31. Remeh

443 43 6
                                    

Selamat membaca...barus selesai diketik. Abaikan segala typo.


Seperti posisi yang tertukar pagi ini. Mean rajin, sudah didepan rumah Plan menekan bell dengan tidak sabaran. Entah manusia terbuat dari apa dengan lancang seperti mencari sesuatu untuk membuka pintu. Tuan rumah yang tidak tahu pencuri akan masuk tertidur dengan pulas.

Pencuri yang berani masuk begitu saja. Tidak ada tanda kehidupan. Untuk pertama kali dalam hidup Mean melakukan ini yang sangat ceroboh. Rumah yang tidak pernah Mean masuki sebelumnya mendapat kesempat malah dengan cara ini. Mean menyusuri setiap ruang dan menemukan orang yang tertidur dengan nyenyak.

Mean tahu tidak mesti untuk mengganggu dan pergi kedapur untuk membuat sesuatu. Rumah yang sederhana, dengan kulkas yang terisi penuh. Mean tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya mengambil beberapa bahan dan memotongnya dengan kasar khun chai yang tidak hanya bisa bertarung dengan P Terth tapi juga menangkan pertarungan dengan sayuran.

Plan menghubunginya dan menatap kelantai atas belum ada suara langkah kaki dan mengangkatnya

"..."

"kau ingin dipecat!" hanya itu dan menutup ponselnya dengan sepihak Mean tersenyum hanya dengan melihat layar ponselnya yang hitam entah apa yang lucu dengan layar bersegi itu

Plan turun tergesa-gesa tidak melihat Mean disana karena fokus untuk mengikat dasi dan mengambil segelas susu diujung meja seperti kebiasaannya setiap pagi yang selalu disiapkan oleh bibi dan pamannya

"susu pagi ini sangat manis. Terimakasih pa...man" seperti teringat sesuatu Plan menyelesaikan kalimatnya dan berbalik "kau!" dan melihat kesekitar hanya ada mereka berdua "apa yang kau lakukan dirumahku dan kau menghancurkan dapurku?!" Plan tidak percaya Mean jelas sedang memegang pisau ditangannya

"kau tidak bicara" terkadang Plan bisa lebih mendominasi. Mean diam tahu letak kesalahannya

"kau bisa pergi" ucap Plan pada akhirnya

Kruk!

Mean memegang perutnya yang berbunyi pasalnya sebelum berangkat tadi pagi Mean tidak melakukan sarapan karena merasa khawatir dengan Plan. Anak yang tinggal dirumah sendirian terdengar berlebihan tapi memang seperti itu. Pada umumnya pertama kali yang dibutuhkan orang dipagi hari adalah air jadi Mean menyiapkan segelas susu tanpa tahu betapa takarannya jadilah alhasil seperi yang dikeluhkan Plan.

"duduk disana" Plan mengangkat dagunya dan membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Mean. Walau tidak banyak tapi Plan bisa sedikit memasak membuat Plan teringat sebentar pada tutornya, P Terth orang yang dengan sabar membimbingnya Plan menggeleng untuk tidak mengingat itu lagi.

Mean menurut untuk duduk ketika Plan menyuruhnya. Monyet galak fikir Mean ketika dimarahi tidak berkutik. Sesekali Plan bisa membuatnya kacau. Mean mengintip Plan yang fokus didapur mengapa itu terlihat mengagumkan dan seksi. Mean apa yang kau fikirkan? Ingat harga dirimu jangan menjadi murahan.

"jika kau bukan bosku kau sudah aku pukul" ucap Plan meletakkan hidangan

"aku bosmu" Mean ahli dalam hal ini menanggapi Plan dengan cepat

"kau bisa bersenang-senang" Mean senang mendengarnya walaupun sebenarnya Plan sedang mengejeknya yang tidak mau kalah dalam hal apapun

"bagaimana kau masuk kerumahku?" tanya Plan disela sarapannya

Mean mengambil kunci dari sakunya dan meletakkan diatas meja

Tch! Hanya itu karena tahu dari mana Mean mendapatkan kunci tersebut setelah selesai sarapan saat mereka akan berangkat Plan menyerahkan kunci tersebut pada Mean setelah berfikir tidak akan ada orang yang cukup dekat untuk Plan percaya disekitar.

"aku tidak secara terbuka memberimu akses tapi kau bisa memegangnya untuk keadaan darurat" Plan tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya jika bosnya tahu alasannya sang bos pasti akan berbesar kepala.

"kau bisa percaya padaku menggunakannya dalam keadaan darurat" seperti mengingatkan Mean mengulang kalimat itu dan memasukkannya kedalam sakunya. Kekantor Plan menggunakan tugasnya untuk menyetir.

"hm...aku baru mengingat sesuatu. Kau tidak bisa melakukan apapun didapur?" Mean yang tersenyum seketika berubah tidak ada hal yang menyenangkan ketika kau diejek untuk kelemahan sesuatu apa lagi saat ini yang mengejeknya adalah Plan sendiri orang yang ingin ia jaga imejnya. Mean tidak menjawab tapi kemudian tatapannya berbinar

"tapi aku jago dalam satu hal"

"satu hal?" Plan berfikir "kau ahli dalam banyak hal kecuali didapur kau pemarah, egois, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, merasa paling benar, otoriter, pembohong, penjahat..."

"aku ahli diranjang" ucap Mean memotong kalimat Plan

"diranjang?" Plan mengerutkan dahinya otaknya kembali tidak berfungsi apa yang dimaksudkan oleh Mean

"kau lupa, aku melakukannya padamu. Mungkin lain kali kita bisa melakukannya didapur dan kau memuji kehebatanku" Mean menatap Plan disampingnya menggoda, mesum.

Plan sadar apa yang tengah dibicarakan oleh Mean menginjak rem mendadak mobil berhenti dipinggir jalan seketika. Plan tidak berharap Mean akan mengatakan itu tanpa dosa disaat dirinya frustasi Mean tidak benar-benar menyesali perbuatannya saat itu. Plan keluar dari mobil meninggalkan Mean.

"apa yang salah denganmu?" Mean mengejar Plan dan menariknya

"kau masih bertanya" Plan menarik kerah Mean "kau benar-benar brengsek! Kau melecehkanku dan kau membuat itu sebagai lelucon. Kau tidak benar-benar menyesalinyakan? Aku benar kau tidak bisa menjawab" Plan melepaskan cengkramannya

"kau tidak sadar kau sudah mempermainkan hidup seseorang. Kau melecehkannya dan meninggalkannya seperti sampah. Kau tahu apa yang orang lakukan pada sampah dibuang tidak dibutuhkan. Aku berusaha untuk bangkit disisa harga diriku tapi kau tidak bisa menghargainya. Kau memiliki segalanya jadi kau hanya melihat itu sangat mudah"

"Plan..aku..."

"aku kira kita sudah bisa bergerak maju menjadi seseorang yang baru dan melupakan masalalu tapi sayangnya kau tidak bisa membedakan antara rasa sakit dan kesenangan. Kau tidak bisa menemuiku dengan keadaan ini" Plan berlalu menghapus air matanya yang jatuh semua sudah terjadi

Sedangkan Mean merutuk kebodohannya. Plan sudah berusaha keras untuk bangkit dan yang bisa ia lakukan adalah menjatuhkannya kembali. Pria bodoh!.

Bersambung


Intinya jangan menganggap remeh dengan sebuah masalah seperti Mean mungkin niatnya hanya untuk menggoda Plan tapi sebaliknya itu adalah luka dalam bagi Plan.

Follow my instagram : @busamvung_id

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang