Maaf dan tamu tak terduga

40 7 0
                                    

Junseo menatap hamparan bintang diatas sana dengan gundah. Antara ingin meminta maaf pada daddy nya dan membiarkan semuanya berjalan begitu saja. Toh, tak akan ada perubahan. Kalaupun ada mungkin hanya sedikit.

Sungguh, sebenarnya ia ingin sekali minta maaf pada daddy, tapi ia bingung mau memulainya darimana. Lagipula ini sudah tengah malam. Mana mungkin daddy nya masih terjaga.

Ah, junseo pusing. Dia memijat pelipisnya untuk mengusir rasa pening yang tiba-tiba datang

“ Tidak tidur, hm? ” junseo menoleh mendapati sang daddy yang tau-tau sudah ada dan duduk dengan nyaman di sampingnya

“ Aku belum mengangguk dad, ” kata junseo pelan, kembali menatap hamparan bintang

“ Indah bukan? ” daddy nya bertanya lagi, ikut melihat bintang-gemintang di atas sana

Junseo menoleh sejenak lantas mengangguk menyetujui,

“ Gugusan bintang itu saling melengkapi. ” ucap daddy spontan membuat junseo menoleh dengan wajah bertanya-tanya

Baejin pun mengalihkan perhatiannya pada putranya,

“ Ya, saling melengkapi. Mereka tidak seindah yang kita lihat. Beberapa dari mereka ada yang menghasilkan cahaya yang sangat redup membuatnya nyaris tak terlihat, tapi bintang-bintang lain di sekitarnya yang memiliki cahaya terang membantunya. Cahaya yang berpendar itu menerangi bintang redup itu membuatnya terlihat semakin terang, membuatnya bisa dilihat orang lain, membuatnya diakui keberadaannya. ” baejin tersenyum lembut, kembali menatap langit

“ Mereka sepertimu, seo. Kamu selalu berusaha terlihat tegar di depan mommy dan daddy walau kenyataannya kamu nggak setegar itu, kamu nggak sekuat itu untuk menanggung semua beban dari kami. Seharusnya kami tidak menyetujui perjanjian konyol itu sekalipun itu dari sahabat terbaik. Maafkan daddy dan mommy yang tiba-tiba saja menjodohkanmu dengan namja lain. Tapi ini sudah sangat terlambat untuk mengakhiri semuanya. Daddy sudah terlanjur menyetujui perjanjian itu. ” baejin menarik napas panjang

“ Pukullah daddy mu yang nggak becus ini. Pukullah aku. Pukul saja. Luapkan amarahmu, junseo-ya! ” baejin menunduk, dia akan menerima apa pun yang akan junseo lakukan padanya. Memukul, menendang, bahkan kalau junseo menyiksanya pun ia rela karna memang ia yang salah

Bukannya memukul seperti yang dipinta daddynya, junseo malah memeluk baejin sambil menangis keras, bahunya terguncang

“ Daddy... hiks... maafin junseo hiks... hiks... Daddy nggak salah hiks... Ini salah junseo... Nggak seharusnya junseo berkata sekasar itu ke daddy padahal daddy nggak pernah ngebentak junseo meskipun hanya sekali... Hiks... Maafin seo... Daddy jangan pernah minta junseo buat mukul daddy hikss... Junseo gabisa... Junseo terlalu sayang sama daddy.... Daddy jangan tinggalin junseo... Junseo udah nerima perjodohan ini hiksss... hiksss... ” junseo terus meracau.
Baejin merengkuh anak bungsunya erat. Baejin nggak nyangka kalau anak bontotnya ini sesayang itu sama dia. Baejin menepuk-nepuk punggung junseo, berusaha meredakan tangisannya yang kian mengeras

Tanpa menunggu waktu lama, baejin pun ikut meneteskan air mata yang walaupun kemudian segera dihapusnya sebelum anaknya itu sadar kalau ia menangis

.
.
.
.
.

“ Doyum bangunnnn... Kita mau ke rumah calon kamu astagaaaa, ” Lisa mengguncang bahu doyum, berusaha membangunkan anak kesayangannya

“ Hoahm.... Maa... Ini masih pagiii... Lagian kan hari ini doyum libur, guru-guru ada pertemuan di luar kota, ” ucap doyum ngelindur yang tentu saja Lisa sudah tau

Ctak.

Lisa menjitak kepala doyum,
“ Dasar pemalas. Kemaren kan mama uda bislang kalo kita mau berkunjung ke rumahnya calon kamu. Astaga anak iniiii ”

Magic Of Love {Seoyum} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang