3. Dark Night

388 4 0
                                    

Gelap dan sepi, seperti itulah suasana rumah yang selama ini ia huni. Semua keadaan ini seakan mencekik dirinya. Tak banyak yang tahu jika kesempurnaan yang terlihat dari dirinya, sebenarnya memiliki lubang lebar yang menganga.

Perlahan Adara berjalan ke pantri untuk mengambil air minum ketika sebuah sosok yang tengah duduk memperhatikan semua gerakannya.

"Uurrgghhhh.." Adara tersendak ketika sosok hitam itu berjalan dan mengagetkannya. Dengan panik Adara mengambil pisau roti di atas meja.

"Siapa kamu?" tanya Adara. Kedua tangannya yang memegang pisau bergetar mengarah kesosok itu.

"Siapa kamu, jangan mendekat." lanjutnya semakin terpojok. Namun mata Adara kian melebar ketika sosok itu mulai terlihat jelas di bawah sorot lampu.

"A-Andre...?" ucapnya tak percaya. Meski tak memakai kaca yang membuat bentuk wajahnya tampak berbeda, penglihatan Adara akan cowok yang menyebalkan itu tak akan pernah bisa dia lupakan.

"wah... wah... wah. tak kusangka sang ratu dari SMA BIMA SAKTI bisa mengenali rakyat jelata seperti ku ini." ucap Andre dengan senyum menyeramkan. Bahkan Adara tak bisa lagi membalas senyum itu. Karena di dalam mata Andre, terlihat jelas bara api yang mampu membakarnya hingga tak tersisa.

Adara kali ini merasa sangat takut. Ada suatu perasaan menakutkan ketika Andre berjalan kearahnya. namun untuk tetap menjaga egonya, Adara mengeraskan tekat.

"Cowok cupu, kalau lo barani medekat gue bakal habisin lo pake pisau ini." ancamnya.

"Hahaha... sepertinya sang ratu masih belum sadar posisinya kali ini. Baik tak apa-apa, tuan Andre saat ini akan menjelaskan semuanya." ucap Andre penuh arti.

"Hemmm... Pada awalnya aku tak pernah menyangka jika sang ratu sangat berharap memiliki anak dari tuan Andre, bahkan dia sampai berbohong telah mengandung anak ku. jadi sebagai laki-laki yang baik, tuan Andre akan mengabulkan keinginan itu." Ucap Andre sopan.

Ucapan itu seketika membuat Adara bungkam. Matanya melotok marah pada sosok tinggi itu. "Brengsek, cowok miskin kayak lo itu gak pantes punya anak." umpat Adara.

"Hahaha... lalu bagaimana jika benih cowok brengsek ini nanti akan tumbuh di perutmu." balas Andre seram.

Adara kembali bergidik, wajahnya semakin kaku ketika Andre berdiri kokoh diseberang meja. Adara bukan gadis bodoh yang tak mengerti makna di balik kata-kata Andre.

Ditambah keadaan rumah yang sepi membuatnya kian terpojok. Pembantu rumah setiap hari sabtu libur, sedangkan penjaga rumah sedang cuti karena istrinya tengah bersalin. bahkan Adara sendiri menginap di rumah Julia atau Sifa jika tak ada orang dirumah. Namun karena kejadian Sifa tadi, Adara terpaksa kembali kerumah.

Adara dengan cepat bergegas berlari menuju pintu sambil memegang pisau ditangannya. Dirinya tak mau kejadian yang ada di pikirannya itu terjadi.

Sedangkan Andre yang melihat pergerakannya juga bergegas mengejar. Ketika Adara sudah sampai di depan pintu, tangan Andre cepat mencekal pergelangan tangannya dan menariknya hinga Adara terjerembak kelantai.

Tak menghiraukan rasa sakitnya, Adara bergegas berdiri dan berlari ke pintu belakang. Namun bahkan sebelum berlari satu langkah, Andre sudah kembali menangkap tubuh Adara dan melemparnya dengan kasar ke atas sofa.

"Brengsek apa yang mau lo lakuin, lo jangan macem-macem sama gue Ndre." ucap Adara kaget sambil mengacunkan pisaunya. Jujur Adara tak menyangka jika Andre bisa berbuat kasar seperti ini. Pasalnya sosok Andre yang dia kenal itu hanya cowok cupu yang siap di tindas kapan saja.

Andre hanya tersenyum sebagai jawaban, kemudian mengambil taplak meja yang cukup panjang dan merobeknya.

"Ndre lo jangan macem-macem sama gue. Gua gak bakal maafin lo kalau lo berani berjalan lebih dekat. Gue bakal bikin hidup lo jauh lebih suram lagi." ancam Adara.

Namun dengan cepat Andre langsung mencekal tangan Adara dan merebut pisau di tangannya.

"Arrrhhh..." Adara berteriak ketika tiba-tiba Andre menindih tubuhnya. "Brengsek, andre lo jangan macem-macem. Lepasin gue Ndre. Tolong-tolongg..." teriak Adara makin ketakutan ketika kedua tanganya diikat dengan robekan kain.

Andre sendiri kian menggila diatas tubuhnya ketika Adara sudah tak berdaya. Tangannya yang terikat membuat setengah perlawanannya sia-sia.

Adara hanya terus berteriak dan menggeliat ketika tangan-tangan Andre mulai bermain-main diatas tubuhnya.

"Bajingan lo Ndre, gue bersumpah bakal jadiin bapak lo jadi gigol* dan ibuk lo jadi wanita pernghibur di tempat pelac*ra*."

ucapan Adara kali ini benar-benar membuat Andre gelap mata. Pasalnya ada satu topik yang kembali melewati batas toleran kesadarannya. Karena itu Andre langsung merobek dres yang dia kenakan dan membuangnya kesegala arah. Adara langsung berteriak ketika penutup tubuhnya terkoyak dan hanya menyisakan bra dan celana dalamnya.

Meski tak berselang lama kedua benda itu juga ikut terbuang dan membuat tubuh yang polos tersaji di hadapan Andre. Kemudian Andre sendiri juga mulai melepas kaos atasnya.

Tanpa sadar Adara untuk pertama kalinya menitikan air mata di hadapan Andre. Pasalnya dirinya takut jika cowok itu melaksanakan hal bejat pada dirinya.

Sedangkan Andre menelan ludah ketika dengan seksama menyaksikan tubuh sempurna Adara. Dengan kulit putih sempurna dan Dada yang cukup besar jika digenggam satu tangan. Aset ini mampu untuk menghilangkan kewarasan setiap laki-laki. Meskipun sebenarnya selama ini Andre tahu jika tubuh Adara merupakan tubuh sempurna kaum perempuan, tetapi itu selalu tertutup dibalik seragamnya.

"Melihat secara langsung kesempurnaan itu memang berbeda."

Dan hal itu benar-benar membuat rencana awalnya gagal total. Kemudian Andre mulai bermain dengan kedua gundukan itu. menikmati dan meresapi setiap sensasi yang mereka berikan.

"Arrrgghhhh... Hikkk...Hikkk.. jangan Ndre Gue mohon jangan... Hikkk.Hiiikk.." tangis Adara tak terbendung ketika Andre bermain sekitar lehernya.

Andre sedikit terhenyak dan kembali sadar mendengar permohonannya. Namun bukannya kasihan melihat keadaan Adara yang cukup mengenaskan dengan banyak bercak merah di sekitar dada dan leher. Hal ini membuat Andre semakin hilang kendali.

"Sialan." umpat Andre keras. "Sory, gue bakal tanggung jawab." batin Andre sambil melepas seluruh bagian bawahnya.

"AAAARRRRRGGGGGGG... SAKIT BRENGSEK." Teriak Adara ketika Andre mencoba menyatukan dirinya. Tubuhnya mencoba menjauh dari penyatuan itu dengan memukul-mukul tubuh Andre dan menendang kesegala arah.

"Arrraagghhh... Hikkk.. Hiikkk... Bajingan lo Ndre, bener-bener bajingan." umpat Adara sekali lagi ketika diri mereka benar-benar menyatu. "Hiiikkk.. Hikkk.. Sakit, sakit sekali... Hikkk... hikkk.. Keluarin Ndre, keluarin... sakit."

Andre tak menghiraukan tangis Adara. Dirinya benar-benar tenggelam dengan sensasi nikmat ini. Sedangkan Adara terus memukul-mukul dan mencakar tubuh Andre dengan tangan terikat.

Andre semakin menggila dan bergerak semakin cepat serta membuat Adara hambir kehilangan kedaran.

"Ahhhhhhh..." lolongan panjang Andre memberikan tanda pelepasan pertamanya.

"Sial, ini bener-bener nikmat." batinnya.

Arrogant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang