Pernah nggak sih ngerasa pengen di telan bumi hidup-hidup aja? Atau pengen menghilang bersama angin dan meluruh sepenuhnya? Atau jadi little mermaid yang menjadi buih dilautan? Dan semua itu, disebabkan karena rasa malu yang rasanya bakalan ditanggung seumur hidup sampai bisa diceritakan ke cicit generasi ketujuh.
Sekarang, gue merasakannya.
Gue masih mengerjap-ngerjap nggak yakin. Melihat pemandangan menakjubkan yang sayangnya juga bikin mood gue hancur dalam sekejap. Apalagi kalau bukan wajah Genta yang hanya berjarak limabelas senti dari wajah gue dengan bibir yang tertarik lebar dari ujung kanan hingga ujung kiri.
"Good morning, Beybi..."
Gue menutup mata kembali dengan rapat. Merapal doa pengusir dedemit dan berharap kalau apa yang ada di depan gue nggak nyata.
"Lucu banget sih Beybi-nya Genta." Suara tawa kecil terdengar.
Gue membuka mata dengan cepat. Mendelik ke arah Genta yang-- Ya ampun, jantung gue! Gimana dia bisa kelihatan ganteng ketika tertawa begitu di pagi hari?
"Udah sadar?" tanyanya lagi ketika gue mengerjap-ngerjapkan matanya.
Gue bangun dan duduk. Mengecek pakaian gue yang digantikan dengan kemeja kebesaran yang melekat. Mata gue semakin melotot lebar. Ya ampun! Gue pakai kemeja Genta nih ceritanya?
"Ocha yang bantu Beybi ganti baju, kok. Mana tahan kan Akang tidur bareng Beybi yang pakai baju seksi kayak kemarin?"
Gue mendengus. Menatap ke arah mana saja asal nggak ke Genta. Pertahanan gue bakalan luruh kalau melihat wajah bangun tidurnya yang menawan. Bisa-bisa gue mohon-mohon ke dia supaya milih gue daripada pacar-pacarnya yang lain.
"Beybi," bujuk Genta terdengar manja. Jarinya mencolek-colek lengan gue. Beberapa kali gue tangkis tanpa suara. Gue mau mogok ngomong sama dia!
"Bang! Gofood lo udah dateng nih!" Teriakan cewek yang sekarang gue tahu milik Ocha terdengar.
Genta bangun dan membuat tempat tidur bergerak. Dia membuka pintunya dan mengambil bungkusan yang Ocha serahkan. "Pacarnya Bang Genta udah mendingan? Kobamnya lumayan parah juga semalem sampai cakar-cakar Gio segala." Ocha tertawa riang. "Ganas juga ya dia."
Genta tertawa bareng Ocha. Hati, oh hati. Kenapa gue masih aja merasa cenat-cenut.
"Thanks buat semalem ya." Semalem mereka ngapain?
"Sip. Mending lo baikan aja deh sama pacar lo. Kalau lo lagi marahan gitu, lo tambah resek Bang!"
Genta tertawa. Menutup pintu dan menemukan gue yang menatapnya ingin tahu.
"Gue beli sarapan buat Beybi. Nggak tahu beybi suka apa, jadi Akang beli banyak makanan."
Genta lalu mulai membuka kantung makanan. Mengeluarkan beberapa jenis sarapan yang membuat aroma lezat menyerbu indra gue. Bubur ayam confirmed. Zuppa soup confirmed. Lontong sayur confirmed. Salad buah confirmed. Nasi uduk confirmed. Aneka jus buah confirmed.
Tahan Kay, tahan. Harga diri lo nggak serendah itu sampai di sogok makanan aja langsung luluh. Perut gue mulai berontak. Cacing-cacing perut mulai berdemo. Enzim ptialin mulai memproduksi air liur berlebih.
"Yakin nggak mau makan?"
"Mau!"
RIP Harga diri Kayara.
***
"Semalem Mada telpon gue, katanya lo kobam di Dragonfly." Genta mulai berbicara. "Mada nggak lihat Cecep datang hari itu. Jadi, Beybi ke sana sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMBLING
ЧиклитKayara tipikal anak manja dengan parfum Les Exclusifs De Chanel. Percaya dengan fairy tale dan cinta pada pandangan pertama. Kayara telah menunggu moment love at first sight seumur hidupnya. Merasa berdebar-debar dan terbang melayang ketika melihat...