Aditia Langsung memperkenalkan Fika pada Ranaya.
"Perkenalkan ini Fika istri saya."
" Ranaya" ucap ranaya.
Setelah perkenalan singkat, Aditia langsung mendorong kursi roda Ranaya menuju kamar yang telah dipersiapkannya.
Sementara Fika masih berdiri didepan pintu dengan ekspresi bingung dan penuh tanya.
Ranaya beristirahat diranjangnya, setelah kepergian Aditia. Meski dengan membolak balik badannya, Ranaya belum menemukan posisi yang nyaman untuk istirahatnya. Pikirannya masih belum percaya dengan garis hidupnya. Setelah rencana pernikahannya batal, kemudian menjadi istri dari suami oranglain. Entah bagaimana kedepannya dia menjalani hidupnya. Mungkin sulit. Tapi hidup harus dijalani.
***
Malampun tiba, Aditia sudah siap bersantap dimeja makan dengan kedua istrinya. Namun, suasana terasa kaku karena Fika maupun Ranaya hanya menatap Aditia yang dengan santainya menikmati hidangan tanpa melihat ekspresi kedua istrinya yang masih saling bingung.Setelah selesai makan Aditia baru menyadari kedua istrinya belum memulai makan malam setelah melihat isi piring mereka yang sama masih utuh.
"Kalian, tidak makan? " tanya Aditia
"Ini baru mau makan. " jawab keduanya serempak.
"Oh ya, Ranaya selesai makan jangan lupa minum obatnya. Nanti biar saya bawakan minum ke kamar" titah Aditia.
Sementara Ranaya hanya mengangguk kecil, ada perasaan canggung didepan Fika istri suaminya itu.
"Fika, malam ini saya tidur dikamarmu. Jadi, pintu jangan dikunci dulu." ujar Aditia pada Fika.
Aditia kemudian mengambil gelas dari rak dan meletakkannya di atas nampan, kemudian menuangkan air putih lalu mambawa masuk kekamar Ranaya. Tak lama Ranaya mengikuti Aditia ke kamarnya.
"Maaf jadi merepotkanmu" kata ranaya setiba di dalam kamar.
"Tidak masalah ini sudah menjadi tanggung jawabku. Aku juga berharap kau betah sementara disini Ranaya."
"Tidak masalah bang. Terima kasih untuk semuanya"
" Iya Minumlah obat mu dulu, saya akan tidur di kamar Fika. Semoga kamu terbiasa dengan keadaan ini".
Setelah memastikan Ranaya meminum obatnya, Aditya menuju kamar Fika, dia membuka pintu dan menyaksikan Fika masih duduk di pinggir ranjang.
"Siapa Ranaya?" tanya Fika
"Ranaya, istriku juga. aku baru saja menikahinya, aku harap kamu bisa bersikap baik padanya." jelas Aditia
"Apa ini untuk balas dendam?" tanya Fika kembali
" Bukan Fika. Ceritanya panjang Aku tidak tahu harus bagaimana" Aditia kebingungan untuk menjawab.
"Tidak tahu harus bagaimana? bahkan Sintia baru 6 bulan yang lalu meninggalkan kita, lalu kau menikah lagi seakan masalahnya bukan pada dirimu. Beberapa bulan aku mencoba memperbaiki diri. Aku tidak tahu Jalan pikiranmu. Kau seakan membenciku, padahal aku juga tidak menginginkan keadaan ini" ungkap Fika.
"Bukan salahmu, tapi ini salahku, aku hanya memintamu untuk menerima keadaan ini" jelas Aditia
"Aku bisa menerima semua ini, asal kau mau memaafkan aku, maafkan salahku yang entah aku tidak tahu dimana? Rasanya aku hanya bersalah pada Sintia tapi tidak kepadamu".
"Aku maafkan, hanya sekarang aku minta padamu berdamailah dengan keadaan ini"ucap Aditia
"Dulu Aku juga berharap mempunyai keluarga yang normal. Setelah Kau jadikan istri, aku baru menyadari kau tidak menginginkanku, kau hanya menginginkan anak, hanya ingin mendapatkan anak dari aku. Tapi ternyata Tuhan punya cara lain, kaulah yang sombong menurutku" seloroh Fika
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta,Wanita Tak Sempurna
RomanceKeinginan Aditia Lubis untuk memiliki generasi penerus melibatkan dia pada pernikahan poligami. Meski dia sudah yakin dari awal tak akan mampu bersifat adil. Namun, Sintia istri pertamanya menolak untuk diceraikan dan memilih poligami dengan alasan...