Part 1

74 9 2
                                    

☆ R E A D I N G ☆

"Lo disini!" Teriak Yudha pada Adam.

"Apaan? Nyuruh-nyuruh" Jawab Adam acuh.

"Yah lo duduk sini! Gw yang di situ" Lanjut Yudha lagi.

"Apaan sih yud! Ini tuh tempat umum, kayak bocil ae lo" Kesal Adam. Adam ingin duduk di sebelah Raina. Yah Adam ada di sebelah Raina, dan Yudha tidak ingin Adam memanfaatkan kesempatan di sebelah Raina.

"Ck... udah lo disini aja napa!" Yudha berusaha menarik lengan Adam tetapi tidak berbuah hasil sama sekali.

"Gue aja yang disitu, ribut mulu" Gilang berdiri dan menempati tempat Yudha sebelumnya. Yudha kini berada di tempat awal Gilang, sebelah Adam. Setidaknya dia bisa memantau apa yang dilakukan Adam.

"Apa sih! Yang diributin ga berkelas banget" Umpat Raina tetapi masuh bisa terdengar oleh David yang berada di sebelahnya.

"Lah sejak kapan lo disini!" Teriak Raina kaget melihat David yang duduk di sebelahnya dengan tatapan datar ke arah depan.

"Beb Rai ga boleh teriak dong" Ucap Adam dengan suara yang di manjakan membuat siapa pun yang mendengarnya akan bergidik ngeri dan menyangka jika Adam adalah pasien RSJ.

"Yah nih tembok duduk di sini" Tunjuk Raina pada David.

"Ishh... biarin dah beb yang penting kan ada ayang Adam disini" Manja Adam pada Raina.

"Jangan panggil gue beb, gue bukan pacar lo!" Teriak Raina tidak terima.

"Yaudah di panggil ayang aja yah" Ucap Adam.

'Boleh ga bunuh anak orang?'  Tanya Raina pada dirimya sendiri.

"IH!! JIJIK!!" Teriak Raina menggema.

"Woy Mba! Jangan teriak teriak dong, menganggu ketertiban! Teriak di luar sono!" Raina kaget saat ada ibu-ibu yang menegurnya, akhirnya Raina diam merutuki dirinya sendiri yang teriai teriak.

"Dasar!" Tiba tiba suara berat milik David terdengar.

"Apa!" Tantang Raina.

"Lo" Ucap David membuat Raina bingung.

"Lo apa sih! Ngomong yang jelas bege!" Cibir Raina kesal.

"Diem" Jawab David. Raina ingin membuka suaranya kembali tetapi terdengar suara bioskop yang sudah memulai.

"Lo kayak bocah" Lirih David tepat di telinga Raina.

Plak...

"Lo ngatain gue!" Tanpa sadar Raina memukul lengan David keras, sampai suaranya menyamai suara bioskop yang lebih keras. David sempat kaget saat mendengar suara pukulan yang keras, rasanya panas dan sakit, tetapi ia berusaha menahan rasa marahnya dan memasang wajah satar kembali.

"Weh Rai! Lo mukul kenceng banget! Anak orang nih!" Tutur Fernando yang berada di sebelah David.

"Iya Rai kenceng banget!" Tambah Gilang.

Raina lalu diam memikirkan apa yang ia lakukan tadi, dan....

"Astaghfirullah!" Raina menatap David yang terlihat tidak perduli dengan pukulan yang ia lepaskan. Sempat Raina berfikir 'Halah ga akan sakit juga kalo gue pukul sekeras apapun'
Tetapi pikirannya ia hapus secepatnya, mana mungkin tidak sakit, sekeras itu, semua pasti bisa merasakan luka, cuma perasaan membuatnya tidak terlihat sakit.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang