Bonus ( 🤭)

4K 251 22
                                    

~One day~

*Tin pov*

"Tin! Kita putus!! Pokoknya aku ingin berpisah! Aku bosan dengan hubungan ini!".

Yah ini dia mulai lagi. Sudah selama seminggu ini can berprilaku aneh begitu. Setelah pulang dari tempat trainingnya dihotel, dia akan mandi dan memulai aksi drama putus hubungannya.

"Tin, apa menurutmu aktingku barusan bagus?".

"Huft...........". Aku mengehembuskan napasku panjang kemudian menggeleng gelengkan kepalaku. "Buruk. Aku tidak suka". Jawabku membuatnya cemberut.

Oh ya!. Saat ini sudah 6 bulan aku dan can resmi menikah dan menjadi pasangan suami istri? Atau Suami suami? Ah apapun itu namanya, intinya kami sudah resmi menjadi pasangan hidup. Pada akhirnya, aku bisa mewujudkan keinginan terbesar dalam hidupku.

Mengikat can denganku selamanya!, Selamanya!!!.

"Can. Bukan putus tapi bercera...". Kataku terputus karena mulutku sudah disergap can dengan tangannya.

"Jangan bicara seperti itu tin. Tidak boleh! Tidak baik!". Can memasang ekspresi marah. "Bibi bilang, kata 'itu' adalah kata terlarang dalam pernikahan!".

"Hmn.. maaf maaf. Habisnya kau sudah seminggu ini selalu akting minta putus kan?".

"Itukan cuma akting tin". Can memeluk leherku dan mengendus endus rambutku. "Ingat tidak, kita tidak pernah putus selama ini? Teman teman perempuan ditempat trainingku berkata hubungan yang kuat harus dimulai dengan putus sambung jika ingin awet".

"Oh....., tapi nyatanya kita sudah pada tahap menikah meskipun belum pernah putus kan?".

"Nah itulah yang aku bingungkan. Bagaimana ini tin? Apa kita akan baik baik saja walaupun belum pernah putus?". Aw..., lihatlah betapa polosnya baby ku.

"Tentu saja baby". Aku menarik tangan can dan mendekapnya didalam pelukanku. Berpelukan dan saling bercerita disofa besar kami adalah bagian paling kutunggu tunggu setiap harinya. "Karena itu! Mulai besok berhenti berakting marah marah lagi na? Aku tidak suka mendengarmu minta berpisah. Hatiku sakit". Kataku meletakkan telapak tangannya didadaku.

"Hehe..... hatimu bukan disini tin". Tunjuk can didadaku. "Hatimu ada disini". Kemudian can menunjuk dadanya."Kalau hatimu sakit, maka aku yang akan berdarah duluan tin". Can kemudian memasukan kepalanya kedalam bajuku dan menidurkan kepalanya didadaku. "Besok aku akan memberitau teman temanku bahwa tidak pernah putus juga tanda hubungan akan awet!".

"Hmn...., beritau mereka. Beritau mereka dengan jelas bahwa Can medhtanan punya suami yang sangat mencintainya hingga membayangkan untuk mengatakan kata putus saja sudah membuatnya hampir gila. Katakan pada mereka bahwa suamimu selalu mengatakan 'I love you baby' sampai kau bosan mendengarnya......". Kataku tersenyum dan mengelus lembut punggungnya.

Tidak merespon perkataanku, can kemudian memasukan tangannya kedalam bajuku dan menuliskan sesuatu didadaku dengan jarinya.

"I love you too cintaku Tin medhtanan".

Silahkan panggil aku budak cinta atau apapun itu, tapi aku saat ini sudah menggigit bibirku karena tidak bisa menahan senyum yang terbentuk dibibirku. Aku tersenyum senang seperti orang gila saat ini.

Oh tuhan, betapa menggemaskannya suamiku ini, aku sangat beruntung memilikinya.

Fiuh....., untung saja kami hanya tinggal berdua. Karna kuyakin, jika keluargaku melihat senyumku saat ini, mereka pasti akan berfikir aku mulai gila.

*Tin pov End~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

( Pendek dulu ya, sekedar melepas rindu dulu 🤭 )

My Can Medhtanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang