Brugh..
Yuli terjatuh pingsan dan sudah tak mengingat apapun lagi, hanya suara raga yang meminta minta tolonglah yang masih terdengar jelas di telinganya.
***
"Ehhh ehh kalian tau nggak sih udah seminggu ini Iyul nggak masuk sekolah?" ucap Anis histeris.
"Iyaa tuh." kata Rasti menyahuti.
"Kita pada nggak tahu rumah Iyul dimana yee kan?? Jadi nggak tahu harus ngapain, gue chat dari kemarin-kemarin kagak on dia." ucap Tiara dengan raut sedih nya.
"Apa mungkin Iyul balik lagi keluar negri? Kan dia pindahan dari luar?" ucap Rika, Yang langsung mendapatkan tatapan-tatapan tak mengenakan dari teman-temannya." sans girl, gue cuma nebak aja," ucap Rika membela diri.
"Waktu terakhir kita pisah sama dia tuh kan, waktu pulang sekolah pas hari senin itu, Kita pulang duluan, sedangkan dia lagi nunggu jemputanya kan?? Lu semua inget kagak?" Tanya Rasti, yang di sadari oleh teman nya, dia berbicara banyak sekarang, hanya karena khawatir sama teman baru nya.
"Iyaa tuh bener," teriak Dela ingin menetralkn semua teman-teman nya.
"Ishh, Dela lu kebiasaan, ngomong tuh jangan terikat-teriak segala. Kita kagak budek." sahut Indah dengan nada kesal nya pada Dela.
"Iyaa maaf-maaf, soal nya kalian tuh, gitu amat natap si Rasti, Kasian dia nanti trauma." ucap Dela dengan tangan menutupi telinga, siap siap untuk mendengarkan nada alay Rasti.
"Emmmm...jadi sayang sama Dela, nggak nyangka gue Del, lu bisa seperhatian itu sama gue," ucap Rasti mencolek colek Dela.
"Isshh udah-udah! Kalian kebiasaan, kita lagi serius nih, gimana keadaan Iyul sekarang," ucap Mona dengan kedewasaan nya.
"Iyaa tuh," kata Anis dan Indah bebarengan, Karena mereka juga jengah dengan kegelian antara Rasti dan dela.
"Jadi harus kek gimna sekarang?" tanya Tiara.
Sebelum pembicaraan mereka selesai, ada seseorang yang melewati mereka tanpa permisi yang mereka tau siapa orang nya, Mereka juga rindu dengan sosok Lena yang dulu sangat periang namun mereka bisa apa, kejadian tragedi itu bisa merubah sedemikian sikap Lena.
"Len..." panggil Rika, "Lu mau kemana?" lanjut nya.
"Saya mau pergi ke toilet, ada apa?" jawab Lena dengan nada formal, seperti tak mengenali sosok mereka. Sosok sahabat yang selalu ada di saat dia terpuruk, namun semuanya berakhir atas keegoan dia sendiri.
"Mau gue temenin?" ucap Rika lagi. Karena sewaktu mereka masih bersama-sama Rika lah yang paling dekat dengan Lena.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri," jawab Lena dengan langkah menjauhi mereka.
Semuanya pasrah melihat perubahan Lena. Namun sungguh, mereka membutuhkan Lena yang dulu, yang bisa membuat mereka bahagia.
***
"Hiks...hiks...." tangis Lena.
"Kalian nggak tahu aja, seberapa hancur nya gue di sini, gue juga butuh kalian. Namun semuanya gak bisa gue dapetin lagi, sungguh cinta bisa membuat semua orang gila! Gue putus asa girl! Gue pengen kaya dulu lagi, hidup normal dengan kebahagiaan yang selalu nemenin gue, Tapi semua tragedi itu selalu terngiang di otak gue, gue masih nggak rela liat dia yang nggak kenal gue. Alasan itu juga gue harus jauh dari kalian, nggak pengen nyusahin kalian juga, yang nntinya harus putus sama pacar kalian demi gue, Itu yang nggak gue harepin, mungkin ini udah yang terbaik," tangis Lena histeris di depan cermin toilet. Karena semenjak tragedi itu terjadi inilah tempat satu-satu nya yang selalu Lena jadikan sebagai pelampiasan kerinduanya, bahkan orang tua nya di rumah pun, mendapatkan perlakuan jutek Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Old [END]
Teen FictionRAGA ALAMSYAH Cowok bad boy, dingin dan mempunyai kisah tentang tragedi di masa lalu nya Tampan serta famous di sekolah nya.sang ketua dari geng Stronger mempunyai sahabat yang berupa rupa karaketernya. Masa lalu mengajarkan mereka tentang sebuah...