Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Hay hay hay !🤗
Readers Sayang😘, I'm come back !
Up lagi nich,,, sok atuh dibaca ,,,***
Apa yang terucap dalam mulutmu membuat rasa ini muncul tanpa terdefinisi.
Bolehkah ku memintamu tuk sekedar diam? Karena ku tak sanggup mengerti perasaan yang ku alami kecuali detak jantung yang berpacu lebih cepat._______________+++_______________
"Udah selesai. Digituin aja kamu udah gemetar apa lagi aku ci... gak jadi deh." Astagfirullah dia bilang apa ? Gak baik buat jantungku deket-deket dengan dia. Lebih baik kututup telingaku aja pake tangan. Gak sanggup aku ! Lambaikan tangan didepan kamera. Heh aku kagak kuat lagi !
Aku masih diam membeku, hingga sebuah suara mengintrupsiku.
"Bilqis? Kenapa?" Aku tersadar dari ketidaksadaranku. Ku lihat sekelilingku, semuanya sudah duduk dikursinya masing-masing dan tinggal aku yang terdiam bego berdiri disamping mejaku. Aku segera duduk sebelum tatapan mata semua penghuni kelas menghakimi ku dalam diam "Gak papa Bu."
Aku kemudian menoleh kesumber penyebab begoku. Siapa lagi kalau bukan Muhammad Dirga Malik, murid baru 15 menit lalu yang langsung menjadi most wanted.
Terlihat dia tersenyum smirk kepadaku, ingin sekali aku mencakar-cakar wajahnya. Aku picek-picek dia dan aku lempar dia ke rawa-rawa. Huh,,, nyebelin banget sih mukanya.
Dari pada emosiku semakin memuncak, aku memilih untuk menyimak pembahasan soal tadi dengan penuh hikmat. Lagi-lagi aku menggerutu tak jelas, kenapa coba kelapa jatuh dipermasalahkan, bola menggelinding dipermasalahkan. Apa hidupnya terlalu gabut ? Hingga hal-hal kecil pun dipermasalahkan. Tak mau ambil pusing dengan semuanya, seperti biasa aku manggut-manggut sendiri seolah aku mengetahui yang sebenarnya tidak sama sekali.
Bosen dengan hal didepan, pikiran ku melayang buana. Menelisik hidupku selama ini. Masih sama, dengan kecuekkanku yang tingkat akut. Susah untuk kurubah, sungguh sulit ya walau pasti bisa dirubah kalau ada niat. Justru niat itu yang susah.
Namun sepertinya kini akan mulai berubah. Tidak akan setenang dulu. Semenjak ada kehadiran Dirga, ya dia. Huh dia dia dia, aku sangat benci dia sangat sangat sangat.
"Bilqis!"
"Ya Bu."
"Ngelamunin apa? Coba kerjakan soal didepan."
Tidak! Mati aku! aku menepuk keningku. Mendadak pening kepalaku melihat tulisan dipapan tulis. "Ee... Bu kepalaku sakit."alibiku sambil memegang perutku dan membungkuk.
Bu Mira memicingkan mata kepadaku, mungkin dia sedang berfikir. "Yang sakit kepalamu kenapa perutmu yang dipegang? Udah jangan alasan, Cepat ! kerjain soal didepan!"
"Hehe iya Bu lupa, efek sakit kepala cenat-cenut Bu, jadi salah tafsir deh." "Alasan saja cepat maju kerjain soal didepan." Aku masih stay berada dikursiku, antara maju didepan dipermalukan atau tetap stay dikursi dengan kemarahan Bu Mira. Sedang berfikir keras eeh.. "Sekarang!!" dibentak. Oke kalau sudah begini, aku pasrah semoga otakku bisa diajak kompromi untuk saat ini.
Aku berjalan menuju papan tulis dengan hati gundah gulana. Bagaimana tidak bahkan aku paham soalnya saja tidak. Gimana aku bisa menyelesaikan soalnya coba. Dag dig dug, gendang ditabuhi, dag dig dug hatiku menunggu aku dinikahi eeee.. calon aja kagak punya.😑
Aku diam mengingat apa saja rumus yang masih terikat diotakku. Ku tulis .....
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu. Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu. Takkan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu. Kan teramat panjang puisi 'tuk menyuratkan cinta ini melewati
Papan tulis didepanku. Apadah aku ini.
Tak menyangka ternyata otak ku dapat bekerja juga. Tertulis penyelesaian soal dipapan tulis lengkap dengan rumusnya. Ternyata diluar dugaan tanpa aku menulis dan menyentuh papan tulis, semuanya telah terselesaikan dalam waktu tak lebih dari 3 menit. Seperti mempunyai tenaga dalam saja aku.
"Ehemmm,,," terdengar sorak-sorak menyeruak melewati gendang telingaku.
Tunggu tunggu ! Oh Tidack ! Kumenoleh kekanan tepat memandang wajah seseorang sedang menulis rumus dan menyelesaikan soalnya dipapan tulis. Aku mengedipkan mata berulang kali untuk memastikan sesuatu. Dan ternyata tenaga dalam itu hanya ilusi semata.
Tidak nyaman dengan posisi, aku segera menjauh darinya. Badanku langsung bergetar, keringat dingin pun mulai bercucuran. Aku berusaha bertingkah senormal mungkin walau berbanding terbalik dengan kondisi hati dan jiwa ku.
"Gercep cuy."
"Pepet terus"
"Cuhuy,, aye aye."
"Pajak pajak."
"Gak usah didengerin" bisiknya tepat ditelingaku. Aku meremang tak karuan. Dirga kemudian berlalu menuju bangkunya dan tersenyum smirk kearahku.
What the fuck. Gila kenapa setelah membuat aku gemeteran dia selalu tersenyum smirk kearahku. Pengen ku tarik bibirnya ku potong dan ku lempar ke IPAL. Astagfirullah,,, istighfar Bilqis.
"Kok gak digandeng pacarnya." Celetuk temanku Bimo, dasar Bimo nyari gara-gara mulu pengen gue lelepin disungai yang ada ikan piranhanya biar dimakan sama ikan sampe abis.
"Lupa,," Dirga kembali menuju dimana aku masih berdiri. Dan sekarang dengan tanpa malunya dia mengandeng lenganku menuju kursiku. Aku hanya pasrah dengan mengikuti kemauannya, aku masih belum sadar dengan semuanya.
Shock hingga suara sorakan itu tak lagi terdengar oleh telingaku.Gelap !
***
Gimana nih ceritanya ?
Php in nih ea.🤔 Emmm...
Nantikan part selanjutnya !😄
Makin seru nih ceritanya,,
😎Ya pastilah,,Siapa dulu penulisnya. Hhaa,,, plakkk! 😒
Maaf'keun author yang sok pd ini, oh iya jangan lupa vote n comment'a cuyy 😅Ya udah segitu aja deh..
Bye bye bye ,,
Berjumpa lagi di next part ! 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia (End)
Ficção AdolescenteANDROPHOBIA Satu jenis pobhia yg ada didunia. Phobia ini unik, karena penyababnya mungkin tak masuk akal. Banyak diderita oleh kebanyakan perempuan. Androphobia itu phobia terhadap makhluk Tuhan yg berjeniskan laki-laki. Aneh bukan ? Kadang yang kit...