Song: Aku Memilih Setia (Fatin)
Cast:
-Lee Taeyong as Gagah Langit Rahagi
-Im Nayeon as Naaila Senja Dewi
-Park Jinyoung as Junio Fajar Hariyanto***
Di salah satu meja dekat pintu masuk The Bistro Café, tampak seorang gadis yang sedari tadi terus menatap barista yang sedang meracik kopi di balik coffee bar.
Sesekali pandangan mereka bertemu dan saling melempar senyuman hangat. Sambil menunggu gadis itu, meneguk kopi hitam yang tersaji di atas meja.
Setelah pelanggan di dalam kafe mulai berkurang, pria berapron merah itu pun mulai mendekati sang gadis sambil membawa coffee pot seakan tahu kopi di dalam cangkir milik sang gadis telah habis.
"Lama ya?"
"Gak kok, Kak!"
"Katanya, Senja, mau ngomong sesuatu?"
"Ehm," gadis bernama Senja itu berdeham pelan, matanya menyiratkan keraguan. Namun, saat netranya memandang keluar kafe, tekadnya kembali tumbuh.
"Mmm, bo–boleh Senja meluk Kak Fajar?" Lelaki bernama Fajar itu tampak agak terkejut akan permintaan gadis berambut sebahu itu, tetapi apa Fajar mampu menolak permintaan gadis ini? Tentu tidak. Fajar pun mengangguk tanda setuju.
Dengan segera Senja berpindah tempat duduk dan memeluk pinggang milik Fajar dengan erat. "Maaf, Kak. Maaf," bisik Senja di sela pelukannya.
Fajar yang tidak mengerti akan maksud gadis pujaannya itu, hanya dapat balas memeluk tak kalah eratnya sambil sesekali mengacak rambut Senja.
"Maaf Kak. Maaf." Kata itu terucap untuk kesekian kalinya dari bibir Senja, bahkan setelah pelukan mereka telah terurai.
"Maaf kenapa, Senja?"
Sebelum menjawab, lagi-lagi Senja melirik keluar kafe. Hal ini tak luput dari perhatian Fajar, dia pun mencoba mengikuti arah pandangan gadis yang telah menempati tempat spesial di hatinya itu.
Ah, akhirnya Fajar mengerti akan keanehan Senja yang tak biasanya. Di luar sana, tepatnya di seberang kafe miliknya berdiri seseorang yang sangat dia kenal, walaupun tak pernah berjumpa bahkan bertegur sapa.
"Stop, Ja, aku ngerti." Jika tadi Fajar terkejut akan tingkah Senja, sekarang gantian Senja yang terkejut akan ucapan Fajar.
"Aku bakalan terima semua keputusan kamu, Ja. Apapun itu," lanjut Fajar saat melihat raut bingung dan terkejut pada wajah ayu Senja.
Senja terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. Keputusan final sudah diambilnya. "Makasih, Kak, dan sekali lagi maaf." Setelah mengucapkan itu, Senja pun beranjak dari tempatnya.
"Buat, Kakak," ucap Senja sambil meletakkan sebuah surat di atas meja.
"Bye." Sebuah kata perpisahan akhirnya terucap juga dari bibir Senja. Ia pun berlalu meninggalkan kafe, tanpa sekali pun berbalik untuk menatap orang yang ia tinggalkan.
Senjum getir tercipta pada wajah Fajar, ia berusaha terlihat tegar dengan kenyataan yang harus ia jalani. Dengan pelan Fajar mengambil surat beramplop biru langit yang ada di hadapannya
Dear Kak Fajar,
Kakak tahu tidak, jika Tuhan memiliki banyak cara untuk mempertemukan umatnya serta menghadirkan cinta di hati mereka? Mungkin pertemuan kita dan cinta yang kini bersarang di hati kakak, adalah salah satu contohnya.
Kakak masih ingat tidak, awal perkenalan kita, dulu? Kalau saja saat itu hujan tidak turun dengan lebatnya. Mungkin hingga saat ini, kita hanyalah dua orang asing yang ditakdirkan untuk saling bertemu. Hanya sebatas pemilik kafe dan pengunjung kafe milik kakak.