Bae bae up lagi nih malam niii, gimana chapter sebelumnya??? Hmmm biasa aja ya? Hmmm semoga chapter ini suka yaa :)
.
.
.K
enapa sedari tadi Ahjussi tidak menyalami Appa—nya?
Gadis itu terus memperhatikan Daeyong. Pria itu sama sekali tidak memperdulikan orang tuanya. Bahkan untuk sekedar tersenyum saja tidak ia lakukan.
"Hei, selamat ya!" Caroline tersadar dari lamunannya ketika pink fairy menyapa mereka.
"Gomawo." Dia sangat senang pria berparas wanita ini hadir ke pernikahan mereka.
"Hei, hei! Selamat yaa adik-adik ku." Elise datang menghampiri dua mempelai itu.
"Eonni...!" Caroline memeluk Elise bahagia.
"Hei, ladies." Mark muncul diantara mereka.
"Ya! Aku laki-laki bukan perempuan," jutek Daeyong.
Semua yang berada di sana tertawa melihat raut wajah Daeyong yang terlihat menggemaskan saat kesal.
"Hai, dude!" ralat Mark sambil merangkul Daeyong. Tepat saat itu juga dia tidak sengaja melihat ke arah Elise dan tatapannya terhenti begitu saja. Elise menyadari tatapan itu, wanita itu tersenyum manis kepada Mark.
Suasana semakin meriah dengan kehadiran tamu undangan. Acara pernikahan pun selesai sangat larut.
🍁🍁🍁
"Ingat jangan bertengkar ya! Daeyong saya sudah titipkan putri satu-satunya yang saya miliki untukmu, tolong jaga dia baik-baik!" ujar James sambil menepuk pundak pria itu lembut.
"Baik presdir-"
"Appa," lanjut James, membuat Daeyong speechless.
"Baik, Appa." Jujur ada perasaan aneh saat ia mengucap kata 'Appa' sudah lama dia tidak menyebutkan kata singkat itu.
"Daeyong jaga adikku jangan sakiti dia, jika itu terjadi aku akan marah,"Mark memberikan tinjuan kecil kepada Daeyong. Membuat keduanya tertawa.
"Baiklah kami pulang dulu, hati-hati saat perjalanan pulang nanti." James pamit kepada putri dan menantunya. Hari sudah larut dan acara pun telah selesai. Sudah waktunya mereka berisitirahat.
"Appa!" Caroline memeluk James, tidak ingin berpisah dengan cinta pertamanya.
"Aigoo, putri kecilku sudah menjadi seorang istri." James membalas pelukan putrinya erat. Sungguh berat rasanya melepaskan putri kecil yang sudah ia rawat sepenuh hati.
"Kalian sudah mau pulang?" tanya Presdir Kim. Raut wajah Daeyong langsung berubah, begitu melihat kedua orang tuanya. Nyonya Kim dan Presdir Kim.
"Iya Kim. Saya dan Mark ingin pamit." James menjabat tangan Kim layaknya seorang besan.
"Hati-hati di jalan."
"Tentu. Kami pergi dulu, Caroline ingat pesan Appa." Nasihat James sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan gedung.
"Caroline ayo pergi." Setelah James pergi Daeyong menarik tangan istrinya.
"Ahjuss-"
"DAEYONG TUNGGU!" teriaj Presdir Kim, Daeyong menghentikan langkahnya.
"DAEYONG! Bisakah tidak kekanak-kanakan?" Daeyong menghembuskan nafasnya, lalu membalikkan badannya menghadap kedua orangtuanya.
"Kenapa satu bulan ini kau menghindari Appa?" tanya Presdir Kim.Caroline yang melihat hal itu tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antara keluarga Kim ini. Daeyong hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Presdir Kim.
"DAEYONG JAWAB!" bentak Presdir Kim, Nyonya Kim yang sedari tadi di sampingnya mengelus lembut punggung suaminya agar pria itu bisa menahan amarah. Bukan waktunya untuk memarahi Daeyong.
"Itu bukan urusan anda, Ayo Caroline!" Daeyong menarik Caroline lagi dan pergi begitu saja meninggalkan Presdir yang tertegun saat mendengar Jawaban Daeyong yang tidak sopan.
"Ya! Ahjussi, apa yang membuatmu seperti itu di hadapan orangtuamu sendiri?" tegur Caroline saat mereka sudah di dalam mobil. Daeyong masih saja diam.
"Ahjussi, jawab pertanyaanku!"
"Ahjussi, mereka itu orang tuamu, sebagai anak tidak boleh bersikap seperti itu," nasihat gadis itu, tapi Daeyong masih tidak menggubrisnya.
"AHJUSSI!!!"
"CAROLINE, kau tidak tahu apa-apa jadi tolong diam." Daeyong mengusap wajahnya.
"Ahjussi-"
"Aku sedang tidak ingin diusik, sebaiknya kau turun dari mobilku!" kesabaran Daeyong Sudah habis, dia tidak suka ada yang ikut campur dalam urusan pribadinya, walaupun itu Caroline.
"Ahjussi," desih Caroline tidak menyangka bahwa Daeyong akan semarah ini. Daeyong tidak ingin menatap wajah Caroline.
"TURUN SEKARANG JUGA!" Daeyong membentak gadis itu. Tanpa berkata apapun Caroline turun dari mobil dan membanting pintu mobilnya karena kesal. Sebenarnya air matanya hampir jatuh, karena takut melihat Daeyong marah tapi ia tahan, karena dia tidak ingin terlihat lemah. Caroline menendang ban mobil Daeyong geram sebelum mobil itu benar-benar pergi.
"Daeyong brengsekkk!"
Daeyong mah gitu :( jahat banget Ama Caroline, maen ninggal-ninggal aja. Kasihaannn anak orang. Masih pakek gaun pengantin lagi, dasar Daeyong.Siapa yang kesal sama Daeyong angkat ✋??
Oke vitamin Jan lupa yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You | Complete |
Novela JuvenilA story by Risa Martha Korean story ❤️ Romance Caroline~ "Haruskah aku menjadi salah satu pemeran di dalam drama mu yang tidak akan pernah berakhir?!" Daeyong~ " Ku mohon tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu." Benci dan Cinta tidak jauh beda, bahka...