10-love-

270 38 5
                                    

Selamat membaca bagi para readers baru dan readers lama. Semoga kalian suka cerita ini
-
-
Terima kasih yang sudah memberi vote ☆.
-
-
Menerima kritik dan saran. Dan jika ada yang ingin ditanyakan kolom komentar 💌 terbuka untuk semua, terima kasih.

SELAMAT MEMBACA🤗









Jennie tak bisa menahan air matanya lagi, kini air mata itu sudah bercampur dengan hujan.

Kenapa? Dia harus merasakan sakitnya jatuh cinta diawal dia merasakan jatuh cinta? Bahkan kisah cinta itu belum dimulai. Tapi sudah langsung diakhiri.

Jennie menangis tersedu sedu sambil  memegang ujung pagar rumah Hanbin.

****

"Kau mencintainya" ucap Inna sambil memandang punggung Hanbin. Iya Hanbin memunggungi Inna, karna dia fokus menatap keluar jendela diaman dia bisa melihat Jennie yang menangis tersedu sedu dibawah lebatnya hujan.

"Siapa bu? Tidak terjadi apa apa... aku tidak mencintai Jennie" ucap Hanbin sambil meneguk teh yang hangat yang dibuat oleh Inna.

Inna mendekat kearah putra satu satunya "kapan ibu menyebut Jennie?"

"Aku tidak mencintainya!" Tegas Hanbin. Inna menggengam tangan putranya.

"Aku ibumu kau tidak bisa berbohong padaku" ucapnya, Hanbin pun membalikan tubuhnya dan menatap Inna.

"Aku harus apa bu?" Tanyanya dengan nada bergetar "aku harus jujur padanya?" Tanya Hanbin.

"Meskipun tau semuanya ibu tak sanggup menerima kenyataanya... bagaimana dengan Jennie bu?" Tanya Hanbin lalu melepas genggaman tangan Inna dan berjalan mundur.

"Apa?.. aku harus berkata apa bu?" Tanya Hanbin dengan putus asa, dia benar benar kecewa dengan dirinya sendiri, kenapa semua ini harus terjadi? Tanyanya dalam hati. Jujur rasanya dia sangat ingin berlari kearah Jennie lalu memeluk gadis itu dengan erat namun....

"Bagaimana aku memberitahunya? Bahwa hati ini baru pertama kali mencintai seseorang" ucapnya sambil meenunjuk dadanya. Bahkan sekarang air matanya sudah menetes.

"Pertama kali aku bernafas untuk seseorang itu hiks.... pertama kali aku merasakan jatuh cinta..... aku tahu Jennie kuat dalam mencintai seseorang tetapi, hati ini benar benar lemah" ucap Hanbin sambil memggang dadanya, dia terus menahan air mata yang selalu ingin mengalir.

Inna menatap putranya dengan tatapn iba dia matanya sudah berkaca kaca dia benar benar takut dengan situasi ini.

"Bagaimana aku berikan hati yang lemah ini padanya bu?" Hanbin mengigit bibir bawahnya sejenak lalu melanjutkan ucapannya "bagaimana kalau aku beritahu bahwa gadis dalam Foto itu bukan istriku tatapi temanku... dokterku" Hanbin menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"Siang malam dia bekerja agar aku bisa lebih lama bertahan hidup"

Hanbin merutuki dirinya sendiri... oh tuhan kenapa ini harus terjadi?

"Aku.. aku sedang sekarat bu" ucapnya sambil terus menahan tangisnya sesekali dia menatap rumah disebrang rumahnya yang tak lain adalah rumah Jennie.

"Itu tidak benar" ucap Inna "itu tidak benar, Lisa bilang donor hati bisa terjadi... karna itu semuanya akan baik baik saja"

Hanbin menatap ibunya dengan tatapan sendu lalu mendekat keara ibunya, dia menghapus air mata yang menagalir di pipi ibunya.

"Aku tau bu aku tau, tapi.. siapa? Siapa orang yang rela memberikan hatinya untuk orang lain? Siapa bu siapa? Tidak ada seorang pun yang rela... apalagi jika hatinya itu bukan hanya miliknya tapi ada seseorang yang bergantung dihidupnya...." Hanbin menempelkan dahinya dan dahi ibunya..

"Hiks.. kumohon bu beritahu aku siapa yang rela?"

****

"Aku..." gumam Bobby.

"Iya aku rela melakukan apapun demi Jennie bahkan jika harus merelakan hidupku" lirihnya sambil menepuk dadanya dengan keras akibat kejadian tadi sore yang terus terputar dipikirannya.

"Jennie.... aku bahkan rela memberikan hidupku padamu aku rela hiks.."

Bobby menangis ya dia menangis... kenapa? Kenapa dihari ini banyak hati yang terluka dan air mata yang mengalir?

*****

Setelah masuk kedalam rumah Jennie langsung berlari kearah kamarnya dia membanting pintu cukup keras.

Dia menyandarkan dirinya dibalik pintu badannya merosot kelantai, dia memeluk lututnya lalu menangis tersedu sedu disana.....

"Aku... aku mencintaimu.... aku sangat mencintaimu....... Hanbin... kumohon ijinkan hati ini untuk mencintaimu walau hatimu bukan milikku"

****

Hanbin langsung masuk kemaranya dia menyandarkan dirinya dibalik pintu kamar, badannya merosot kelantai. Dia terduduk lemas lalu memandangi dinding rumahnya dimana disana terletak sebuah poto dirinya dan....






































Jennie, ya Hanbin menyimpan poto Jennie di kamarnya.

"Kenapa? Kenapa? Selama hidupku aku selalu lari dari cinta dan sekarang disaat cinta datang dalam hidupku, hidup ini malah ingin pergi meninggalkannya, kenapa?"

Hanbin memejamkan matanya "aku tidak mencintai Jennie aku tidak mencintai Jennie aku tidak mencintainya.... hikss"





Sorry ya kalo feel nya kurang dapet... masih belajar..

Kira - kira endingnya bakal happy or sad? Oke deh gini kalian pengen happy ending atau sad ending aku bakal ikutin deh saran dari kalian tapi kalo nggak yaa akuu bakall bikin endingnya bisa happy atau nungkin sad

I Love You J   [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang