Sudah satu minggu Denia di sini tanpa melakukan apapun dan terkurung bagaikan burung yang mendiami sangkar,ingin rasanya ia keluar sejenak menikmati udara di luar sana sembari memejamkan mata menikmati indahnya dunia.Berada di sini benar-benar seperti di penjara ya penjara yang mewah dengan fasilitas yang lengkap tentunya.
Tetap saja yang namanya penjara tidak ada yang enak bukan? Meskipun seindah dan semewah apa pun namanya penjara tetap penjara,mengurung tawanannya membuat mereka tidak bisa bergerak dengan bebas.Denia dengan status sebagai tawanan yang entah siapa yang menculiknya dan membawanya ke tempat ini,tempat yang mewah dan luas namun dengan status sebagai tawanan apakah bisa dikatakan nyaman?
"Nona makanannya sudah siap?"
Zima dengan sikap yang tak pernah berubah menghadap Denia,dengan kepala yang menunduk dan model pakaian yang tidak pernah berubah pula setiap harinya,"Kau sudah makan?" Denia sedik memicingkan matanya meneliti mimik wanita itu.
"Sudah nona,mari nona makanannya sudah siap" Denia beranjak dari duduknya menuju tempat di mana semua makanan tersaji,tempat yang sama ketika ia pertama kali makan di ruang ini.Matanya menatap semua makanan tanpa kecuali memastikan makanan apa yang cocok dengan lidahnya,makanan di sini terasa aneh menurut Denia semuanya jauh berbeda dari makanan yang pernah ia makan.
Bahkan porsi makannya saja sedikit tidak seperti porsi makanannya dulu bisa memenuhi piring hanya untuk sekali makan."Kau tidak membuat senwich nona zima?" Mata Denia bergerak kembali meneliti ulang makanan yang tersusun rapi di meja,eneh itulah yang ada dipikirannya sekarang kenapa wanita itu bisa lupa membuat makanan yang menjadi kesukaannya.
"Maaf nona,saya hanya diperintahkan membawa makanan itu saja,kalau nona ingin saya akan membawakan untuk nona" Kepala Denia menggeleng kecil matanya sudah berpindah menatap sofa yang begitu menenangkan untuknya,bentuknya yang sederhana dan warna putih nya seakan mencolok dibalik semua warna di ruangan ini warna putih bagaikan pemandangan yang Denia suka untuk ruangan ini,lebih menyegarkan untuk mata.
"Tidak,aku makan yang ada saja.Duduklah nona zima dan bantu aku menghabiskan semua ini" Denia beranjak menuju tempatnya mendudukkan diri diikuti zima duduk di hadapannya,"Apa kau selalu makan sedikit?" Tangan Denia bergerak mengambil spaghetti menyerahkannya pada wanita yang masih menundukkan kepala,sikap wanita itu tidak pernah berubah sama sekali,meski Denia meminta bahkan memaksanya untuk menatap saat berbicara.
"Saya makan banyak nona" Tangan Denia kembali bergerak mengambil air putih di sudut meja meminumnya dengan tenang,"Banyak? Kau yakin? Selama aku di sini saat kau selesai memakan spaghetti itu kau akan mengatakan kenyang padaku,di bagian mananya kau makan banyak?" Tegukan ditenggorakan terhenti
kerutan di alis dan mata Denia yang bergerak meneliti seolah mempertanyakan hal yang begitu mustahil di pikirannya."Makanan ini sudah cukup membuat saya kenyang nona" Denia mengangguk mencoba memahami tingkah aneh wanita itu,selama di sini Denia kadang tak suka berhadapan dengan zima -wanita yang selama ini menemaninya- hidup dengan wanita seperti zima tidaklah nyaman,sikip dan tindakannya yang kaku membuat Denia kesulitan dalam berkomunikasi itu sangat membosan bagi Denia apalagi dengan sikap Denia yang senang dengan pembicaraan yang santai dan tenang.
Tenang,Denia tau siapa sumber ketenangan dalam hidupnya,sumber kenyamanan yang begitu dalam mampu menghantarkan jiwa untuk menatap semua yang ada dengan ketenangan,Neal laki-laki yang begitu ia rindukan tak ada hari tanpa rasa rindu yang semakin besar untuk laki-laki itu.Tatapan matanya yang setenang lautan mampu membuat Denia hanyut hanya dengan mata Neal saja,jiwa tenang Neal sangat membantu Denia saat ini,ia belajar banyak dari sikap Neal yang begitu mengagumkan.
Membuatnya tau bagaimana menyikapi permasalahan dengan ketenangan jiwa,ia bahkan mengingat kata-kata Neal yang begitu sering laki-laki itu ucapkan disaat Denia merasa gelisah dan tak tau harus berbuat apa maka ia akan berkata "Tenangkan dirimu Nia,masalah tidak akan selesai jika sikapmu seperti itu" Kata-kata sederhana yang mampu membuatnya menghela napas bahkan memejamkan mata untuk mengingat bagaimana Neal mengucapkan kata-kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freezing Point
RomanceMengenal dunia membuatku pusing semuanya berputar meminta untuk ku pelajari semuanya maju saling berdesakan memaksaku untuk terus berpikir,seakan tak ada habisnya dunia ini terus memaksa dengan cerita barunya di setiap waktu yang berbeda. ______ Ter...