Part 6

23 2 0
                                    

"Apa yang harus dilakukan ketika mengalami masa sulit dalam hidup?"
-Unknown-

Pagi hari telah datang, matahari yang lebih cerah dibandingkan kemarin. Namun, keadaan di dalam rumah tidaklah cerah. Saat Riana sudah memakai seragam SMA pendek yang roknya hanya sepanjang lutut dan lengan yang pendek dan dia sudah siap untuk berangkat sekolah, tapi Riana pergi ke dapur terlebih dahulu untuk minum atau makan sedikit karena semalaman dia tidak makan apapun. Di dapur ada Rini yang sedang membuatkan Green Tea untuk dirinya sendiri dan Ibu Maryam. Jika pada saat keadaan yang normal, Rini juga membuatkan Green Tea untuk Riana, namun kali ini tidak sedang terjadi, Rini sangatlah cuek kepada Riana yang berada di sampingnya, ia benar-benar enggan untuk melirik sedikitpun Riana.

"Neng Yana mau dibikinkan Green Tea juga?" Ucap Laila yang menawarkan kepada Riana dengan senyuman

"Nggak usah mbak, Saya minum air putih saja" Jawab Riana dengan menatap Rini yang tidak melihatnya, dia pun pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada siapapun yang ada di dalam rumah.

Rini melihat Riana yang berjalan keluar rumah dengan membawa dua cangkir Green Tea dinampan yang ada ditangannya. Rini sedikit ada rasa tidak tega ketika harus bersikap seperti itu kepada adiknya sendiri, tapi ia juga merasa sikapnya sudah tepat karena ini untuk memberikan pelajaran kepada Riana.

"Eh Neng Yana mau berangkat sekolah?" Tanya Pak Udin

"Iya pak, buruan ya berangkat, saya nggak mau telat lagi"

"Baik Neng" Ucap Pak Udin dengan membukakan pintu kursi belakang untuk Riana.

∆∆∆

Beberapa menit kemudian, Riana telah sampai di sekolah. Riana langsung membuka pintu mobil dan menutup pintunya dengan keras hingga membuat Pak Udin sedikit kaget, Riana berjalan dengan cukup cepat untuk menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas, Vania yang sudah berada di kelas duluan langsung mendekati Riana yang baru sampai di Pintu kelas, Vania langsung memeluk Riana.

"Gue turut berduka cita ya Na, Gue paham Lo pasti berat banget kehilangan Abah Lo" Ucap Vania yang matanya berkaca-kaca.

Riana hanya memasang muka tanpa ekspresi seperti orang yang berpikiran kosong ketika melihat Vania, Ia pun seperti mengabaikan Vania dan meninggalkannya untuk menuju ke tempat duduknya. Vania pun hanya menoleh ketika melihat Riana seperti itu.

"Ngeliat gue kok gitu amat si Yana" ucap Vania

Vania berjalan menghampiri Riana yg sedang duduk dan sedang memainkan ponselnya.

"Yan.." panggil Vania yg duduk disamping dan menghadap Riana. Namun, Riana mengabaikan Vania, hingga membuat Vania merasa Badmood dan memanyunkan bibirnya.

∆∆∆

Jam 9.45 menandakan waktunya untuk jam istirahat, Vania mengajak Riana ke Kantin.

"Yana, kita ke kantin yuk, haus nih" ajak Vania, Riana mengikuti ajakan Vania dan mereka berjalan beriringan menuju ke kantin. Saat berjalan menuju kantin, Riana dan Vania berpapasan dengan Tiyo. Tiyo memang satu sekolah dengan Riana namun berbeda jurusan. Tiyo yang berjalan dengan teman-temannya berhenti di hadapan Riana dan Vania membuat mereka berdua berhenti.

"Gue turut berduka cita ya, sorry gue cuma bisa ngedoain, Semoga Abahnya lo tenang disana ya"

"Udah ngomongnya?" Balas Riana dengan sedikit ketus

"Kok Lo sekarang gitu sama gue?" Tiyo heran dengan Riana yang seperti tidak peduli dengan dirinya, karena seperti biasanya Tiyo dan Riana memang akrab tapi kali ini berbeda. Riana langsung berjalan dan menarik Vania tanpa memperdulikan ataupun menjawab Tiyo. Tiyopun menoleh ke arah Riana yg sedang berjalan dengan muka yang sedikit masam dan mengernyitkan dahinya.

Setelah sampai di kantin, Vania langsung memesan makanan yang tersedia di kantin. Riana dan Vania duduk berhadapan sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang. Arbi dan teman-temannya pun datang ke kantin, seperti biasa Arbi datang bersama Fajar dan Zaky.

"Arbi, tuh ada Yana, samperin gih, hihi" Ucap Zaky yang sedikit meledek Arbi

"Iya tuh Bi samperin kan lu suka sama Yana" Fajar pun ikut-ikutan meledek

"Apaan sih kalian, siapa yang bilang kalau gue suka sama Yana" Jawab Arbi

"Lah pake ngelak segala lu, iya lu kagak bilang kalau lu suka sama Yana tapi dari mata lu keliatan kalau lu tuh suka Bi, ceilahhh" Ucap Zaky dengan sedikit tertawa.

"Ya udah lu serius nggak mau ikut gue? Gue mah mau nyamperin Vania" Lanjut Zaky

"Hah? Lu Deket sama Vania? Sejak kapan? Vania mau sama lu? Hahaha" jawab Fajar

"Apaan si jar, lu mah jahat emang, udahlah ribet ngurusin kalian mah" Zaky sambil berjalan meninggalkan Fajar dan Arbi.

Zaky memang sedang dekat dengan Vania lumayan lama, tapi teman Zaky yaitu Fajar dan Arbi tidak mengetahui begitupun dengan Yana yang juga tidak tahu, karena Zaky dan Vania sedikit menutupi hubungan keduanya. Zaky langsung duduk disamping Vania, hingga Vania tersenyum manis ke hadapan Zaky.

"Hai Van, boleh kan gue duduk disini" pinta Zaky sambil senyum gombal kepada Vania

"Boleh banget dong zak" Jawab Vania sambil menyenggolkan bahunya ke Zaky dan tersenyum. Riana hanya diam dan cukup heran. Zaky pun menyapa Riana yang berada di hadapannya "Hai Yana" Sapa Zaky dengan senyumannya.

Saat pesanan mereka telah datang,
"Tau nggak Yan kita kan lagi deket nih" tanpa perlu ditanya oleh Yana Zaky memang berniat memberi tahu kepada Riana.

"Oke terus?" Jawab Riana sambil mengaduk minumannya dengan sedotan. Vania menyikut yang mengenai perut Zaky membuat Zaky kesakitan yang membuat Zaky dan Vania bertatapan.

"Nggak usah ngomong kalau nggak ditanya" lirih Vania dengan muka yang sedikit jengkel.

"Sorry" lirih Zaky.

Sambil menikmati makanan Zaky dan Vania bercanda, tertawa, tanpa mengajak Riana untuk bergabung dengan asiknya candaan mereka. Sedangkan Riana hanya terdiam sambil melihat suasana keramaian di kantin

Dari kejauhan, dikeramaian para siswa yang berada di kantin, Arbi hanya terfokus pada satu wajah yang menurutnya indah.

Lebih Baik (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang