlu untuk di sampaikan."|| -Dari luka yang tak kunjung pulih. #Welcome to Really Love: Ini perihal hati yang berevolusi menjadi sebuah perasaan beku yang sulit terpecahkan. Perihal luka yang perlahan me...