Bagian 20

889 21 2
                                    

Halo guis
I'm back 🙂
Sorry ya baru sempet up karna lagi chaos bgt sama idup wkwk
Becanda sayang 🤭

Dah gak usa banyak cincong
Langsung aja kuyyy

Jangan lupa vote + comment ❤️

🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️

Sekarang, Bara dan Karin sedang jalan kaki berdua di sekitar komplek perumahan Karin. Bara berada di depan Karin.

“Tanpa memperhatikan apa niatanmu, terimakasih untuk membayar semua utang keluargaku,” ujar Karin di tengah keheningan antara mereka sehingga membuat Bara menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Karin yang ada dibelakangnya.

Bara pun hanya menampilkan smirknya mendnegar ujaran Karin, “kau bahkan tidak tau apa niatanku dan kau sudah berterima kasih padaku. Tidakkah kau takut kau akan menyesalinya?” ujar Bara lalu berbalik tanpa menunggu jawaban Karin dan pergi ke sebuah ayunan tali yang ada di taman komplek.

Karin pun menghampiri Bara dan berdiri si samping ayunan yang dinaiki oleh Bara, “kalau begitu bagaimana kau ingin aku membayar kembali hutangnya?” tanya Karin.

Masih dengan bermain ayunan secara pelan, “Siapa yang menyuruh kau membayar kembali hutangnya?” ujar Bara.

“Aku tidak harus membayarnya kembali?” ujar Karin terkejut. Hei, 500 juta itu banyak dan tidak mungkin Bara ikhlas begitu saja.

“Aku membeli itu untuk membangun resort spa pribadiku,” ujar Bara santai dan membuat Karin bingung.

“Apa maksudmu? Apa hubungannya hutang keluarga kami yang sebanyak 500 juta dengan kau membangun resort spa?” tanya Karin.

Bara pun berhenti bermain ayunan dan berdiri.

“Tentu saja itu berhubungan. Aku sekarang adalah kerditur restoranmu. Nampaknya bisnis restoranmu tidak berjalan dengan baik. Akan sangat sulit untuk membayar kembali hutangnya,” ujar Bara sambil berjalan kea rah Karin dan berhenti didepannya sambil melipat kedua tangan di depan dada.

“Nanti, aku bisa mengajukan di bank untuk membeli semua hak property. Aku akan dapat membangun resort spa pribadiku nanti,” ujar Bara dengan gaya congkaknya dan membuat Karin kaget akan penjelasannya.

“Ah, lihatlah!” ujar Bara sambil mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya, “aku sudah menggambar desainnya. Di sebelah sini, di lantai pertama, aka nada area untuk meminum teh. Di lantai kedua, ada tempat untuk gym dan kamar tamu dengan gaya Bali. Jika aku lelah, aku bisa langsung iistirahat disana. Bagus, bukan?” ujar Bara sambil memperlihatkan desain kasar pada Karin.

Sedangkan Karin hanya melihatnya dengan wajah masih tidak percaya dengan penjelasan Bara.

“Bagaimana kamu bisa seperti ini?” ujar Karin dengan suara rendah karena tidak menyangka akan semua rencana Bara yang menurutnya sangat tega untuk dilakukan.

“Bara, apa kau tidak menghargai semua kenangan kita bekerja di restoran itu? Bagaimana kau sanggup menjatuhkan restoran keluargaku?” tanya Karin sambil menatap wajah Bara dengan sedikit emosi.

“Justru karena aku menghargai semua kenangan itu, aku mengambil peran sebagai kreditur. Aku akan mempertahankan keadaan asli properti dan bangunan. Tidak masalah bagaimana aku mengubah keadaan didalamnya bukan?” ujar Bara tetap dengan wajah santai.

“Bagaimana itu tidak masalah?” ujar Karin dengan nada tinggi dan hampir menangis.

“Aku mohon padamu! Tiga bulan! Berikan saja tiga bulan. Aku akan memikirkan cara untuk mmebayar kembali hutang itu,” ujar Karin meminta kepada Bara.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang