p r o l o g

742 38 3
                                    

Terik matahari menyinari seorang gadis yang memakai pakaian serba hitam, duduk memandangi pusara yang ada didepannya.

Pemakaman sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Tapi tidak ada tanda-tanda gadis itu akan beranjak dari sana. Matanya memandang nanar nisan yang ada di hadapannya. Entahlah, dia harus sedih atau senang dengan kepergian saudari kembarnya. Tangannya terulur, menyentuh nisan yang tersemat nama saudarinya.

Jemima Alia Ostroff

Gadis itu tertawa getir. Merutuki kepergian Jemima yang tiba-tiba. Merutuki dirinya yang enggan pulang ke rumah setelah sekian tahun tidak bertemu keluarganya. Seminggu sebelum kepergian Jemima, kakak kembarnya itu memintanya untuk pulang. Karena beberapa minggu lagi dia akan bertunangan.

Hidup sempurna seorang Jemima sekarang sudah berakhir. Meninggalkan orang-orang yang begitu mencintainya.

Tidak ada kedekatan di antara keduanya. Walaupun Jemima selalu rutin mengiriminya pesan dan e-mail. Atau terkadang meneleponnya. Memamerkan segala yang ia dapat dan ia punya yang tidak di miliki dan di dapat oleh gadis itu.

Haruskah aku senang?

Ya, harusnya dia senang, bukan?

Karena tidak akan lagi orang yang dibandingkan dengannya. Kedua orang tuanya, pun kini akan lebih menganggapnya.

Tapi gadis itu tidak memungkiri, hati kecilnya ikut sedih. Orang yang dulu sering membelanya telah pergi. Pergi untuk selamanya. Meninggalkan bekas luka yang masih mendalam untuknya. Kenangan-kenangan manis dan pahit akan selalu ia kenang.

Pertahanannya seketika runtuh, kala mengingat bahwa keduanya juga pernah bahagia. Walau hanya sesaat.

***

Dari kejauhan, nampak seorang lelaki yang memandang gadis itu sambil bersandar pada mobilnya. Netranya tidak pernah lepas dari pergerakannya sejak pertama kali mereka bertemu.

Sekuat tenaga dia menahan untuk tidak berlari dan merengkuh tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Bahunya tampak bergetar. Sejak ke datangannya, gadis itu tidak pernah sekalipun terlihat mengeluarkan air matanya. Walau lelaki itu tahu, gadis itu hanya berpura-pura untuk tidak bersedih.

Dalam suasana yang sedang berkabung ini, harusnya dia sedih. Tapi entah kenapa, hati kecilnya juga ikut senang. Senang karena akhirnya bisa bertemu dengan gadis itu. Setelah sekian lama dia ingin bertemu.

Akhirnya, gadis itu bangkit dan berjalan menuju seorang pria tua yang sejak tadi menungguinya.

-----

TBC

Billie Eilish feat. Khalid - lovely

Notice Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang