15. Alisha in a certain time

675 77 2
                                    

Love is the most beautiful of dreams and the worst of nightmares.

-Aman Jassal, Rainbow

...

Madhava Sabian Altair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madhava Sabian Altair
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi itu, Sabian bersyukur ketika paper bag berisi seragam batik identitas sekolahnya berada diatas kasur Reksa begitu ia selesai mandi. Ia kan jadi tidak salah kostum pergi ke sekolahnya.

Turun ke lantai bawah, ia mendapati Reksa didapur sibuk dengan peralatan dapur.

Kalau di ingat ingat para abang SquadAmbyar itu semua bisa masak sih kecuali Rangga tentu saja, jangan biarkan lelaki itu masuk kedapur atau kekacauan besar akan terjadi. Bahkan si tengil Radhitya dan Bang Fathannya yang kalem itu juga bisa kok kalau cuma masak mie, goreng telur sama bikin nasi goreng (dengan bumbu instan).

Tapi dari semuanya yang masakannya paling enak memang Bang Aldebaran, ngalahin citarasa masakan Bu Darmi atau bunda Restu lho.

Kembali ke pagi ini, Arjuna juga bersiap dengan seragam khas sekolahnya sendiri. Ngomong-ngomong Juna sekolah ditempat para abang lulus dulu, sedangkan ia memilih satu sekolah dengan Radhitya dan Fathan. Tentu saja selain agar satu sekolah dengan dua abang ambyar nya itu di punya satu alasan khusus.

Kira kira apakah itu?

"Mas Rio, nebeng ya.."

Sabian yang mendudukkan diri dimeja makan sambil fokus menatap ponselnya menoleh kesamping dimana Arjuna sudah menarik kursi dan kemudian duduk disampingnya.

"Koen mau nebeng yok opo? Abang kuliah jam 9 ini belum mandi ini. Bareng Ian aja toh searah.."

Arjuna menatap Ian sambil nyengir dan menaik turunkan alisnya. Entah kenapa kalau begini jadi mirip sama Reksa.

"Iya iya.."

Reksa tersenyum memperhatikan dua adik kesayangannya terlihat akur satu sama lain. Sejak kapan ya Juna sudah ia kenalkan dengan Ian, barangkali saat keduanya masih SMP sih, mereka juga cepat akrab dan kadang kalau udah ngobrol berdua lupa sama abangnya.

"Nah sarapan dulu.."

Reksa membawa dua piring nasi goreng dan meletakkan dihadapan keduanya,

"Oh ya mas, makasih ya diambilin seragam.." Ucap Sabian sambil mengambil sendok dari tempatnya.

Reksa sedikit terdiam dan menatap Sabian, bukan dirinya yang mengambil tapi,

"Dianter sopir tadi kesini.."

Bukan juga sih, tp pesan dari papanya Ian agar ia tidak memberitahu anaknya kalau beliau yang mengantar seragam.

Ian kemudian terdiam lama menatap Reksa dengan alis bertaut.

{✔️Complete} Boy With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang