Chapter 1 - Legenda Arterius

2 0 0
                                    

Kala itu musim dingin, angin berhembus sangat kencang membuat mereka yang tak berselimut akan merasakan dingin hingga ke dalam tulang karena suhu ekstrim.

Desa di sebelah barat pulau Troya merupakan desa nelayan dimana penduduknya masih sangat sederhana, dapat dilihat dari rumah-rumah penduduk yang dibangun dengan kayu, setiap rumah memiliki bentuk yang sama, kecuali rumah kepala desa yang sedikit lebih besar.

"Nenek, ceritakan lagi tentang Arterius!"

Di sebuah ruangan yang terang karena api unggun, sekelompok anak kecil duduk menghadap seorang perempuan renta dengan senyum terlukis di wajahnya.

"Jadi kalian belum bosan ya, baiklah.."

Nenek menambah kayu bakar agar api unggun tetap menyala.

"Arterius merupakan sebuah tempat yang sering disebut sebagai surga tempat para dewa beristirahat dari mengatur dunia, tempat itu sangat luas dan indah, dikelilingi oleh bunga warna warni"

Semua anak diruangan mendengarkan dengan saksama.

"Tanahnya sangat subur, katanya semua jenis tanaman bisa tumbuh di sana tidak peduli waktu ataupun musim, ada banyak juga hewan-hewan lucu seperti kau"

Nenek menunjuk salah satu anak perempuan, yang langsung tersipu malu.

"Ahh nenek.."

Mereka tertawa bersama.

"Nenek Sharis, apa aku bisa pergi ke Arterius?"

"Tentu saja kau bisa, Flint!"

Raut muka anak berambut hitam itu nampak sangat ceria.

"Tapi kau harus menjadi seorang yang hebat dan kuat agar bisa kesana!"

Flint mengangguk ceria, diikuti dengan anak-anak lain yang berteriak ingin pergi ke Arterius.

"Angin diluar sudah mulai reda, orang tua kalian sudah menjemput kalian"

Seorang pria bertubuh tegap dan tinggi masuk ke dalam ruangan.

"Tidak mau, kami ingin dengar cerita lagi!"

"Ya benar!"

Melihat reaksi anak-anak yang menolak membuat laki-laki itu hanya tertawa kecil sambil menggaruk rambutnya.

"Ini sudah malam, kita bisa melanjutkan ceritanya besok, kalian pulanglah lalu tidur ya"

Suara kecil nan lembut nenek Sharis membuat suasana yang berisik menjadi tenang.

Lalu anak-anak pulang kerumahnya masing-masing.

"Kau bercerita tentang Arterius lagi ya?"

"Benar sekali Jarf, anak-anak sangat menyukai legenda itu"

Jarf adalah kepala desa disini, ia sangat dihormati karena kebijaksanaan dan kekuatan yang dimilikinya, dan kini ia duduk berseberangan dengan nenek Sharin sembari meminum teh hangat.

"Ayah, apa aku bisa pergi ke Arterius?"

Flint duduk disamping ayahnya.

"Kau harus lebih tinggi dan lebih kuat lagi kalau ingin kesana"

"Bagaimana caranya ayah?"

"Ada banyak cara, salah satunya adalah tidur yang cukup agar tenaga selalu terjaga"

"Oh, baik ayah!"

Flint mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka yang tengah tertawa kecil melihat tingkah dari anak itu.

"Kudengar pasukan Highland menyerang kastil Dorfill"

"Aku juga mendengar berita itu tadi siang, Jarf"

Sharin meminum teh hangatnya.

"Kita sedang berada dalam bahaya, pasukan Highland bisa saja menyerang desa ini"

"Kau benar, jarak antara medan perang dengan desa kita cukup dekat, kita tidak boleh lengah akan hal ini"

"Kau sebaiknya memberi tahu orang dewasa yang lain agar bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang ada"

"Ya kau benar"

Jarf menatap pantulan mukanya di permukaan air teh, lalu menarik nafas panjang.

"Kita harus siap melawan".

ARTEUS SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang