"kaulah yang telah membunuh saudaraku, kau pantas merasakan apa yang kurasakan!"
Mungkin bagi sebagian orang kopi hangat yang mengepul dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan, tapi baginya tidak ada yang lebih hangat dari darah segar yang tumpah karenanya.
Tumbuh dilingkungan berdarah membuat pria itu tumbuh sebagai seorang berdarah dingin. Ia bukanlah seorang brutal tak berotak, pendidikannya pun tidak main main. Seluruh permainannya bersih tak ada setitik noda pun yang tertinggal. Tak ada yang pernah bisa menghindar dari pelurunya.
Teriakan, permohonan ampun, gretakan tak akan mampu membuatnya membuka mata, hati sekeras baja dengan beribu tameng yang dimilikinya membuatnya seolah tuli dengan semuanya. Hanya ada secercah hati yang ia buka untuk makhluk hidup lain. Tempat itu hanya untuk kedua saudaranya. Tetapi bagaimana jika penghuni tempat tersebut harus pergi darinya ?