Naruto belong to Masashi Kishimoto.
This story belong to me.
Don't copy this!
Part 1 of 2
.
.
.
Naruto pikir kini ia akan mati.
Seharusnya pemuda blonde itu memanggil pertolongan. Berteriak sekencang mungkin agar ia tak tersiksa di dalam ruangan tersebut. Tubuhnya seakan dibakar. Rasa gatal menggerayangi permukaan kulit. Sayang sekali, mulut tak mau berkata-kata selain desahan yang keluar.
'Seseorang tolong——'
Naruto merasakannya. Keinginan yang mulai mencakar insting dalam tubuh. Membayangi dengan eksistensi mengerikan pada sudut kesadaran.
Mereka akan membiarkannya mati. Rasa panas ini membakar dengan ganas.
Di lain pihak, kehausan terhadap sentuhan seorang Alpha menggugahnya.
Ia ingin hidup. Tidak mau terkunci kembali dan merasakan siksaan dari mereka.
Suara yang keluar dari mulut terdengar parau. Tangan bercakar menarik-narik selimut. Menyobeknya tanpa sadar. Penglihatan mengabur, dengan bintik-bintik hitam mencemari area pandang.
Ada suara. Pelan. Sangat pelan. Yang membuat ia mendengarnya adalah kemampuan sensitif dari chakra Kyuubi yang kini telah bercampur dalam tubuhnya.
Chakra seseorang memasuki kawasan terlarang. Ia tak tahu bagaimana orang tersebut mampu membuka segala segel yang dipasang oleh ahli Fuin Jutsu desa Uzu ini. Tapi, ada yang lebih penting sekarang.
Ia harus kabur. Jangan sampai perjuangan ibunya berhenti di sini.
Bagai hewan buas yang akan menerkam mangsa, Naruto berguling, tubuh telungkup dan perlahan bangkit. Kaki serta tangan menopang diri. Mata biru berganti merah. Ia merangkak bak harimau.
Chakra di luar ruangan terhenti tepat di depan pintu.
Pemuda blonde itu terbawa oleh intuisi. Samar-samar ia ingat pintu yang terbuka. Mata hitam legam dan topeng burung dengan warna putih bergaris merah.
Perasaan senang membuncah tatkala insting Omega dalam tubuh mengenali yang di depan mereka adalah seorang Alpha. Begitupun dengan kesadaran feral Kyuubi yang senang karena tak lagi harus terkurung dalam tempat terkutuk itu.
Mungkin ada sedikit adegan terjang-menerjang. Dengan Naruto yang kehilangan akal karena perasaan panas yang menutupi pikiran.
Ia yakin Alpha itu tercakar oleh kukunya, saat ia mencoba melepaskan topeng yang menghalangi.
Intuisi Omega membimbing untuk melakukan kopulasi.
Dan, siapa Naruto bisa menolak?
-
Alpha bermata legam itu jauh lebih dominan, meski ia sudah setengah terpengaruh oleh Kyuubi. Iris merah dengan tiga bintik hitam yang saling mengitari, menatap dalam-dalam pada Naruto.
Suara yang terdengar berat, berucap dengan pelan, "Tenanglah."
Pegangan pada pergelangan sang blonde terkesan hati-hati, namun tetap kuat.
"Kau sudah menjadi Jinchuuriki?" suara itu terdengar sedikit terheran.
Naruto mengangkat pinggul. Menggesek bagian depan celana oranye yang telah kusam pada permukaan paha si Alpha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Padamu
FanfictionSemi-Canon. Alpha bermata legam itu jauh lebih dominan, meski ia sudah setengah terpengaruh oleh Kyuubi. Mata merah dengan tiga bintik hitam yang saling mengitari, menatap dalam-dalam pada mata Naruto. Suara yang terdengar berat, berucap dengan pel...