ENDING 'Special Day'

5K 468 36
                                    

-play music-

🌹🌹






Dirk menatap foto kedua orangtuanya yang terpajang indah di tembok ruang kerjanya, setitik air mata jatuh dari pelupuk matanya, yang langsung di hapus Dirk. Ia mencoba tegar, ia mencoba untuk tidak menangis di depan orangtuanya. Meskipun hanya di depan potret mereka.

"Maaf belum bisa menjadi yang seperti yang kalian minta, Mama, Papa. Dirk belum bisa melindungi Dios seperti yang di janjikan Dirk sewaktu dulu. Maaf belum bisa pulang ke Netherland, Dirk minta..." menarik nafas sejenak.

"Maaf."

Hari ini, hari yang begitu Spesial untuk dirinya. Dalam balutan Jas rapi Dirk mengambil sapu tangannya dan mulai menangis tersedu-sedu disana. "Aku harap, kalian datang.."

Suara ketukan sepatu terdengar dari arah belakang, semakin dekat lalu berhenti tepat di belakang Dirk. Sebuah tangan memegang bahu lebar Dirk yang masih turun naik karena tangisnya. Dios kemudian mengambil tempat di sisi Dirk, memeluk lelaki itu dengan sayang.

"Danke, Mama, Papa dan Kakek. Hari ini Kakak mau menikah dengan Perempuan yang ia sangat cintai. Aku sebagai pengiring pengantin laki-lakinya, aku dan kakak berharap kalian datang melihat hari penting ini. Cucu dan cicit kalian sudah lahir, Pah, Kek. Mereka kembar dan tampan seperti kakak. Mereka Hans dan Isaac."

Tangis Dirk berkurang, tapi ia sesegukan. Kepalanya menunduk, menggigit bibirnya menahan isakan yang ingin keluar, karena tidak kuat Dirk langsung memeluk erat Dios dan mereka menangis bersama.

Kilasan percakapan masa lalu, terulang lagi. Antara keluarga Euginius.

"Saat kakak Dirk menikah nanti, Dios mau jadi pengiring pengantin lelakinya!" Ujar Dios yang berusia 15 tahun dengan semangat.

Sedangkan Hans dan Defras kakek Dirk hanya tertawa saja, si kakak menampilkan wajah malas. "Ayolah. Kakak baru 17 tahun Dios, belum mau menikah."

"Itu hanya harapan adikmu Dirk, tentu saja selain Dios, Ayah dan Kakek juga akan menjadi pengiring pengantin untuk kakakmu. Pada hari itu Ayah akan sangat bahagia, melihat satu putra Ayah sudah menemukan cinta sejatinya. Lalu Ayah akan menangis, karena Ayah akan menjadi seorang Kakek."

"Ayaaahhh..." rengek Dirk manja. Sang Kakek terkekeh, memegang pundak cucunya.

"Waktu terus berjalan Dirk, kamulah penerus keluarga ini. Jaga adikmu baik-baik, temukanlah cinta sejatimu, dan ceritakan pada dunia, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini."

"Maksud kakek?" Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. "Nanti kamu juga mengetahuinya." Jawab Defras.

--

Suara lonceng Gereja berbunyi nyaring, pintu besar Gereja Katedral Santo Petrus di buka lebar-lebar. Tepat pukul 08:35, semua tamu undangan berdiri ketika sang mempelai wanita mulai berjalan memasuki Gereja. Vira di gandeng sang Papa yang masih saja mengusap air matanya dengan sapu tangan, berusaha untuk tidak mengacaukan hari penting ini.

Ia masih tidak percaya, puteri kecilnya kini sudah dewasa dan akan menikah. Vero terus menitikan air mata, sang anak melirik Papanya sebentar lalu menenangkannya dengan mengelus-ngelus lengan Vero.

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang