Lembang

6 0 0
                                    

"Assalamu'alaikum."

Dari kamar terlihat Nisa , Sinta, Rama, serta Rian sedang menungguku. Aku beranjak dari kamarku berjalan menuju mereka.

"Waalaikumsalam, gausah teriak-teriak juga kali, masih pagi." kataku sambil berlari menemui mereka.

"Hehehe maaf, tau sendiri lo kan yang paling lama kalo kemana-mana." Nisa mengeritkan dahinya sambil tersenyum.

"Yaudah ayo berangkat." ucap Rian.

Lelaki itu mengenakan jaket levis hitam dan celana jeans serta jam kesayangannya yang selalu ia pakai

"Ayo." aku berjalan menuju mobil Rian yang terparkir di depan gerbang rumahku.

Kami berangkat menuju lembang jam tujuh pagi. Aku sengaja menyarankan kepada mereka untuk berangkat lebih awal, agar tidak terjebak macet nantinya. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat perjalanan kami tidak begitu terasa. Baru saja kami menyanyikan beberapa lagu yang Rian putar di radio mobilnya, kami sudah sampai di villa yang nantinya akan kami tempati.

Aku sengaja membawa sedikit lebih banyak barang- barang serta pakaian, sebagai pengganti nanti, karena kita akan menginap nantinya di villa yang ada di sekitar sana, yang sebelumnya sudah dipesan oleh Rian dan Rama.

"Ayo turun." Rian menoleh ke belakang.

"Emang udah sampe?" kata Nisa yang masih asik menyanyikan lagu.

"Udah." Rama membuka dari mobil.

"Nih villa yang nanti bakal kita tempatin." Rama mendongak kearah kami bertiga.

"Lo yang bayarin kan." Goda Nisa.

"Enak aja." Rama menoleh ke arah nisa.

"Yaudah ayo masuk, panas nih." ucapku sambil mengipas-ngipasi tubuhku.

"Yaudah ayo." ucap Rian.

"Yang cowo tolong bawa barang- barang ya." Nisa menatap ke arah Rama dan Rian, lalu berlari menuju villa.

Setelah sampai di villa, kami berlima langsung menentukan kamar yang akan kami tempati. Aku, Nisa, dan Sinta memilih kamar di lantai atas, sementara Rian dan Rama di lantai bawah. Aku sengaja memilih kamar di lantai atas, karena langsung berhadapan dengan pemandangan yang indah di kota bandung khususnya di lembang.

Sinta dan Nisa masih sibuk dengan handphone nya. Entah apa yang mereka lihat di handphone. Mungkin artis-artis idola mereka yang semakin melonjak karirnya, ataupun berita-berita yang sedang viral saat ini. Ah sudahlah aku tidak mau memikirkan nya.

Aku keluar dari kamarku. Melihat sekitar villa yang di setiap temboknya di hiasi dengan lukisan yang indah. Ada satu lukisan yang membuatku terdiam saat melihat lukisan itu. Sepasang angsa yang saling mengaitkan lehernya satu sama lain hingga membentuk lambang hati. Aku mendekatinya. Menyentuh lukisan yang sudah sedikit berdebu ini, lalu mengambilnya. Ku letakkan kembali lukisan ini. Sesekali memandanginya. Apa aku bisa sama seperti sepasang angsa ini. Jika aku mempunyai pasangan. Saling kompak satu sama lain. Tidak ada keegoisan diantara keduanya. Seketika Rian datang mendekatiku yang terpaku pada lukisan itu.

" Hei." Rian menepuk pundakku. Aku hanya diam.

"Liatin apa sih?" tanyanya.

Aku hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Rian. Masih terpaku melihat lukisannya.

"Lukisannya bagus ya. Sepasang angsa yang mengaitkan lehernya hingga membentuk lambang hati. Mereka begitu kompak dalam mengaitkan lehernya, tidak ada keegoisan di antara keduanya." ucapku masih memandangi lukisannya. Belum sadar kalo Rian berada di sampingku.

Satu JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang