Taehyung menghampiri mejanya. Seperti biasa. Rosé yang tengah mengatur alat tulis agar berjejer rapi di dalam wadah pensil, mendongak sewaktu cowok itu mengambil duduk di kursi milik Yoongi yang sedang kosong. Menghadapnya.
“Sé, sekarang aku bisa baca kepribadian, lho,” kata Taehyung, tiba-tiba.
Alis Rosé naik sebelah. “Oh, ya? Masa?”
“Bener. Kalau nggak percaya, biar garis muka kamu kubaca.”
Netra jelaga Taehyung menelisik tiap inci wajah Rosé dengan bibir menguncup, pertanda bahwa otaknya tengah berkonsentrasi penuh. Ujung telunjuknya bergerak-gerak di udara, menggambar lekukan paras manis cewek itu pada angin kosong.
“Kalau kucermati, kamu itu sepertinya tipe orang susah yang doyan minta-minta,” ucapnya, masih menggunakan ekspresi seserius mungkin, membuat si pemilik wajah memincing tak terima. Dia melanjutkan, “Susah dilupakan dan minta disayang. Asik.” lantas, terulaslah cengiran.
Eak. Masuk, Pak Eko.
Kedutan di kedua sudut bibir Rosé disembunyikan menggunakan cebikan, walau tentu saja bibir yang melengkung ke bawah itu tak akan bisa menutupi semburat kemerahan yang merambat di pipinya.
“Halah. Gitu doang. Aku bahkan bisa baca garis takdir,” ujarnya. Tangan kanannya menadah, meminta telapak Taehyung yang jelas lebih besar berada di sana.
Sementara Taehyung gemetaran dengan perasaan melambung ke awang-awang, ujung jemarinya menelusuri garis tangan cowok tersebut.
“Menurut garis tangan kamu, kamu itu ditakdirkan untuk jadi ... jodoh aku?” Dia menutup kalimatnya dengan satu gelakan manis.
Taehyung kelojotan.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Dari Tiga
FanfictionKencing 1000 Mandi 2000 Alabyu 3000 sunscreamin, 2020.