Ketika sudah sampai di villa, terlihat Rama di halaman villa sedang mencari kayu bakar.
Kami memang sudah sepakat jika nanti malam membuat api unggun di sekitar halaman villa. Nisa yang menyarankan. Katanya biar kaya perkemahan gitu.
"Semangat nyarinya." kataku meledek.
"Jalan-jalan terus, sini bantuin nyarinya." saut Rama.
"Masa cewe yang suruh nyari." kataku.
"Bukan lo, tapi nih si Rian." Kata Rama sambil mengusap keringat yang ada di keningnya.
Rian hanya tertawa.
"Iya-iya sini-sini, kasian." kata Rian meledek Rama.
Aku ketawa, lalu masuk ke dalam villa. Di dalam kamar Sinta dan Nisa masih sibuk bermain handphone nya.
"Hmm yang abis jalan sama calon pacar, seneng amat kayanya, Darimana aja lo?" tanya Nisa serius seperti seorang detektif.
"Dari lautan, terus ke samudera, sampai akhirnya ke pelabuhan." kataku.
Sinta dan Nisa memperhatikan ku seperti orang kebingungan. Aku hanya tertawa melihatnya.
"Wah sakit nih anak." kata Sinta.
"Oiya lu mau tau ga?" kata Nisa serius.
"Apaan? " tanyaku.
"Lu tau ga, lukisan angsa yang lu dapet di kasih sama pemilik villa ini, siapa yang gambar?"
Aku diam. Bagaimana Nisa bisa tau kalo aku dapat lukisan dari sini. Tapi aku pura-pura tidak tau agar mengetahui apa yang dia maksud.
"Lukisan mana?" kataku pura-pura tidak tau.
"Udah jujur aja lo dapet lukisan kan?"
Aku tidak bisa mengelak, akhirnya aku jujur kalo aku dapat lukisan dari pemilik villa ini.
"Pemilik villa ini" kataku.
"Sebenernya yang lukis lukisan itu bukan pemilik villa ini." kata Nisa, membuatku semakin bingung.
"Terus siapa?" tanyaku.
"Rian."
"Hah?"
Sepintas aku kaget mendengar ucapan Nisa bahwa Rian yang melukis lukisan itu.
"Kok bisa?" tanyaku.
"Kata Rama sebelum dia booking villa sama Rian, Rian bilang sama dia katanya Rian mau melukis, nanti lukisannya di pajang di dinding villa, gatau buat apaan."
Aku diam.
"Kayanya dia suka sama lo Dan, Rama pernah bilang ke gue katanya Rian suka nanya-nanya tentang lo. Kata Rama lo suka gambar-gambar yang romantis, yang lucu." kata Nisa meyakinkan ku.
Aku diam.
"Katanya sih di balik lukisan itu ada puisinya." Nisa langsung pergi meninggalkan ku setelah mengatakan itu.
"Acieee." ledek Sinta yang masih sibuk dengan handphone nya. Aku hanya diam.
Aku langsung mengambil lukisan angsa yang diberikannya tadi pagi di tas ku. Ternyata benar. Ada sebuah puisi di balik lukisan itu
Cerita
Aku tidak pandai merayu.
Aku juga tidak pandai romantis.
Tapi aku pandai bercerita.
Entah cerita seneng atau sedih.Kau tinggal pilih diantaranya.
Jika kau pilih cerita senang.
Habiskan cerita itu bersamaku
Tapi jika kau pilih cerita sedih.
Jangan habiskan cerita itu.
Tunggu sampai aku bisa membuatmu senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Jarak
RomanceRian murid pindahan baru, sekaligus laki-laki yang berani mendekati Dania. Perempuan cantik, namun pendiam. Membuat semua laki-laki di sekolahnya ragu untuk mendekatinya. Dengan usaha dan cara yang selalu membuat Dania senang. Apakah Rian berhasil...