°• Prolog •°

22 7 0
                                    

"Baru tau kalau hal yang di benci bisa jadi hal yang di suka"ucapnya dari belakangku yang aku yakin dia baru saja duduk sender sembari bersidekap melihatku.

Aku menoleh ke belakang. Dan ya, benar saja apa yang aku terawang.

"Hal apa coba?, gak ada tuh aku lakuin sesuatu"tanyaku bingung.

Kak Adi yang tadinya ada di belakangku mendadak hilang selepas aku melihat hal apa itu dan berpikir, tiba-tiba saja dia sudah ada di sampingku dan menatapku lekat.

"Kamu paling gak suka di deketin cowo, aku tau itu"ucapnya secara spontan.

Aku terdiam tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Benar apa yang di katakan Kak Adibayu aku memang tidak suka di dekati oleh lelaki. Tapi, saat ini terlalu tiba-tiba tubuhku terasa kaku dan sulit untuk bergerak.

"Sial..."batinku.

Sibuk dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba saja Kak Adi sudah menggenggam tanganku, tatapan yang begitu sejuk membuatku terasa nyaman, senyum manis yang tidak pernahku lihat menambah kesan indah dalam pandanganku.

"Mau sampai kapan Ca?, kamu gak kenal sama aku. Aku udah cape terus berusaha supaya kamu inget"

Aku tertegun mendengar penuturan Kak Adi. Jujur aku inget, tapi dia sendiri yang sejak awal lupa akan yang sering ia lakukan bertahun-tahun lalu. Jadi ini bukan salahku, kalau dia cape sama semua ini.

"Terserah lo ya Kak"hanya itu yang bisa aku bilang dan aku langsung pergi saat itu juga. Jujurly aku tak pernah membencinya tapi hal yang sudah dia lakukan itu sangat aku benci.

LIGHT ON LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang