6. Apa pantas...✓

645 43 3
                                    

Happy reading

"Apa pantas di sebut pacaran, ketika salah satunya tidak punya perasaan."

Author:

"Rey, hari ini. Hari pertama kita jadian. Aku mau dong jalan-jalan atau nonton cinema." Reyhan yang fokus pada lembaran kertas di depannya membuat Shella sebal. Sedari tadi Reyhan tak pernah menoleh ke arahnya. Jika di bilang ia cemburu dengan kertas di di genggaman Reyhan.

"hmm, Rey. Ayo kita nonton Cinema?" Reyhan menoleh lalu kembali fokus pada kertasnya. Shella mendegus.

"Ya udah, aku ajak orang lain aja." Jika bukan ancaman Reyhan tidak akan mau mengakui keberadaannya Sekarang. Ia menoleh menatap Shella.

"Nonton apa?" Suara Reyhan dingin, Shella mendegus. "Gak jadi." Shella ngambek.

"action aja, Gue mau nonton iron man." Tontonan untuk lelaki, mana mau Shella menonton film action seperti itu.

"Ihh, Rey. Aku maunnya romantis." Reyhan pasrah saja dan mengangguk. Untuk pertama kalinya mereka jalan bareng, dan untuk terakhir kalinya mereka jalan dan nonton bersama.

Reyhan mengusap peluh di keningnya, ia mimpi tenang kenangan bersama dengan Shella. Ia sepertinya rindu perempuan itu.

"Rey, ayo makan." Bunda Rina muncul di belakang, ia lupa sedang tertidur di sofa ruang tamu. Seakan sangat lelah sehabis pulang sekolah. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan terlelap.

"Bunda mau ke luar negeri besok, dan ada anak teman mama yang mau nginep di sini juga. Sekalian menemani kamu." Reyhan menatap bundanya penuh tanda tanya," Sekalian kalian bisa berteman." Ujarnya.

"Cewek apa cowok Bun?" Bunda terkekeh," Putus dari Shella langsung mau melepas jomblo yah?" Reyhan berdecak, butuh waktu lama untuk mengobati hatinya.

"Ntar kamu tahu, Mama packing dulu. Jangan lupa makan." Perempuan berhijab itu pergi, meninggalkan Reyhan.

Reyhan Berjalan menuju meja makan, di sana sudah tersedia. Sayur bening, Tempe oreg dan juga Ayam kecap mengunggah selera.

"Bunda tahu aja." Ia duduk dan mulai menjelajahi semua makanan kesukaannya itu.

***

Shella menulis sesuatu, Selama sekian lama ia kehilangan buku diary ia memutuskan menulis sebuah diary baru untuknya. Menceritakan keluh kesah dan kesenangannya bersama Reyhan tetapi malam ini ia harus menulis sebuah cerita menyesakkan, menceritakan bagaimana perasaannya yang telah di permainkan.

"Aku tahu aku salah, Tapi ini benar benar nyakitin aku Rey. Kamu gak ngejar aku, atau memohon biar aku tidak putuskan. Apa kamu benar-benar gak sayang sama aku. Kamu anggap semua keseharian kita itu hanyalah kesialan." Shella mengusap air matanya yang tak henti-hentinya jatuh dari kelopak matanya. Hidup dan matanya sudah memerah.

"Rey, kenapa kamu gak cegah aku." Ia menulungkup kepalanya ke meja, ia tidak bisa menahan kepedihan hatinya. Ia pikir semua akan baik-baik saja, ia pikir perasaannya dengan Reyhan sudah pergi, ia pikir semuanya tidak serumit ini.

Dear Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang