🌸 57 🌸

2.4K 138 16
                                    

Sakura berdecak pelan. Hari ini untung saja ia bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu hingga ia tak usah susah payah untuk lembur. Dan untungnya ia membawa payung karena prediksi cuaca hari ini di berita tadi pagi terbukti benar. Sekarang sedang hujan. Dan untung saja sudah mereda karena ini sudah berlangsung selama satu jam lamanya.

Sakura membuka payungnya, mengeratkan mantel yang dipakainya lalu berjalan pelan. Sepertinya malam ini ia akan pulang jalan kaki. Lagipula sudah lama juga ia tidak pulang dengan berjalan kaki 'kan? Apalagi sambil berjalan dibawah hujan seperti ini.

Kepalanya menengadah, ia menatap ke langit yang gelap.

Kira-kira, dia sedang apa ya disana? Aku merindukanmu ... kapan kau kembali?

Sakura tersenyum sambil terus melanjutkan jalannya. Hujan selalu mendatangkan memori. Terkadang ia tidak suka ini, karena dalam cuaca seperti ini pria itu selalu datang di pikirannya dan membuat rasa rindunya lebih besar.

Ia berhenti. Lampu merah. Kakinya mengetuk-ngetuk aspal dibawahnya tidak sabar. Sampai ketika lampu hijau untuk pejalan kaki kembali menyala, tubuhnya berhenti ketika seseorang melewatinya di tengah jalan. Sakura langsung berbalik. Matanya melebar melihat punggung yang dikenalinya berjalan semakin menjauh. Ia menerobos orang-orang, berusaha mengejar orang yang melewatinya tadi.

Apa itu dia? Apa itu kau? Sasuke? Apa kau kembali?!

Langkahnya tergesa. Sakura mengigit pelan bibirnya ketika ia berhasil mengejar orang itu, dengan ragu ia meraih tangan pria itu. "S-sasuke-kun?" Dan matanya melebar saat pria itu berbalik.

Dia ...

"Maaf?"

bukan Sasuke ...

Sakura melepaskan genggaman tangannya, membungkuk, meminta maaf kalau ia salah orang. Air mata berkumpul di pelupuk matanya. Ia berjongkok. Tangisannya pecah. Kenapa ia harus berharap? Sampai kapan ia harus berharap kalau siapa tahu pria itu akan kembali padanya?

Bodoh! Bodoh sekali aku berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi!

Sakura merutuki dirinya dalam hati. Air matanya tak mau berhenti meski ia sudah menyekanya berkali-kali. Beruntung tak banyak orang yang melewatinya saat ini. Entah kenapa tiba-tiba jalanan ini sepi. Tapi baguslah, ia tak perlu merasa malu karena menangis ditengah jalan saat ini.

Sakura membenamkan kepalanya dilipatan tangan diatas lutut. Tangisannya semakin mengeras. Dadanya terasa sesak. Ia sudah berusaha menahan rasa ini selama empat tahun, kenapa harus meluap sekarang? Ia merindukan pria itu. Sangat merindukannya.

"Kau dimana? Kenapa tidak kembali?" tanyanya pelan disela-sela isakan tangisnya.

Ia menengadah ketika merasakan hawa kehadiran seseorang didepannya. Tapi ia tak bisa melihat siapa itu karena terhalang oleh payungnya. Siapa?

Orang dihadapannya berjongkok, menyamakan tingginya dengan dirinya. Matanya yang buram karena air mata tak bisa melihat dengan jelas siapa orang dihadapannya, sampai orang itu mengusap pelan matanya yang basah lalu berkata,

"Kenapa menangis?"

.

.:0o0:.

.

Aku pertama bertemu denganmu dibawah hujan saat baju putihmu telah basah kuyup olehnya

Aku berpisah denganmu saat hujan kembali turun menyapa bumi

.

.:0o0:.

.

"Sa ... suke-kun?"

Sasuke tersenyum hangat. Kembali mengusap pelan air mata yang dengan bebasnya turun melalui pipi gadis itu. "Kenapa menangis? Kau jelek saat menangis" katanya setengah bercanda.

Tapi itu malah membuat tangisannya semakin pecah. "Kau ... kembali?" tanyanya, serak. "Kenapa kau kembali?"

.

.:0o0:.

.

Aku bertemu kembali denganmu saat hujan reda menyisakan dinginnya air dan udara yang telah mengguyur kota

.

.:0o0:.

.

"Hn. Aku kembali. Apa aku tidak boleh kembali?" Sasuke mendekat, mengecup pelan sebelah mata gadis itu. "Tentu saja karena aku merindukanmu ... apa kau tidak merindukanku?"

"Bodoh! Aku merindukanmu! Kenapa kau pergi begitu saja meninggalkanku?!" serunya, masih terisak.

Hujan reda. Sasuke melepaskan payungnya, membawa gadis dihadapannya ke dalam pelukannya. "Maafkan aku. Aku terlalu pengecut. Maafkan aku, Sakura ..." ucapnya lirih.

Sakura membalas pelukan pria itu erat. "Jangan pernah pergi meninggalkanku lagi, Sasuke-kun ... kumohon ... Aku tidak akan sanggup jika kau melalukannya lagi ..."

Sasuke mengangguk. "Tidak akan. Aku janji."

.

.:0o0:.

.

Kau meninggalkanku saat hujan juga tak menyapa saat itu

Kini, dibawah hujan, aku kembali bertemu lagi denganmu untuk yang kedua kali ...

Terima kasih, sudah kembali ...

Aku mencintaimu, Sasuke ...

Sakura Haruno

.

.:0o0:.

.

A/N:

Yey! Akhirnya beres hahaha
Cerita random yang tadinya gatau mau jadi apa kedepannya akhirnya selesai juga~~

Sebenernya aku bikin beberapa opsi buat endingnya. Ada tiga file -abisnya bingung banget kalo uda mau end tuh:( - dan bicoz kebanyakan dari kalyan pengen hepi end jadi aku gajadi misahin mereka hehehe -lagipula sebenernya aku jg pengen hepi end sih hehe kasian Saku kitati teros :(

Yaaaa pokoknya Ours selesai sampai disini!
Makasih banyak buat para readers semua yang uda ngikutin, komen, vote dan ga jadi silent reader! Hehe ayo dong kalian keluar para silent reader ah :(

Kritik/Sarannya boleh bgt dikomen ya! Karena aku jg belum bagus-bagus banget nulis hehe apalagi bagian ending yg suka bingung mau gimana:(

See you on the next story! 😋✨🌸


-Nona Xerry-

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang