-3-

11 0 0
                                    

Mereka masuk ke dalam kafe yang  bernama Kafe Starlight, Giana duduk di sebelah Larissa dan Neysha yang berada di depan Giana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka masuk ke dalam kafe yang bernama Kafe Starlight, Giana duduk di sebelah Larissa dan Neysha yang berada di depan Giana

Giana terkekeh karena Neysha menariknya untuk pindah ke sebelahnya, Lalu kemudian Giana membuka hpnya dan membuka notifikasi yang sangat banyak

Terutama dari wakil osisnya yaitu Fika, Giana sedang nggak niat untuk membalasnya sehingga ia mengabaikan hal tersebut dan menyimpan hpnya di atas meja

Ia dikagetkan dengan Rajendra yang duduk disebelahnya sehingga membuat jantung Giana berdebar dengan sangat cepat

"Hai" Sapaan singkat Rajendra mampu membuat Giana tegang dan melirik ke arah Neysha namun Neysha tidak sedikit pun melihat ke arah nya karena sedang berbincang dengan Nayandra

"Hai juga" Giana menyapa Rajendra dengan sedikit gugup jujur jantungnya seakan ingin meledak

Giana mengalihkan perhatiannya ke arah Neysha yang hpnya berbunyi dan meninggalkan mereka semua, Giana bisa melihat muka kesalnya Neysha. Seketika ia tersadar bagaimana caranya ia pulang?

"Neyshaa" Giana memanggil Neysha namun Neysha sudah tidak terlihat lagi dan dengan tatapan tidak percaya ia mulai mengetik di hpnya

Neysha sama sekali tidak membaca pesannya Giana hanya bisa meratapi nasibnya

Makanan datang dan mereka pun mulai makan dan berbincang satu sama lain, Giana tampak tidak bisa memakan makanannya karena makanan tersebut adalah Udang dan Giana tidak bisa memakan makanan udang-udangan

Rajendra sadar sedari tadi Giana yang disebelahnya belum sama sekali menyentuh makanan

"Gi kenapa? Nggak suka?" Giana menatap ke arah Rajendra dan akhirnya hanya memilih diam

"gw alergi udang" Rajendra ber oh ria dan menukar piringnya dan piring Giana

"Makanan gw nasi goreng nggak ada udangnya kok, baru gw makan dikit doang tadi" Giana tampak menahan senyumnya

"Nggak usah, ini kan makanan lo masa dituker sama gw" Rajendra hanya terkekeh dan memakan makanan Giana masih dengan senyumannya

Giana menyerah dan memakan nasi goreng tersebut, jujur berada di dekat Rajendra dirinya merasa menjadi lebih nyaman

Larissa yang sedari tadi memerhatikan interaksi Giana dan Rajendra hanya bisa ikut senang, ia senang jika sahabatnya bisa jadi lebih bahagia

"So sweet banget" Rajendra dan Giana mengalihkan pandangannya ke arah Nayandra

"Kenapa Nay?" Rajendra hanya menaikan satu alisnya

"Nggak cuman iri aja, bisa so sweet banget kalian" Giana memilih untuk melanjutkan makannya

"Lo mau juga? Minta lah sama yang disebelah lo" Chacha yang berada di sebelah Nayandra menatap tajam ke arah Rajendra

"Bang Jen apaan sih?" Nayandra tampak tidak suka dan menarik jaketnya yang berada di kursi dan pergi dari kafe tersebut

Seketika suasana disana jadi canggung, Giana menatap ke arah Rajendra ia merasa ada yang tidak beres

"Rajendra, kita butuh bicara" Suara Chacha mampu membuat Rajendra berdiri dan mengikuti Chacha ke arah luar kafe

Giana tampak penasaran dan izin untuk menelfon, Giana bersembunyi di belakang mobil dan dengan jelas ia bisa mendengar percakapan mereka

Namun kemudian Giana merasa bodoh untuk apa ia melakukan ini? Yaudahlah ya udah terlanjur juga

"Jangan kayak tadi dong Jen" Giana bisa mendengar suara Chacha

"kenapa sih Cha? Gw kan ngedukung lo sama Nayandra salah?" Giana fokus mendengarkan

"Salah, hal kayak gitu malah ngebuat Nayandra malah ngejauh dari gw"

"Gw cuman nggak mau Nayandra sama Neysha, nggak sudi gw" Giana tercekat saat mendengar nama sahabatnya disebut

"Kenapa?"

"Nanti juga lo bakal tau" Giana bisa melihat Rajendra yang berjalan masuk kembali ke kafe meninggalkan Chacha yang masih berfikir

Chacha kemudian ikut masuk ke dalam kafe, Giana segera kembali juga ke dalam kafe dan berakting seolah tidak mendengar percakapan mereka

"Gi ayok pulang kebetulan gw udah mesen taksi" Giana mengangguk dan berdiri dari duduknya, namun tangannya di tarik oleh Rajendra

"Kenapa Jen?" Giana takut Rajendra tau kalo tadi dia menguping pembicaraannya

"Bareng gw aja ya, gw pengen tau rumah lo" Giana tampak berfikir lama kemudian akhirnya mengangguk

---

Giana turun dari motor Rajendra dan terkejut saat melihat Arion dan Gavin yang sedang berdebat di depan rumah Giana

Rajendra bahkan menatap ke arah Giana dengan tanya, yang dijawab angkat bahu oleh Giana

Giana mendekat ke arah keduanya

"Kalian ngapain?" Arion dan Gavin menatap Giana dan mengalihkan pandangan mereka ke Rajendra

"Cuman ngasih ini" Gavin dan Arion bersamaan memberi kotak yang lumayan besar, Rajendra bahkan melihat ke arah keduanya dengan heran

"Is this called triangle love?" Giana menengok ke arah Rajendra yang sudah berada disebelahnya

"Terus? ada yang salah?" Gavin bertanya kepada Rajendra dengan nada sarkastiknya

"Nggakk, cuman feeling kinda weird" Giana menghela nafas dan mendorong kedua kotak tersebut

"Buang aja, gw udah nggak mau nerima pemberian apapun dari kalian" Giana mengucapkan hal tersebut dengan datar, Arion yang tidak terima langsung menarik tangan Giana dengan kasar

"Kenapa sih Gi lo selalu gini, setidaknya lo harus bisa menghargai" Giana terlihat merintih kesakitan, Rajendra menarik Giana kebelakangnya

"Lo siapanya? Pacarnya? Belum jadi apa-apa nya aja udah kasar giman nanti" Giana terlihat menunduk tidak berani menatap Arion

"Yaudah gw bakal buang ini, duluan" Gavin tampak melempar kotak tersebut ke tong sampah dan pergi tanpa melihat ke arah Giana sedikit pun

Giana menyusul Gavin dan menatap punggung Gavin dnegan rasa bersalah

"Maafin gw Gavin tapi gw nggak bisa" 

Gavin memutar badannya ke arah Giana dan memeluk Giana

"I wishing you a happy ending love story" Gavin segera memakai helm nya dan segera pergi dari perkarangan rumah Giana

"Gimana Gi? Udah ngerasa bersalah belum?" Arion melewati Giana begitu saja dan masuk ke dalam mobilnya

"Arionn bukan gitu" Giana berteriak saat mobil Arion pergi dari depan rumahnya

Giana hanya menatap ke arah depan lurus dan kembali menatap Rajendra

"Maaf ya Jen harus ngeliat kayak tadi" Rajendra hanya tersenyum dan mendekat ke arah Giana

Giana tampak bingung saat Rajendra menghela nafas di depan Giana

"Nggak apa cuman" Giana menunggu kelanjutan perkataan Rajendra

"Kayaknya susah deh buat dapetin lo" Rajendra mengambil hp Giana dan ngesave kontaknya sebelum akhirnya pergi dari depan rumah Giana

Giana hanya bisa terdiam dan berfikir dengan keras, apa yang barusan terjadi

Setelah sadar Giana berteriakk

apakah perasaannya baru saja terbalaskan oleh Rajendra Matteo?

---

[2]RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang