4. London, Here We Are

745 109 19
                                    

Selesai dari city tour, kami kembali ke bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dari city tour, kami kembali ke bandara. Buru-buru kami melakukan check-in karena sebentar lagi pesawat kami akan take-off.

Perjalanan dari Abu Dhabi menuju London ditempuh dalam waktu yang kurang lebih sama dengan perjalanan dari Jakarta ke Abu Dhabi.

Aku nggak tidur di perjalanan kali ini. Aku menghabiskan waktu dengan lebih banyak menatap keluar jendela. Sesekali aku membaca majalah.

Pesawat kami sempat mengalami turbulensi. Aku ketakutan. Gavin menggengam tanganku, "It's okay," katanya mencoba menenangkanku.

Lagi-lagi aku melihat cincin di jari manis tangan kirinya. Sesuatu didalam dadaku kembali kehilangan kehangatannya. Aku bingung kenapa dalam beberapa waku ini perasaanku menjadi anomali.

Menit-menit menegangkan itu akhirnya berlalu. Penerbangan kami kembali mulus walaupun sesekali ada goncangan kecil.

***

Kami tiba di bandara Heathrow Internasional Airport sekitar jam dua waktu setempat, masih di tanggal 25 Februari.

Aku membeli selembar peta kota London sebelum keluar dari bandara. Seperti para turis lainnya yang datang ke United Kingdom, kami harus melewati proses imigrasi dulu. Pengecekan surat-surat, paspor dan visa. Barang bawaan kami juga tidak lepas dari proses pengecekan.

Aku mengganti sim card-ku dengan sim card international sebelum kembali mengaktifkan ponsel. Banyak banget pesan masuk di aplikasi whatsapp, hampir semuannya berasal dari Mama.

Kota London masih sangat dingin meskipun sebagian besar salju sudah mencair. Namun, angin yang bertiup cukup kencang. Aku dan Gavin memasang mantel sesaat sebelum keluar bandara.

Setelah keluar dari bandara, kami berjalan sekitar dua menit menuju Hatton Cross Station untuk naik kereta menuju pusat kota London. Kami naik kereta bawah tanah atau orang-orang sini menyebutnya Tube. Sebelumnya kami membeli kartu Oyster. Kartu ini gunanya untuk mendapatkan potongan harga saat kita menggunakan transportasi umum di kota London. Jadi kalau kita menggunakan kartu ini, biaya untuk transport jauh lebih murah daripada tarif aslinya. Begitu, sih, kata Gavin. Aku iya-iya aja.

Dalam tube aku sibuk dengan peta London yang aku beli tadi.

"Kita nyari penginapan di sekitaran Kensington aja, ya, Vin. Ini tempatnya nggak terlalu jauh dari pusat kota. Aku juga udah searching ada beberapa hotel bintang satu di sekitar situ yang harganya bersahabat."

"Boleh," jawab Gavin singkat.

Aku masih sibuk dengan petaku, aku menandai dengan pulpen titik-titik tempat yang pengin aku datangi.

"Berarti kita berhenti di stasiun mana, Vin?"

"Di sini." Dia menunjuk salah satu titik pada petaku.

A Month to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang