5.awal pendekatan:((

111 13 0
                                    

Setelah teman-teman Yuli menceritakan akan hal apa yang tidak Yuli ketahui sebelumnya, Yuli langsung meninggalkan Mereka, dan berlari menuju kelas untuk menemui Lena.

****

"Len..."panggil Yuli.

"Hm."gumamnya dengan mendongakan kepalanya menatap Yuli.

"Maafin aku."ucap Yuli dengan air mata yang siap mengalir.

"Anda pasti sudah tahu semuanya?"tanyanya, Dan kembali memfokuskan dirinya pada novel yang sedari tadi sedang ia baca.

"Iyaa... aku nggak tahu akan hal ini sebelumnya Len."dengan air mata yang akhirnya lolos tanpa aba-aba membanjiri pipi Yuli.

"Nggak papa, lanjutin aja kalo semuanya bisa buat Raga bahagia, saya ikhlas bahkan lebih dari kata ikhlas."ucapnya masih dengan wajah datar.

"Nggak, aku siap mundur kok lagian semuanya belum sampai sejauh Kamu sama Dia sebelumnya."lanjut Yuli pada Lena.

"Justru Saya lebih senang melihat anda melakukan hal itu untuknya, karena Saya percaya anda bisa membuatnya kembali, karena hanya sedang bersama anda Raga seolah olah sedang kembali pada sikap terdahulunya."ucapnya dengan memandang lekat mata Yuli meminta bantuan.

"Jadi?"tanya Yuli masih dengan isak tangis dan penyesalannya.

"lakuin semua itu demi Saya, bisa?"tanya Lena dengan serius.

"Tapi...Len...."ucap Yuli menggantung.

"Sudah lah, Anda cuma ingin membicarakan itu kan? Dan Saya sudah menjawab atas apa yang Anda tanyakan, Maaf saya sedang sibuk."ucapnya seolah olah mengusir Yuli.

"Baiklah, Semuanya hanya demi kamu yaa Len."lanjut Yuli yang hanya di angguki oleh Lena.

****

Setelah tiga hari yang lalu Yuli beserta sahabat-sahabatnya dan juga Lena membicarakan akan hal-hal yang membuatnya syok, akhirnya Yuli kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang mendekati Raga demi kesembuhan Raga.

"Hay...Ga."sapa Yuli pada Raga.

Yaa...Memang selama Yuli sudah dekat dengan Raga, Raga lah yang selalu menjemputnya di pagi hari hanya untuk memastikan Yuli selamat sampai sekolah. Lebay!!

Dasar Raga, bukan dia namanya kalo nggak posesiv, kadang Yuli sempat iri bagaimana dulu Lena di perhatikan oleh seorang Raga, tapi secepatnya Yuli selalu menjauhi fikiran-fikiran itu.

"Hay..."tanya Raga menyadarkan lamunan Yuli. "Gimana? Ayo berangkat."tanya Raga.

"Ohh iyaa ayo, Aku udah izin tadi sama Bunda, Jadi langsung berangkat aja."jawab Yuli.

"Ya udah ayo,"ajaknya melirik jok belakang motor, yang sudah Yuli pahami apa maksudnya, Yuli pun langsung bergegas menaiki jok motor Raga sebelum benar-benar terlambat.

Sesampainya di sekolah.

"Makasih ya Ga."ucap Yuli setelah turun dari motornya.

"Paan sih Yul, kok makasih inimah udah jadi kewajiban Aku kali."jawabnya.

"Iyaa deh iyaa."keukeuh Yuli.

Setelah akhirnya Yuli menyadari, ada Lena di pojok koridor sembari tersenyum pada nya, memang selama ini ia yang selalu memerintah kan Yuli maju, ketika Yuli sempat berfikir ingin mundur dari tugas nya untuk menyembuhkan Raga, karena tak ingin menyakiti hatinya lebih dalam.

Akhirnya Yuli pun membalas senyum Lena.

"Hay!!! Yul, Ga."sapa Anis.

"Udah lama sampe Yul?"tanya Mona.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang