°°Jennie kini sedang terduduk tepat di hadapan sebuah Piano, Gadis itu menatap nanar mengusap lembut bagian atas piano, lantas berujar "Aku sangat merindukan moment ini"sambil tersenyum kecut.
Jennie menekan salah satu tuts pianonya, lalu menutup matanya merasakan alunan music yang sedang ia mainkan.
'Uri Jinjja byeolnadae, geunyang naega neomu johahae, neon geugeoul neomu jal algo nal jwirakpyeorakhe nado machangajaiingeol'.
Translet : orang berkata kita spesial, aku hanya terlalu menyukaimu kau mengerti dengan baik dan memegang kendali atasku, begitupun juga aku.
Jennie menghentikan permainanya sesaat, menghembuskan nafas berat, matanya mulai berkaca-kaca.
"Mengapa ini sangat menyakitkan,Eoh? "Lirihnya.
Gadis itu menopangkan kepalanya diatas tuts piano tersebut, air matanya kembali mengalir, entah sudah berapa kali Jennie menangis akhir-akhir ini, salahkan air matanya yang terus saja memberontak keluar.
"Aku merindukanmu"Ujarnya, Jennie mengigit bibir bagian dalamnya, berusaha menahan isakannya.
"Jane"Ucap seseorang sambil mengusap lembut rambut Jennie. Gadis itu sedikit tersentak, ia buru-buru menghapus air matanya, menegakan tubuhnya lalu berbalik menatap seorang Gadis yang kini menatapnya sendu.
"Kau menangis lagi? "Tanyanya, Jennie menggeleng sebagai jawaban.
"Kau tidak pandai berbohong Jane, matamu lembab"Ucapnya sambil mengelus lembut kelopak mata Gadis itu.
"Mianheyo Jisoo Eonnie-ya, aku tidak bisa berjanji padamu".
"Gwechanha-yo, aku ingin memberi tau mu sesuatu"Kata Jisoo, Jennie mengekrutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Dɪsᴘᴀᴛᴄʜ!- [𝙼𝙺]✔︎
Non-Fiction𝑬𝑵𝑫✔︎ Mɪɴ Yᴏᴏɴɢɪ X Kɪᴍ Jᴇɴɴɪᴇ [𝙼𝙺] 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟𝑎𝑧𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑜𝑡𝑟𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚-𝑑𝑖𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑚𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔�...