八 | Niana Keracunan

5.4K 971 289
                                    

"Lo mau ikut gue gak? makan di pujasera?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau ikut gue gak? makan di pujasera?"

"Gak, nda. Gue harus beres-beres. Mau pindah kosan,"

"Oh, ya udah. Gue duluan ya."

"Oke."

Secuil konversasi ringan antara gue dan teman gue yang bernama Manda di sore hari usai mata kuliah terakhir. Sesuai yang gue katakan padanya, gue  harus beres-beres pindah kosan hari ini. Alasannya simple, paksaan dari Cio yang terhormat dengan alasannya—memaksa gue menurutinya jika tidak gue akan jadi Ai di lapak sebelah. Alias bumil.

Usai memasukkan buku dan laptop ke dalam tas, gue bergegas keluar kelas. Gue rencananya pulang sendirian ke kosan mengingat gue sudah terbiasa sendiri. Tidak. Maksudnya gue tidak menghubungi Cio untuk minta jemput seperti yang ia tawarkan kemarin. Gue masih canggung menganggap dia pacar gue. Lebih tepatnya simpanan. Gue masih belum bisa menerima dia sepenuhnya di dalam hati.

Miris banget gue di usia kedua puluh tahun ini kisah cinta pertama gue adalah menjadi simpanan orang. Hng.

"Ai!"

Gue buru-buru menoleh kala seseorang memanggil gue. Gue menemukan pak Bagas jalan agak tergesa menuju tangga yang saat ini gue pijaki. Beliau tersenyum menunjukkan giginya sampai matanya menyipit. Dengan kemeja biru muda bergaris-garis yang terdapat motif flora navy di bagian lengannya. Dipadu celana hitam dan tas selempang di bahunya. Pak Bagas ganteng sekali.

Pak Bagas emang sengaja membuat gue semakin berharap nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Bagas emang sengaja membuat gue semakin berharap nih.

"Ya pak?" tanya gue seraya lanjut menapaki anak tangga satu per satu. Diikuti pak Bagas juga.

"Pulang sama siapa?" Pak Bagas malah balik tanya.

"Sendiri, pak."

"Bareng yuk. Sekalian makan gimana?  Makan di warung bakso pak Gatot?" tawar pak Bagas. Mana sambil senyum lagi. Membuat gue hampir oleng dan salah injak anak tangga. Gue nyaris terjerembab dari tangga lantai dua gara-gara ajakan pak Bagas. Untungnya tadi tangan gue sempat ditarik olehnya.

"Maaf kalau ajakan saya membuat kamu kaget, Ai," ujar beliau bersalah. Pak Bagas masih memegangi tangan gue, omong-omong.

"Iya pak. Gak apa. Tapi maaf. Saya harus ke kosan. Mau beres-beres."

Mizpah ✖ Kim Seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang