Delapan

4.4K 376 4
                                    

"Aya?" Eca mendorong pintu kamar Aya dengan pelan.

Sosok yang dipanggil itu hanya menoleh sebentar, lalu kembali serius memandangi ponselnya dengan posisi tidur tengkurap.

Melihat Aya pulang dengan keadaan bercucuran air mata membuat Eca benar-benar khawatir.

Apalagi saat mendengar setengah penjelasan dari Saka tentang mantan pacar Aya, membuat Eca semakin penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Eca langsung.

Aya merubah posisi menjadi duduk, dia menempelkan punggungnya ke tembok.

"Kak Saka bener kak," Eca mengerutkan keningnya.

"Maksud kamu?" Tanyanya heran, Aya menghela nafas berat sebelum memulai penjelasan.

"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kak Eca karna Aya pernah diam-diam punya pacar." Giliran Eca yang menghela nafasnya.

"Terus?" Tanya Eca lagi,

"Dia selingkuh, aku tau pas naik ke kelas tiga. Aku diam aja saat itu, nggak mau hal ini jadi masalah karna jujur, aku sayang banget sama dia."

"Tapi akhirnya dia yang minta putus duluan, dan aku nggak ada pilihan lain, satu hal yang bisa aku lakukan adalah melepaskan. Padahal waktu itu, aku benar-benar masih sayang sama dia." Lanjut Aya.

"Hari ini aku nggak sengaja ketemu sama dia, bahkan hampir dua tahun kita nggak ketemu, rasa itu hadir lagi kak." Air mata Aya semakin deras.

"Aku nggak bisa bohong sama diri aku sendiri kalo aku masih sayang sama dia, tapi kak Saka kasih fakta kalo dia udah punya calon istri." Penjelasan Aya terjeda.

"Aku nggak percaya awalnya, apalagi tadi dia kirim pesan dan bahasanya masih manis-manis. Aku tanya tentang calon istrinya dia gak jawab. Aku desak terus akhirnya dia ngaku kalo tiga bulan lagi calon istrinya melahirkan." Aya kembali menghela nafas berat.

"Aku nyesel, harusnya aku percaya sama omongan kak Saka."

"Dan aku merasa bersalah karna udah bentak kak Saka tadi." Eca mengusap rambut Aya mencoba menenangkan.

"Udah, nggak usah dipikirin. Kakak nggak marah kamu pernah bohong ke kakak tentang pacar. Kakak cuma minta jangan diulangi lagi Ya, kakak nggak mau kamu disakitin kaya gitu lagi."

Aya mengangguk,

"Kali ini, Aya beneran paham tujuan kakak selalu kasih aku aturan untuk nggak dekat-dekat sama sembarang laki-laki. Aya sadar maksud kakak baik." Eca tersenyum mendengar penuturan Aya.

"Kira-kira, kak Saka marah nggak ya kak? Aku tadi udah keterlaluan sama dia." Eca menggeleng.

"Nggak mungkin Saka marah sama kamu," Aya tersenyum ke arah Eca lalu keduanya mengurai pelukan erat.

____________

Tepat pukul sepuluh malam, Eca baru saja pulang dari kantor. Setelah memarkirkan motornya di garasi, dia segera masuk ke rumah.

Waktu istirahatnya sangat terganggu dengan adanya pekerjaan kantor yang semakin hari semakin menumpuk. Bahkan malam harinya juga direnggut jatah lembur yang sudah berlangsung sejak beberapa minggu yang lalu.

Eca berjalan ke kamar kedua orangtuanya. Mendapati papa dan mamanya sudah pulas, Eca kembali menutup pintu kamar.

Dia beranjak memeriksa ke dalam kamar Aya, tapi ternyata masih kosong.

The Best Man Ever!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang