Ar-Rahman
Allamal Qur'an
Kholaqol Insan
Allama Hul Bayan
Setiap waktu, suara sang pelantun Ar-Rahman selalu mengusik qolbu. Suaranya yang lembut bak kain sutra membuat semakin candu. Menentramkan jiwa dikala raga bersedih. Parasnya tak pernah terlihat, namun hati tak 'kan berpaling dengan yang lain. Alunan kalam Illahi nan merdu itu berhasil menembus lubuk hati, nyaman, damai, dan tenang. Setiap mendengarnya bertilawah, hati kian terpikat, rasa penasaran tumbuh semakin besar kepada sosoknya. Akankah jiwa yang telah lama membeku oleh perasaan akan mencair karna seorang Laki-laki Ar-Rahman?. Pemuda bersuara indah itu mampu membuat senyum merekah di bibir.
"Kenapa to Nduk? Kok mesam-mesem?," suara wanita paruh baya itu berhasil membuyarkan semua ingatannya.
"Ndak Mbok. Nisa cuma kepikiran Laki-laki Ar-Rahman," ringisnya merasa malu.
"Sopo kui?" pertanyaan Mbok Sur terdengar penuh selidik.
"Gak tau Mbok. Nisa cuma sering lihat dia tilawah di Masjid An-Nur. Suaranya muerduuuu bangett. T O P B G T lah"
"Kamu ngeser tah karo Laki-laki Ar-Rahman kui?"
"Eh, nggak kok Mbok," saat ditanya seperti itu, rona merah perlahan muncul di pipi Nisa.
"Lo ya ndak papa to. Mbok doain kalo pemuda itu jodohmu, semoga cepat dipertemukan ya,"
"Haduh Mbok. Mikirnya jangan ngampek kesitu ah, Nisa kan cuma mengagumi suaranya," Nisa mengerucutkan bibirnya sebal, namun suka dengan doa yang diucapkan oleh Mbok Sur.
"Gini ya Nduk. Jodoh, rejeki, sama ajal itu hanya Allah Swt. yang maha mengetahui segalanya. Kalau Allah sudah berkehendak, kita kan gak tau"
"Hehe. Iya sih Mbok. Sebelum janur kuning melengkung kan?,"
"Laa cah ayuku pinter ternyata. Sebelum janur kuning melengkung, tikung dia di sepertiga malam"
"Siappp. Hehe.. Makasih ya Mbok. Mbok Sur emang yang terbaaikkk deh. Makasih juga selama ini udah mau menampung Nisa Mbok,"
"Wes tidak usah membahas itu lagi. Kamu sudah tak anggap sebagai anakku sendiri"
"Sekali lagi makasih Mbok. Tuntun Nisa ke jalan yang lebih baik lagi ya Mbok"
"Aamiin"
Kemudian, keduanya saling berpelukan. Malam yang kian merangkak menambah hangat suasana diantara keduanya.
Setiap insan pasti pernah melakukan kesalahan, memilih jalan yang salah demi mencapai suatu tujuan. Tetapi, selagi umur masih ada, perbaikilah semuanya, bahagiakan orang-orang terdekatmu, buat mereka bangga atas segala keberhasilan yang telah di capai. Sesungguhnya manusia bukanlah tempat salah, tapi manusia adalah gudangnya salah.
🍁🍁🍁
Langit pagi yang harusnya cerah, sekarang nampak muram. Mentari seolah-olah malu menampakkan sinarnya. Satu per satu tetesan air langit jatuh membasahi bumi kota pahlawan, perlahan tetes demi tetes berubah menjadi deras disertai guntur yang menggema serta kilatan yang menyambar. Dua minggu hidup tanpa orang terdekat, menimbulkan luka tersendiri dalam diri.
"Biasanya kalo ada petir kek gini, Gue teriak terus nyokap dateng nenangin," Ujar Nisa tersenyum tipis. Tangan lentik itu beralih mengambil handphone di atas nakas, menekan beberapa angka hendak menelpon orang rumah. Namun semua itu diurungkan kala mengingat kejadian memilukan dua minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)
Novela Juvenil[Revisi Setelah Tamat]. "ANNISA PUTRI HUMAIRA". Gadis yg terlahir dari keluarga harmonis ini harus merasakan bagaimana sebuah penderitaan mulai dari masalah keluarga yg terlanjur membuatnya patah semangat untuk hidup, sampai membawanya dalam sebuah...