20. Bara si cowok ngeselin

1.7K 157 0
                                    

Gista merasa kepalanya ingin pecah sekarang, otaknya sudah lelah berpikir. Tetapi, masih banyak soal-soal ujian yang belum ia isi. Rasanya Gista ingin menangis sekarang, kenapa otaknya tidak bisa mencerna apa yang ia pelajari selama ia belajar. Bahkan, materi yang semalaman ia hapalkan tidak menempel satu pun, tidak ada yang ia ingat.

Belajar tiap malam pun, tidak menjamin dirinya bisa menjawab soal-soal ujian. Bagaimana, jika Gista tidak belajar? Hancur sudah semua nilai-nilainya.

"Bara," panggil Gista dengan berbisik, pada Bara yang duduk di bangku paling depan. Lebih tepatnya, di depan Gista. "Bara!"

Bara yang mendengar panggilan itu, menoleh sedikit pada Gista. "Apa?" tanyanya ikut berbisik juga.

"Bantuin, Gigi. Gigi pusing," rengek Gista sambil menunjukkan ekspresi memelasnya.

"Maksudnya?"

"Nyontek!" bisik Gista.

"Bentar," ucap Bara yang membuat senyum Gista mengembang, akhirnya ada juga yang mau memberikannya contekan.

Saat itu juga, Bara mengambil kertas kosong yang ada di kolong meja. Lalu, menuliskan sesuatu di kertas itu. Setelah selesai, Bara melipat kertas itu hingga sekecil mungkin. Kemudian, memberikannya pada Gista yang duduk di belakangnya.

Dengan cepat, Gista mengambil kertas yang diberikan Bara padanya. Agar tidak ketahuan pengawas yang sekarang tengah duduk manis di meja guru.

"Makasih, Bara."

Bara tersenyum lebar, lalu menganggukkan kepalanya tanpa menoleh lagi pada Gista. Takutnya ia ketahuan dan dicurigai menyontek kebelakang.

Gista pun membuka lipatan kertas itu di kolong meja, berjaga-jaga jika ada yang melihatnya. Ia tidak akan meragukan jawaban yang diberi Bara, karena ia tahu Bara itu pintar dan cerdas. Bara juga peringkat ketiga di kelasnya, meski tidak peringkat satu. Tetapi, sudah masuk tiga besar saja itu sudah membuktikan jika otak Bara bekerja dengan baik dan cepat. Tidak seperti Gista, yang banyak loading-nya.

Setelah kertas itu terbuka lebar, detik itu juga senyum Gista luntur. Ternyata di kertas itu, bukan jawaban soal-soal yang di tulis Bara untuknya. Tetapi, ...

Kerjain aja sendiri :-P
Berusaha dong, ini baru ujian akhir semester lho, Gi. Bukan ujian nasional ataupun ujian hidup yang beratnya Masya Allah ...

Jangan nyerah, Gi. Ayo berusaha!

SEMANGAT GISTANYA BARA :-*

Gista meremas kertas itu, setelah ia selesai membaca tulisan Bara. Ia kesal sekarang, Bara telah menipunya. Ia kira Bara akan memberikan jawaban soal-soal ujiannya, tapi isinya tak ada satupun jawaban dari soal-soal itu.

Pasrah, karena tidak mendapat contekan. Gista pun mengisi soal-soal ujiannya semampu yang ia bisa, tak lupa di bantu dengan cara menghitung kancing seragamnya. Siapa tahu, dengan cara menghitung kancing jawabannya bisa benar.

"Bara ngeselin!" bisik Gista kesal, tapi berhasil membuat Bara terkekeh kecil.

"Semangat, Gista!"

"Bodo amat!"

"Iya, i love you too."

"Nggak nyambung!"

"Sambungin dong pakek hati kita."

Gista memutar bola matanya malas, dan ia lebih memilih untuk mengerjakan kembali soal-soal yang masih banyak belum terjawab olehnya. Daripada meladeni Bara yang semakin membuatnya kesal.

---

"Cieee yang lagi kesel," goda Bara pada Gista yang kini mendiamkannya setelah kejadian tadi di kelas.

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang